Konten dari Pengguna

Makna Idul Adha dalam Kehidupan Sehari-hari

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
9 Mei 2024 23:40 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Makna Idul Adha. Foto: Pexels/Chattrapal (Shitij) Singh
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Makna Idul Adha. Foto: Pexels/Chattrapal (Shitij) Singh
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang Muslim penting untuk mempelajari makna Idul Adha sebagai bentuk tauladan dari Nabi Ibrahim a.s. yang sangat taat dan tunduk kepada Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Hari Raya Iduladha bertepatan dengan pelaksanaan haji yang dilakukan oleh sebagian umat Muslim yang mampu secara ekonomi. Dikutip dari djkn.kemenkeu.go.id Iduladha dapat juga dinamakan Idul Nahr yang artinya adalah hari raya penyembelihan.
Ibadah ini untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim a.s. yaitu mengorbankan putranya Ismail kepada Allah Swt. Berkat kesabaran dan ketabahannya beliaupun diberi gelar kehormatan Khalilullah atau Al-Khalil yang artinya kekasih Allah.

Makna Idul Adha dalam Kehidupan

Ilustrasi Makna Idul Adha. Foto: Unsplash/Fauzan
Perayaan Hari Raya Iduladha sarat akan makna dan pesan simbolik sebagai pembelajaran di dalam kehidupan.
Selain sebagai upaya untuk menyingkirkan hal-hal buruk yang dapat menjauhkan umat Muslim kepada Allah Swt., berikut adalah makna Idul Adha dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dipelajari:
ADVERTISEMENT

Bersyukur dan Berterima Kasih Pada Allah Swt.

Salah satu makna utama dalam berkurban adalah sebagai bentuk ungkapan rasa syukur dan terima kasih pada Allah Swt. yang telah memberikan nikmat dan rezeki di dunia. Rasa syukur ini ditunjukkan dengan berbagi harta dan makanan berharga untuk sesama manusia.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Kautsar ayat satu dan dua sebagai berikut:
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ ۝١ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ ۝٢
Innâ a‘thainâkal-kautsar (1) Fa shalli lirabbika wan-ḫar (2).
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak. Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!”
Semua nikmat yang Allah Swt. berikan tidaklah sebanding dengan materi yang didapatkan dan amal yang dilakukan manusia di bumi.
Kenikmatan tersebut dapat berbentuk dalam banyak hal, seperti nikmat sehat, nikmat kehidupan yang layak, nikmat iman, nikmat salat, nikmat berkurban dan masih banyak lainnya.
ADVERTISEMENT

Cerminan Skala Prioritas dalam Kehidupan

Bagi semua umat beragama khususnya umat agama Islam, taat beribadah adalah skala prioritas yang paling utama dalam menjalani kehidupan.
Beribadah kepada Allah Swt. tidak hanya dilakukan hanya pada saat sedih atau merasa senang saja, namun juga dalam kondisi dan keadaan apapun setiap waktu.
Jika menilik kembali pada kisah Nabi Ibrahim a.s., sesungguhnya beliaupun tidak merasa senang ketika mendapat perintah dari Allah Swt. untuk menyembelih anaknya sendiri.
Namun karena kecintaan dan ketaatannya pada Dzat Yang Maha Pengasih, beliau mematuhinya.
Dikutip dari https://zakatsukses.org/ ada seorang ulama bernama Ibnu Qayyim Al Jauzy yang membagi cinta pada enam tingkatan. Tingkatan inilah yang menjadi skala prioritas mana yang harus dicintai paling utama dan paling akhir, tingkatan tersebut yaitu:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dengan mempelajari dan memahami tingkatan cinta tersebut, dapat disimpulkan bahwa Nabi Ibrahim a.s. mengetahui skala prioritas dalam hidupnya. Beliau rela untuk mengorbankan anaknya semata-mata karena cintanya kepada Allah Swt.

