Konten dari Pengguna

Mengenal Apa Itu Hoarding Disorder, Gejala, dan Pengobatannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
17 Juli 2024 15:05 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi apa itu hoarding disorder. Foto: unsplash.com.
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi apa itu hoarding disorder. Foto: unsplash.com.
ADVERTISEMENT
Apa itu hoarding disorder? Secara umum, hoarding disorder adalah perilaku suka menimbun barang dalam jumlah besar, sehingga menyebabkan kekacauan pada ruangan atau tempat tinggal.
ADVERTISEMENT
Hoading disorder termasuk dalam kategori gangguan kesehatan mental yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, hubungan sosial, pekerjaan, maupun bidang lainnya.
Untuk memahami apa itu hoarding disorder lebih jelas, simaklah pengertian, penyebab, gejala, dan beberapa perawatan yang bisa dilakukan untuk penderita pada artikel ini.

Apa itu Hoarding Disorder?

ilustrasi apa itu hoarding disorder. Foto: unsplash.com.
Menyadur laman American Psyciatric Asociation, hoarding disorder didefinisikan sebagai gangguan kesehatan mental yang membuat penderitanya gemar mengumpulkan atau menimbun barang dalam jumlah besar, bahkan barang yang tidak berguna sekali pun.
Contoh barang yang dikumpulkan adalah benda-benda yang tidak diperlukan seperti koran atau majalah, sampah, bahkan pakaian yang sudah kotor dan rusak.
Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk di tempat tinggal atau ruangan sehingga menyebabkan masalah kesehatan bagi penderitanya atau orang lain yang tinggal bersamanya.
ADVERTISEMENT
Perilaku hoarding disorder sangat berbeda dengan perilaku mengoleksi barang normal. Pengidap gangguan ini memiliki gejala-gejala yang mengakibatkan kekacauan pada tempat tinggal hingga kegiatan sehari-hari seperti memasak, tidur, hingga kebersihan diri.
Selain itu, gangguan ini dapat memicu sanitasi yang buruk dan menyebabkan konflik serius pada lingkungan sekitar. Pengidap gangguan ini terkadang bisa sulit diobati karena banyak yang tidak menyadari perilaku tersebut.

Penyebab Hoarding Disorder

ilustrasi penyebab hoarding disorder. Foto: pexels.com.
Mengutip laman yankes.kemkes.go.id, penyebab hoarding disorder belum diketahui secara pasti. Namun, sejauh ini beberapa peneliti mengidentifikasi faktor yang dapat meningkatkan seseorang mengalami kondisi psikologi tersebut, yaitu:
ADVERTISEMENT

Gejala Hoarding Disorder

ilustrasi gejala hoarding disorder. Foto: unsplash.com.
Gejala gangguan mental hoarding disorder umumnya diawali dengan kesulitan untuk membuang atau menjauhkan benda-benda yang dimiliki.
Hal ini disebabkan oleh keinginan kuat untuk menyimpan barang tersebut. Penderita akan merasa stres ketika harus membuang barang-barang tersebut.
Menyadur laman Health Direct Government Australia, tingkat gejala hoarding disorder diklasifikasikan menjadi lima tingkat keseriusan. Tingkatan ini diurutkan berdasar gejala yang dialami oleh penderita. Berikut tingkatannya.

1. Tingkatan Pertama

Ini merupakan tingkatan paling rendah dari gejala hoarding disorder. Pada tingkatan ini, tempat tinggal dari penderita terdapat:
ADVERTISEMENT

2. Tingkatan Kedua

Seseorang yang mengidap hoarding disorder pada level ini memiliki tempat tinggal yang akses jalannya sudah terhalangi oleh barang-barang yang tak memiliki nilai atau fungsi.
Pada tingkat ini, kamar yang berantakan tidak hanya satu, tapi dua atau lebih. Gejala lainnya, yaitu:
Umumnya, penderita dengan gejala tingkat ini akan malu apabila mengundang teman atau kerabat ke rumah karena kondisi tempat tinggal.
Lambat laun, kondisi tersebut bisa menjadi penyebab anxiety atau kecemasan hingga depresi yang menyebabkan penderita menarik diri dari lingkungan.

3. Tingkatan Ketiga

Pada level ini, kondisi rumah yang berantakan dapat terlihat dari luar rumah. Selain itu, ada perabotan rumah tangga yang sudah rusak selama enam bulan lebih serta satu area dalam rumah yang memiliki kerusakan ringan. Karakteristik lainnya, yaitu:
ADVERTISEMENT
Pada tingkat ini, penderita akan tersinggung dan marah apabila ada orang baik teman atau keluarga yang menyinggung mengenai gaya hidup atau barang-barangnya.

4. Tingkat Keempat

Pada level ini, tempat tinggal penderita dipenuhi jamur yang terlihat di seluruh ruangan. Selain itu, kamar tidur tidak bisa digunakan, adanya bekas makanan atau makanan busuk yang bercecer di lantai. Gejala lainnya, yaitu:
ADVERTISEMENT

5. Tingkat Kelima

Ini merupakan tingkatan paling parah, sehingga tempat tinggal penderita rawan kebakaran dan terdapat hewan-hewan yang bukan hewan peliharaan berkeliaran secara bebas. Karakteristik lainnya, yaitu:
Pengidap hoarding disorder dengan tingkatan ini biasanya tidak tinggal di rumahnya, melainkan menumpang di rumah teman atau kerabat. Penderita dengan tingkatan ini biasanya memiliki gejala depresi yang sangat jelas.
ADVERTISEMENT

Pengobatan Hoarding Disorder

ilustrasi pengobatan hoarding disorder. Foto; shutterstock.com.
Penderita hoarding disorder umumnya jarang memeriksakan diri karena merasa tidak ada yang salah atu janggal dengan perilakunya. Jika keluarga atau orang terdekat Anda menunjukkan gejala di atas, ajaklah mereka untuk berkonsultasi ke psikiater atau psikolog.
Mengutip laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, untuk mendiagnosis gangguan mental ini, para ahli menggunakan metode Diagnostic and Statictical Manual of Mental Disorders (DSM-5).
Jika positif mengidap gangguan ini, penderita hoarding disorder dapat diatasi dengan psikoterapi dan pemberian obat-obatan. Psikoterapi adalah pelatihan pada pasien untuk menahan keinginan menimbun barang dan membuang barang-barang yang ditumpuk.
Terapi ini dapat melibatkan anggota keluarga atau orang yang tinggal serumah dengan penderita. Sementara obat-obatan yang biasanya diresepkan adalah jenis anti-depresan, seperti Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI).
ADVERTISEMENT
Selain menjalani pengobatan, penderita dapat melakukan langkah-langkah di bawah ini untuk membantu proses pemulihan:
(IPT)