Konten dari Pengguna

Materi Drama: Pengertian, Sejarah, dan Jenis-jenisnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
16 Februari 2024 15:13 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi materi drama. Foto: Wei-Cheng Wu/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi materi drama. Foto: Wei-Cheng Wu/Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pementasan drama mungkin sudah tak asing lagi. Karya seni ini umumnya dipentaskan dalam sebuah gedung teater serta dilakukan para aktor dan aktrisnya secara langsung.
ADVERTISEMENT
Untuk lebih memahami materi drama, simak artikel ini yang akan menjelaskan tentang pengertian, sejarah, dan jenis-jenisnya.

Pengertian Materi Drama

Ilustrasi materi drama. Foto: Kyle Head/Unsplash
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan bisa menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (peran) atau dialog yang dipentaskan.
Selain itu, bisa juga didefinisikan sebagai cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Sementara itu, mengutip Modul 1 Konsep Dasar Drama oleh Drs. B. Rahmanto, M. Hum, kata 'drama' pertama kali masuk ke bahasa Indonesia karena dibawa budaya Barat, yaitu berasal dari Yunani.
Di Yunani, drama ada karena sebuah ritual pemujaan terhadap dewa-dewa. Menurut asal-usulnya, kata 'drama' diambil dari kata 'draomai' yang artinya berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan buku berjudul The Semiotics of Theatre and Drama, drama diartikan sebagai rancangan fiksi untuk kepentingan panggung pertunjukkan dan dibangun berdasarkan konvensi dramatik.

Sejarah Drama

Ilustrasi drama. Foto: antonio molinari/Unsplash
Berikut ini pemaparan sejarah drama yang dirangkum dari buku Drama: Teori dan Praktik Pementasan terbitan Penerbit Elmatera pada 2015.

1. Zaman Purba

Materi drama pada zaman purba merupakan lakon nyata tentang hidup dan bersumber dari tradisi, budaya, dan kebiasaan yang berkaitan dengan ritual dalam masyarakat.
Aktor yang terlibat dalam drama di masa ini dilakukan secara spontan. Penonton bebas berpartisipasi sebagai aktor dan pemusik.
Tujuan pementasan drama adalah menghibur masyarakat sehabis melaksanakan kerja keras. Kemudian, tempat dilaksanakannya di alam terbuka, di sekitar api unggun, dengan panggung menyatu dengan alam.
ADVERTISEMENT

2. Zaman Yunani

Pada zaman Yunani, drama didahului dengan memberi korban domba atau lembu kepada Dionysus, dengan nyanyian yang dinamakan tragedi. Dalam perkembangannya, Dionysus menggambarkan manusia yang dipuja sebagai Dewa Kesuburan.
Tragedi dilukiskan sebagai perjuangan manusia melawan nasib. Sementara komedi adalah karikatur terhadap kesedihan yang bermaksud mengolok-olok penderitaan, kebodohan, dan lainnya.
Beberapa tokoh drama tragedi Yunani, yaitu Aeschylus, Sophocles, dan Euripides. Sementara, tokoh drama komedi yang terkenal adalah Aristophanes dan Menander. Pementasan drama di masa ini sudah berlangsung di dalam gedung teater.

3. Zaman Romawi

Kemudian, pada zaman Romawi, drama adalah pertunjukan yang mengerikan, dengan kostum dan tempat yang dirancang sangat mewah, melanjutkan drama tragedi Yunani. Semula, drama di era Romawi bersifat religius, kemudian mengarah pada pertunjukan yang saling mengadu kekuatan.
ADVERTISEMENT
Di masa Romawi, drama dilaksanakan secara rutin untuk menunjukkan kebesaran Roma.

4. Zaman Pertengahan

Memasuki zaman pertengahan, genre drama mulai bervariasi, yaitu keagamaan, neoklasik, dan nasional. Selain itu, penyutradaraan drama juga mulai berkembang dengan naskah yang ditulis lebih puitis, agak bebas, dan kurang mengikuti hukum dalam drama terkait keutuhan waktu dan tempat.
Drama di zaman ini menggabungkan gaya tragedi dan komedi. Salah satu tokoh drama yang paling terkenal adalah William Shakespeare, Christopher Marlowe, Thomas Kyd, dan Fletcher.

