Konten dari Pengguna

Mengapa Kita Harus Menghindari Sifat Ingkar Janji? Ini Penjelasannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
2 Oktober 2023 11:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi janji. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi janji. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Mengapa kita harus menghindari sifat ingkar janji? Hukum mengenai perjanjian sebenarnya sudah diatur dakam agama Islam. Hal itu juga menjadi kesepakatan umum bahwa janji adalah hal yang harus ditepati.
ADVERTISEMENT
Sifat jujur dan menepati janji dalam Islam adalah hal yang harus dipupuk dalam diri. Hal ini dijelaskan dalam beberapa dalil, salah satunya surat Al-Quran surat Al-Isra Ayat 34 sebagai berikut:
وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗۖ وَاَوْفُوْا بِالْعَهْدِۖ اِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْـُٔوْلًا
Arti: “Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan (cara) yang terbaik (dengan mengembangkannya) sampai dia dewasa dan penuhilah janji (karena) sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungjawabannya”.
Jadi, umat Islam perlu memahami mengapa Allah SWT melarang kita ingkar janji dan memerintahkan untuk selalu jujur. Lalu, apa yang harus kita lakukan dalam berjani?

Mengapa Kita Harus Menghindari Sifat Ingkar Janji?

Ilustrasi janji. Foto: Unsplash
Jawaban dari mengapa kita harus menghindari sifat ingkar janji adalah barangsiapa yang membuat janji kemudian mengingkarinya, maka mereka termasuk golongan orang yang munafik. Hal ini disampaikan Rasulullah SAW melalui hadis berikut:
ADVERTISEMENT
آيَةُ المُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Arti: “Tanda orang munafik itu ada tiga, (1) jika berbicara berdusta; (2) jika berjanji maka tidak menepati; dan (3) jika diberi amanah, dia berkhianat.” (HR. Bukhari no. 33 dan Muslim no. 59)
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI oleh Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, setiap janji adalah utang. Sedangkan, utang harus ditunaikan dan ditepati. Orang yang ingkar janji sama halnya dengan tidak membayar utang.
Ayat lain yang menyinggung tentang janji adalah Al-Quran surat An-Nahl ayat 91:
وَأَوْفُوا۟ بِعَهْدِ ٱللَّهِ إِذَا عَٰهَدتُّمْ وَلَا تَنقُضُوا۟ ٱلْأَيْمَٰنَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ ٱللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
ADVERTISEMENT
Arti: “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat”.

Cara Melatih Kejujuran Diri

Ilustrasi janji. Foto: Unsplash
Kejujuran perlu terus ditegakkan supaya tidak melanggar perintah agama. Berikut adalah cara mengasah kejujuran diri dan menjauhi sifat bohong:

1. Selalu Berkata Jujur

Orang yang bertakwa akan selalu berkata jujur. Kepribadian yang jujur merupakan modal utama dalam mendekatkan diri kepada-Nya, juga untuk mendapat kepercayaan dari orang sekitar.

2. Tidak Curang

Selain dalam perkataan, jujur juga harus dilakukan melalui perbuatan. Jangan berbuat curang, seperti mencontek, korupsi, menyuap, dan lain-lain.

3. Menjaga dan Melaksanakan Amanah

Jika diberi amanah oleh orang lain, baik dalam pekerjaan, keluarga, maupun sekolah, kita harus melaksanakan amanah tersebut. Ketika amanah yang dipercayakan sudah dapat terlaksana dengan baik, maka orang tersebut adalah orang yang jujur.
ADVERTISEMENT
Jadi, mengapa kita harus menghindari sifat ingkar janji sangat penting dilakukan. Sebab, orang yang ingkar janji sama seperti orang yang tidak membayar utang.
(TAR)