Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kisah Luqmanul Hakim dalam Dalil Shahih yang Penuh Kebijaksanaan
10 Oktober 2023 19:13 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kisah Luqmanul Hakim telah banyak disebutkan dalam Alquran, hadits, dan riwayat lain. Para ahli tafsir dan ahli sejarah menyebutkan bahwa Luqman hidup pada masa Nabi Dawud.
ADVERTISEMENT
Beberapa sumber juga mengatakan bahwa ia hidup di negeri Bani Israel dan merupakan keponakan dari Nabi Ayyub AS. Ia berprofesi sebagai penggembala domba, tukang kayu, penjahit, sekaligus seorang budak milik Bani al-Hashaas.
Mengutip buku Kisah Bapak dan Anak dalam Alquran susunan Adhil Mustafa (2007), ciri fisiknya adalah berkulit hitam dan berperawakan tinggi besar. Ia tinggal di wilayah Sudan yang masuk dalam kawasan negara Mesir.
Luqmanul Hakim diberikan kelebihan berupa kekuatan dan kebijaksanaan oleh Allah SWT. Apa kisah Luqmanul Hakim yang paling terkenal? Simak rangkuman ceritanya berikut ini.
Kisah Luqmanul Hakim
Nama Luqmanul Hakim diabadikan dalam Alquran pada Surat Luqman. Meski dikaruniai dengan kesalehan dan kebijaksanaan, Luqman tidak mendapat gelar kenabian.
ADVERTISEMENT
Luqman dikenal sebagai ayah yang senang memberikan nasihat kepada anaknya. Ada banyak kisah tentang kebijaksanaannya yang diabadikan dalam Alquran, hadits, dan sumber lain.
Dirangkum dari buku 100 Kisah Inspiratif Islami susunan Fitriani (2023), berikut contohnya yang bisa Anda simak:
Kisah 1
Luqman adalah seorang budak Habasyi yang berprofesi sebagai tukang kayu. Suatu hari, tuannya mengatakan sesuatu kepadanya, “Sembelihlah untuk kami domba ini.”
Tuannya lalu berkata, “Keluarkanlah dua anggota tubuh yang paling bagus dari domba tersebut.” Kemudian, ia keluarkan lidah dan hati dari domba tersebut.
Setelah selang beberapa waktu, tuannya kembali bertanya kepadanya, “Sembelihlah domba ini.” Kemudian, tuannya kembali berkata, “Keluarkan kedua bagian tubuh yang paling buruk dari domba tersebut.” Dia lalu mengeluarkan lidah dan hati domba tersebut.
ADVERTISEMENT
Menyaksikan sikapnya itu, tuannya berkata kepadanya, “Ketika aku perintahkan kamu untuk mengeluarkan dua organ tubuhnya yang paling bagus, kamu keluarkan lidah dan hatinya. Juga ketika aku perintahkan kamu untuk mengeluarkan dua organ tubuhnya yang paling buruk, kamu keluarkan juga lidah dan hatinya. Bagaimana ini bisa terjadi?”
Luqman menjawab, “Sesungguhnya jika keduanya baik, tidak ada organ tubuh lain yang lebih baik dari keduanya. Jika keduanya buruk, maka tidak ada organ tubuh lain yang lebih buruk dari keduanya.”
Kisah 2
Pada suatu hari, Luqmanul Hakim masuk ke dalam pasar dengan menaiki keledai. Saat itu, anaknya mengikutinya dari belakang. Melihat sikap Luqman itu, setengah orang pun berkata “Lihat orang tua yang tidak bertimbang rasa itu, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki.”
ADVERTISEMENT
Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai, Luqman pun turun dari keledainya. Lalu dibaringkanlah putranya di atas kedelai itu. Melihat hal tersebut, maka orang di pasar itu berkata, "Lihat orang tua berjalan kaki sedangkan dia enak menaiki kedelai, sungguh anak yang kurang beradab."
Mendengar kata-kata itu, Lugman pun ikut naik ke atas kedelai tersebut bersamaan dengan anaknya. Kemudian orang-orang berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor kedelai. Sungguh tersiksa kedelai itu."
Mendengar percakapan tersebut, Luqman dan anaknya pun turun dari kedelai itu. Lalu, terdengar lagi suara orang berkata, “Betapa bodohnya mereka. Keduanya berjalan kaki dan kedelainya tidak dinaiki sama sekali.”
Melihat kejadian tersebut, sepanjang jalan Luqmanul Hakim menasihati anaknya tentang sikap manusia dan tutur katanya. Peristiwa ini menandakan bahwa apapun yang kita lakukan tidak mungkin bisa menyenangkan semua orang.
ADVERTISEMENT
(MSD)