Malam Lailatul Qadar: Tanda, Waktu, dan Amalan yang Dilakukan

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
19 Maret 2024 15:18 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi malam Lailatul Qadar. Foto: unsplash.com.
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi malam Lailatul Qadar. Foto: unsplash.com.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bulan Ramadan memiliki malam Lailatul Qadar yang sangat istimewa. Malam ini mengandung banyak keutamaan yang nilainya sama dengan seribu bulan. Bahkan, malam ini memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT.
ADVERTISEMENT
Allah SWT menyebut malam Lailatul Qadar dalam Alquran sebagai malam yang penuh berkah. Untuk mendapatkan kebaikan malam tersebut, hendaknya umat Islam mengetahui amalan yang harus dilakukan.
Pada artikel ini akan dijelaskan tentang tanda, waktu, hingga amalan apa saja yang bisa dikerjakan saat bulan Ramadan. Simak sampai selesai, ya!

Makna Malam Lailatul Qadar

ilustrasi makna malam Lailatul Qadar. Foto: unsplash.com.
Berdasarkan buku Membumikan Alquran karya Quraish Shihab, terdapat tiga makna malam Lailatul Qadar yang terjadi pada bulan Ramadan.
Pertama, malam tersebut dipahami sebagai malam penuh berkah karena menjadi waktu penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah surat Ad-Dukhan ayat 3, yang artinya:
"Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya kami-lah yang memberi peringatan.”
ADVERTISEMENT
Penetapan ini ditandai dengan turunnya Alquran kepada Nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk hidup. Sehingga, Nabi SAW dapat mengajak dan membimbing manusia ke jalan yang benar.
Kedua, malam Lailatul Qadar adalah malam yang mulia dan tiada duanya. Malam ini terpilih sebagai malam turunnya Alquran serta menjadi titik awal atas segala kemuliaan dan keutamaan yang dapat diraih umat Islam dalam menunaikan ibadah di bulan Ramadan.
Ketiga, malam Lailatul Qadar dimaknai sebagai malam yang sempit. Pada malam tersebut semua malaikat turun ke bumi, sehingga saling berhimpitan.
Hal ini ditegaskan pada surat Al-Qadar ayat empat yang artinya, “Pada malam itu turun para malaikat dan Rµh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.”
ADVERTISEMENT
Dengan tiga makna malam Lailatul Qadar tersebut, umat Islam disarankan untuk melakukan ibadah dan memperbanyak amalan kebaikan.

Tanda Malam Lailatul Qadar

ilustrasi tanda malam Lailatul Qadar. Foto: unsplash.com.
Ada beberapa dalil hadist yang menjelaskan tentang tanda malam Lailatul Qadar. Dikutip buku Sukses Berburu Lailatul Qadar oleh Muhammad Adam Hussein, pada ulama berpendapat tak perlu memperhatikan tanda-tanda malam Lailatul Qadar.
Ini karena tanda malam Lailatul Qadar akan tampak setelah malam tersebut berlalu. Hal ini dikuatkan oleh beberapa hadist. Salah satunya hadist dari Ubay bin Ka’ab bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam ke dua puluh tujuh dari bulan Ramadan. Dana tanda-tandanya ialah pada pagi hari matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru.” (HR. Muslim nomor 762)
ADVERTISEMENT
Dalam hadist lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda: “Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panah, tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tak begitu dan nampak kemerahan.” (HR. Al-Baihaqi)
Jika demikian, umat Islam tak perlu mencari tanda-tanda malam Lailatul Qadar. Karena dari dua hadist di atas, tanda-tanda tersebut muncul setelah malam itu terjadi.