Tidak Pilih-pilih dalam Berbagi

Daging kurban yang disembelih tidak hanya dibagikan pada fakir miskin saja, namun dibagikan kepada yang berhak menerimanya yaitu:
ADVERTISEMENT

Tidak Setengah-setengah dalam Berbagi

Berkurban adalah hadiah yang diberikan oleh hamba atau umat kepada Allah Swt., maka dari itu harus memberikan yang terbaik. Hewan yang dijadikan sebagai kurban adalah hewan yang sehat, gemuk, tidak sakit, dan juga tidak cacat.
Kriteria dan ketentuan hewan yang dijadikan untuk kurban tercantum dalam Surat Edaran Menteri Agama Nomor SE 10 Tahun 2022 yaitu sebagai berikut:
ADVERTISEMENT

Berlaku Lemah Lembut pada Sesama Makhluk

Islam adalah agama Rahmatan Lil Alamin yang artinya rahmat bagi seluruh alam dan kasih sayang bagi semesta alam. Jadi maknanya adalah hadirnya agama islam membawa kedamaian dan kasih sayang baik bagi manusia maupun alam.
Dalam proses penyembelihan hewan kurban, Islam memerintahkan untuk menyayangi hewan dengan baik sesuai dengan hadis riwayat Ibnu Umar yang berbunyi:
“Rasulullah saw memerintahkan untuk mengasah pisau, tapi tanpa memperlihatkannya pada hewan.” (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah).
Saat menajamkan alat yang digunakan untuk menyembelih, maka tidak akan membuat hewan tersebut merasa sakit berkepanjangan.

Menghormati Orang Tua

Iduladha yang erat dengan kisah Nabi Ibrahim a.s. dapat dimaknai bahwa Ismail anaknya adalah seorang yang patuh dan mendengarkan perkataan Nabi selaku orang tuanya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu sebagai seorang Muslim wajib untuk mengikuti tauladan tersebut dengan berbakti dan taat pada orang tua dalam berbagai hal selama tidak bertentangan dengan norma dan syariat Islam.
Menghormati orang tua dapat dilakukan dengan cara membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah dengan ikhlas, menyayangi orang tua dan lain sebagainya.

Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah Swt.

Takwa merujuk pada kepercayaan akan adanya Allah Swt. membenarkannya, dan takut akan Allah. Takwa adalah melaksanakan segenap perintah Allah Swt. dan menjauhi segala larangan-Nya.
Tingkat ketakwaan seseorang dapat dilihat dari bagaimana ia peduli terhadap sesama makhluk. Dengan berkurban berarti ia ikhlas bahwa sebagian hartanya dibagikan kepada mereka yang memang membutuhkan.

Menjalin Silaturahmi

Hari Raya Iduladha adalah momen berharga yang dapat dijadikan sebagai penjalin silaturahmi kepada orang sekitar. Dapat berkumpul bersama keluarga, teman, kerabat, tetangga, dan orang-orang di lingkungan tempat tinggal.
ADVERTISEMENT
Hal ini sudah menjadi tradisi yang erat untuk tetap menjalin kerukunan dan silaturahmi.

Memupuk dan Meningkatkan Rasa Empati

Bagi orang yanag mampu, berkurban menjadi wajib dan tidak ada salahnya jika dilakukan.
Menyisihkan sebagian harta untuk dibagikan kepada sesama makhluk yang membutuhkan dapat memupuk dan meningkatkan rasa empati yang ada. Dengan begitu, seorang muslim dapat mengolah rasa yang dimiliki semua orang.

Pembersih Harta

Berkurban adalah bagian dari bentuk sedekah, sehingga dapat dikatakan menjadi salah satu cara pembersih harta bagi yang mengamalkannya.
Merayakan Hari Raya Iduladha dengan menyembelih sapi atau kambing membuktikan bahwa seorang Muslim sedang mengamalkan salah satu sunah Nabi dalam kehidupannya.
Demikian adalah berbagai makna Idul Adha dalam kehidupan sehari-hari yang dapat dijadikan sebagai pelajaran.
ADVERTISEMENT
Kurban memiliki makna yang sangat mendalam dan sudah sepatutnya sebagai seorang Muslim untuk selalu bersyukur pada Allah Swt. dan berbagi pada yang membutuhkan. (Mit)