Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengenal Apa Itu Tantrum hingga Cara Menanganinya
19 April 2024 13:02 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Istilah tantrum banyak digunakan untuk anak-anak yang belum dapat mengendalikan emosinya. Beberapa hal yang menyebabkan anak-anak tantrum, yaitu kurang perhatian, keinginan tak dikabulkan, dan cemas.
Untuk lebih lengkapnya tentang apa itu tantrum, simaklah artikel Kabar Harian di bawah ini yang akan membahas tentang tantrum, jenis-jenis, hingga cara menanganinya.
Apa Itu Tantrum?
Sebagai orang tua yang memiliki anak kecil, istilah tantrum mungkin bukanlah hal asing. Lantas, apa itu tantrum?
Menurut buku Mengapa Kamu, Nak? oleh Faridy pada 2021, tantrum atau temper tantrum ini adalah perilaku marah anak yang ditampilkan karena keinginan tak terpenuhi. Umumnya, anak yang tantrum akan menangis dengan keras, berguling-guling, bahkan hingga melempar barang di dekatnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, mengutip Mengatasi Temper Tantrum pada Anak Prasekolah oleh Izzatul Fithriyah, dkk., pada 2019, temper tantrum sering terjadi apa anak prasekolah, yaitu usia 2 hingga 3 tahun saat anak mulai membentuk sense of self. Perilaku tantrum ini terjadi karena anak belum dapat mengutarakan keinginan, sebab perkembangan kognitifnya belum matang.
Apakah Tantrum Itu Normal?
Meskipun sering diasosiasikan dengan hal negatif, tantrum adalah hal yang normal dari perkembangan anak usia 1 sampai 4 tahun. Anak-anak perlu belajar mengendalikan emosi dalam suasana penuh tekanan yang disebabkan rasa bingung, putus asa, dan bosan.
Masih dikutip dari Mengatasi Temper Tantrum pada Anak Prasekolah oleh Izzatul Fithriyah, dkk., pada 2019, tantrum umumnya berlangsung selama 10 sampai 15 menit. Kemudian, kondisi emosinya akan perlahan mereda.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, 5 sampai 7 persen anak usia 1 sampai 3 tahun memiliki kemarahan yang berlangsung selama 15 menit tiga kali seminggu. Sementara itu, 20 persen anak usia 2 tahun, 18 persen anak usia 3 tahun, dan 10 persen anak usia 4 tahun akan tantrum sehari sekali.
Lantas, kapan tantrum dikatakan sudah berlebihan atau tak normal? Tantrum yang terjadi pada anak usia 5 tahun, berlangsung selama lebih dari 15 menit, dan anak-anak yang sering kali gagal meregulasi emosi atau tak dapat ditenangkan dapat dikatakan sudah tak normal. Selain itu, tantrum yang berlangsung lebih dari lima kali sehari.
Jenis-Jenis Tantrum
Mengutip karya ilmiah berjudul Temper Tantrum pada Anak yang Tinggal dalam Keluarga Matriarchat di Nagari Bukik Kanduang Kecamatan X Koto di Atas Kabupaten Solok oleh Bismil Hayati, ada beberapa jenis tantrum pada anak, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Manipulative Tantrum
Tantrum jenis pertama disebut manipulative tantrum. Anak-anak akan bersifat passive-aggressive, yaitu seolah-olah ia memiliki kekuatan, tetapi tak mampu untuk mengungkapkan diri secara langsung.
Anak-anak manipulative tantrum akan terlihat seperti anak baik-baik, menirukan perilaku orang yang tak disukai, dan menarik perhatian dengan cara protes pada apa yang disampaikan orang dewasa.
Misalnya, anak hanya mengetahui hewan berkaki empat adalah kuda, tetapi saat orang tua mengatakan bahwa hewan berkaki empat yang dilihatnya adalah zebra, anak akan menolak. Anak dipaksa bahwa hewan tersebut zebra, ia akan mengangguk, tetapi dalam hatinya tetap menolak bahwa itu zebra.
2. Upset Temper Tantrum
Anak-anak yang termasuk dalam upset temper tantrum adalah yang mengalami distress. Artinya, mereka dalam keadaan yang berbahaya dengan menampilkan perilaku merusak.
ADVERTISEMENT
Penyebab anak-anak mengalami upset temper tantrum karena adanya ketidakcocokan antara komunikasi verbal dengan komunikasi non verbal yang ditampilkan orang dewasa. Misalnya, orang tua memperbolehkan mengambil makanan tetapi dengan mata yang melotot.
Hal tersebut yang menyebabkan anak mengalami ketakutan hingga menjadi tantrum yang parah.
3. Helpless Temper Tantrum
Jenis ketiga adalah helpless temper tantrum yang terjadi saat anak merasa putus asa, tak berdaya, takut, dan tak bergairah. Anak-anak akan mengatakan bahwa orang dewasa tak adil dan merasa dirinya tak dipedulikan orang-orang di sekitarnya.
4. Stress and The Cathartic Tantrum
Tantrum jenis terakhir ini disebabkan oleh semua kegiatan anak diatur orang dewasa, mulai dari cara berpakaian, dengan siapa anak bermain, dan lainnya. Jadi, anak merasa tak memiliki kebebasan untuk memilih apa yang disukai dan diinginkannya.
ADVERTISEMENT
Apabila anak telah merasa stres berlebih, anak tak akan dapat mengontrol emosi. Pada saat ini, anak membutuhkan waktu untuk sendiri.
Cara Menangani Anak Tantrum
Menyadur situs sampoernaacademy.sch.id, ada beberapa tahapan menangani anak tantrum, yaitu:
1. Tetap Tenang
Apabila dihadapi anak yang tantrum, orang tua harus tetap tenang dan tak perlu memberikan reaksi emosi, seperti memukul. Orang tua dapat memberi tahu anak dengan cara yang lembut dan bahasa yang mudah dimengerti.
2. Identifikasi Penyebab Tantrum
Setelah tantrum anak mereda, orang tua dapat membantu anak untuk mencari tahu penyebab tantrum. Setelah itu, orang tua dapat membantu menjelaskan kepada anak kenapa hal tersebut tak boleh dilakukan.
3. Beri Pilihan
Apabila anak tantrum tak dapat mendapatkan apa yang diinginkan, orang tua dapat memberikan pilihan lain. Misalnya, jika anak tantrum karena tak suka satu jenis makan sayur, berikan pilihan untuk makan sayur lainnya yang sekiranya anak suka.
ADVERTISEMENT
4. Beri Tempat untuk Tenang
Apabila anak tantrum di tempat umum, orang tua dapat membawa anaknya ke tempat yang lebih tenang, seperti membawa anak ke luar ruangan atau ke kamar mandi.
(NSF)
Live Update