Waktu Malam Lailatul Qadar

Ilustrasi waktu malam Lailatul Qadar. Foto: unsplash.com.
Hal yang harus dilakukan untuk meraih keutamaan Lailatul Qadar adalah memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir Ramadan. Waktu malam Lailatul Qadar yang terjadi di hari sepuluh terakhir bulan Ramadan dijelaskan di berbagai hadist.
Dikutip dari buku Mukjizat Lailatul Qadar tulisan Arif M Riswanto, salah satu hadist yang menerangkan tentang itu adalah hadist Imam Muslim dari Jabalah.
ADVERTISEMENT
Dalam hadist tersebut Jabalah berkata tentang Nabi SAW yang pernah bersabda, “Barangsiapa yang mencarinya (Lailatul Qadar) carilah pada sepuluh terakhir.”
Selain itu, ada juga hadist yang menerangkan waktu malam Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam ganjil sepuluh malam terakhir Ramadan.
Dalam sebuah hadist, Aisyah radhiallahuanha pernah meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda, “Carilah oleh kalian Lailatul Qadar pada malam ganjil pada sepuluh hari terakhir Ramadan yakni 21, 23, 25, 27, dan 29.” (HR. Al Bukhari)
Semua hadist di atas dibenarkan oleh para ulama. Namun, tidak ada hadist yang pasti kapan datangnya malam Lailatul Qadar tersebut.
Bahkan Rasulullah SAW merahasiakan datangnya malam tersebut. Hal ini menegaskan bahwa malam Lailatul Qadar adalah rahasia Allah SWT.
ADVERTISEMENT

Amalan Meraih Malam Lailatul Qadar

ilustrasi amalan meraih malam Lailatul Qadar. Foto: pexels.com.
Mengutip buku Amalan-Amalan untuk Meraih Tingkatan Tertinggi Surga oleh Muhammad Ibrahim an-Nuaim, berikut beberapa amalan yang dapat dilakukan pada sepuluh hari terakhir Ramadan untuk meraih Lailatul Qadar.

1. Salat Tahajud

Salat Tahajud merupakan salat sunah yang dilakukan pada malam hari setelah tidur. Ibadah ini dilakukan antara waktu sepertiga malam hingga waktu subuh.
Ibadah ini menjadi salah satu cara mendekatkan diri pada Allah demi mendapatkan berkah pengampunan. Melaksanakan salat Tahajud pada malam Lailatul Qadar tentu mengandung banyak keutamaan.

2. Membaca Alquran

Membaca Alquran menjadi amalan ibadah yang sangat dianjurkan. Selain sebagai kiat meraih malam Lailatul Qadar, ibadah tersebut mengandung banyak keutamaan. Dasar anjuran memperbanyak membaca Alquran pada bulan Ramadan adalah hadist berikut ini.
ADVERTISEMENT
Dari Ibnu Abbas berkata,"Rasulullah SAW adalah manusia yang paling lembut pada bulan Ramadan ketika malaikat Jibril menemuinya.
Dan adalah Jibril yang mendatanginya setiap malam di bulan Ramadan, di mana Jibril mengajarkannya Al-Qur'an. Sungguh Rasulullah SAW orang yang paling lembut daripada angin yang berembus." (HR Bukhari)

3. Memperbanyak Sholawat Nabi

Melantunkan sholawat yang ditujukan untuk kekasih Allah Nabi Muhammad SAW merupakan sunah yang sangat dianjurkan. Amlan ini menjadi tanda utama ketaatan seorang muslim.
Selain itu, amalan ini menjadi ibadah mulia yang dapat menghapus dosa hingga meningkatkan derajat manusia.

4. Beritikaf di Masjid

Iktikaf adalah berdiam diri di masjid untuk melakukan berbagai amalan zikir, doa, bermusahabah untuk mendekatkan diri pada Zat Yang Maha Kuasa. Hal ini merupakan amalan yang dilakukan oleh Rasulullah dan tak pernah ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana disampaikan dalam sebuah hadist Al-Bukhari dari Anas bin Malik yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW beritikaf selama sepuluh hari setiap bulan Ramadan. Kemudian pada tahun di mana beliau wafat, Rasulullah beritikaf dua puluh hari.

5. Memperbanyak Doa

Doa adalah perwujudan dari seorang muslim kepada Tuhannya. Setiap umat muslim dapat berzikir dan berdoa untuk memohon ampunan, keberkahan dan kebaikan dari Allah SWT. Berikut salah dzikir yang bisa dilafalkan selama 10 hari terakhir Ramadan:
Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī
Artinya: Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf yang pemurah. Engkau juga menyukai maaf. Oleh karena itu, maafkanlah aku
Zikir ini diajarkan Rasulullah saat Aisyah ra, istri beliau bertanya tentang doa apa yang harus dibaca. Aisyah radhiallahuanha berkata:
ADVERTISEMENT
“Wahai Rasulullah, jika aku kedapatan menjumpai Lailatul Qadar, bagaimana doa yang harus kubaca?’ Rasulullah saw menjawab, “Bacalah, ‘Allāhumma innaka afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī.” (HR At-Tirmidzi).
(IPT)