5. Abad ke-19

Pada abad ke-19, lahirlah gaya penulisan drama naturalisme dan realisme. Materi drama sendiri berupa masalah sosial dan psikologis, seperti persoalan rakyat jelata. Beberapa penulis naskah drama populer pada masa itu, antara lain Charles Bernard Shaw, Henrik Ibsen, August Strindberg, dan Eugene O'Neil.
ADVERTISEMENT
Selain gaya penulisan naturalisme dan realisme, pada abad ke-19 juga ada aliran ekspresionis, yaitu gaya realisme yang bersifat sangat ekstrem. Umumnya, drama ekspresionis berisi suatu hal yang ingin dinyatakan penulis atau sutradara. Drama genre ini sangat berkembang di Jerman dan Rusia.
Sementara itu, di Indonesia sendiri, drama genre ekspresionis juga cukup berpengaruh. Beberapa judul drama genre ini di Indonesia, yaitu Marsinah Menggugat, Semar Gugat, dan Tumirah Sang Mucikari.

6. Abad ke-20

Memasuki abad ke-20, drama sudah berkembang sangat pesat. Penulisan teks drama pun semakin bebas dan semakin ekspresif. Pada masa ini, muncul berbagai organisasi teater yang menaungi orang-orang penyuka drama.
Terdapat empat aliran drama yang dipengaruhi gaya terdahulu, yaitu ekspresionis, realis, absurd, dan romantik. Penulis drama populer di abad ke-20, yaitu Samuel Beckett dan Eugene Lonesco. Untuk penulis Indonesia yang populer, ada Iwan Simatupang, I Gusti Ngurah Putu Wijaya, dan Arifin C. Noor.
ADVERTISEMENT

Jenis-Jenis Drama

Ilustrasi drama. Foto: Yiran Ding/Unsplash
Menyadur Modul 1 Konsep Dasar Drama oleh Drs. B. Rahmanto, M. Hum, berikut ini jenis-jenis drama:

1. Tragedi

Drama tragedi sering dikaitkan dengan tokoh yang sedih dan muram serta tenggelam dalam situasi karena situasi yang tak menguntungkan. Sementara itu, Aristoteles menyebutkan drama tragedi justru bermanfaat bagi penonton karena bisa membersihkan jiwa mereka.
Salah satu contoh drama tragedi paling populer adalah Romeo dan Juliet karya William Shakespeare.

2. Komedi

Drama komedi menampilkan lakon ringan yang bersifat menghibur, walaupun di dalamnya bersifat menyindir. Drama komedi biasanya berakhir bahagia. Contoh drama komedi adalah A Midsummer Night's Dream (Impian di Tengah Musim) karya William Shakespeare.

3. Komedi Baru

Komedi baru sangat populer pada 338 SM dan mulai hilang pada 400 SM. Drama komedi baru banyak mengusung tema kehidupan rumah tangga kelas menengah di masyarakat Athena saat itu. Salah satu penulis drama komedi baru adalah Menander yang sudah menulis lebih dari 100 karya.
ADVERTISEMENT

4. Melodrama

Melodrama pertama kali muncul di Prancis pada 1800, digunakan untuk memberi nama pertunjukan yang menitikberatkan pada masalah moral, membangkitkan rasa benci pada tokoh jahat dan simpati pada tokoh baik, gabungan musik dan drama, dan setiap babaknya mengandung beberapa lagu.
Pada abad ke-19, melodrama sangat berkembang hingga melahirkan komponis besar, seperti Mozart, Claudio Monteverdi, dan Richard Wagner.

5. Tragikomedi

Tragikomedi adalah gabungan tragedi dan komedi. Tragikomedi mulai populer pada 186 SM, di masa kekaisaran Roma, karena drama berjudul Amphitryon. Ciri utama drama tragikomedi adalah diawali dengan gelak tawa dan bagian akhirnya akan disusul peristiwa-peristiwa tragis.

6. France

France adalah lakon komedi tertua dalam drama Romawi klasik yang diadaptasi dari Atella, dekat kota Naples, Italia. Dalam perkembangannya, france adalah drama yang bersifat komik dan penuh ejekan akan kondisi manusia. Tokoh drama france yang populer adalah Charlie Chaplin.
ADVERTISEMENT
(NSF)