Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Apa Itu Tes DNA, Jenis-Jenis, hingga Prosesnya
15 Juli 2024 14:46 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa itu tes DNA ? Tes ini kerap menjadi salah satu cara untuk membuktikan ayah biologis dari seorang anak. Tes tersebut digunakan sebagai alat bukti hukum yang sah untuk kebutuhan pengadilan negeri maupun pengadilan agama.
ADVERTISEMENT
Tak hanya membuktikan garis keturunan, tes DNA memiliki banyak tujuan berdasarkan jenis tes yang dilakukan. Simaklah selengkapnya pengertian apa itu tes DNA, jenis-jenis dan fungsinya, lengkap dengan proses uji tes pada uraian berikut ini.
Apa Itu DNA?
Menyadur buku Biologi karya Oman Karmana, DNA adalah kepanjangan dari deoxyribonucleic acid atau asam deoksiribonukleat. Ini merupakan senyawa polimer yang menyimpan semua informasi tentang genetika dalam tubuh manusia .
DNA terdapat pada setiap sel manusia dan seluruh sel memiliki DNA yang sama dengan satu sel lainnya. Misalnya, DNA yang ada pada sel kulit sama dengan DNA yang ada pada sel darah maupun pada sel rambut. Setiap sel DNA seseorang berbeda dengan DNA orang lain.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, DNA adalah suatu protein pembawa sifat keturunan. Setiap manusia akan menerima setengah pasang kromosom dari ayah dan setengah pasang kromosom dari ibu, Sehingga, setiap individu membawa sifat yang diturunkan baik dari ibu maupun ayah.
Apa Itu Tes DNA?
Dikutip dari buku Cell Free Fethal DNA Metode Non-invasive Dalam Pemeriksaan Indentifikasi karya Ahmad Yudianto, tes DNA adalah jenis pengujian genetik yang digunakan untuk mempelajari urutan DNA atau membuktikan garis keturunan.
Tes DNA dilakukan dengan mengambil sedikit bagian dari seseorang untuk diuji dalam laborotarium . Bagian yang paling sering digunakan sebagai bahan tes adalah rambut, air liur, urine, cairan vagina, sperma, darah, dan jaringan tubuh lainnya.
Pemeriksaan ini memiliki kekuatan hukum karena dilakukan oleh para ahli. Terlebih lagi, sampel yang diperoleh melalui pemeriksaan DNA tak akan berubah sepanjang hidup seseorang.
ADVERTISEMENT
Selain fungsi di atas, tes DNA juga dilakukan untuk kepentingan masalah forensik seperti identifikasi jenazah yang hancur sampai kasus pemerkosaan. Tes DNA pun bisa digunakan untuk menganalisa jenis penyakit keturunan, maupun risiko kelainan genetik lainnya.
Jenis-Jenis Tes DNA
Menyadur laman Cleveland Clinic, jenis-jenis tes DNA dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan genetik yang diuji dan berdasarkan tujuan melakukannya. Berikut rinciannya.
a. Tes DNA Berdasarkan Genetik
Tes genetik adalah tes DNA yang dilakukan untuk melihat gen, kromosom, dan protein.
1. Gen
Tes gen menganalisis DNA untuk menemukan perubahan mutase pada gen yang dapat menyebabkan atau meningkatkan risiko kelainan genetik. Tes ini dapat mempelajari satu gen, beberapa gen, atau semua DNA dalam diri seseorang.
ADVERTISEMENT
2. Kromosom
Tes kromosom adalah tes yang digunakan untuk mempelajari kromosom atau untaian panjang DNA. Tes ini mencari perubahan urutan gen yang bisa menjadi penyebab kondisi genetik seseorang.
3. Protein
Tes protein menganalisis aktivitas enzim dalam sel hingga mencari produk reaksi kimia dalam sel tubuh seseorang.
b. Tes DNA Berdasarkan Tujuannya
Berdasarkan tujuannya, tes DNA dibagi menjadi menjadi sembilan jenis, yaitu:
1. Tes Diagnostik
Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah seseorang memiliki gejala penyakit yang disebabkan oleh perubahan genetik. Contohnya penyakit Huntington dan penyakit Fibrosis Kistik.
2. Tes Presimtomatik
Tes ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar risiko seseorang mengalami penyakit genetik yang berasal dari riwayat keluarga atau penyakit keturunan.
3. Carrier Test
Carrier test adalah tes DNA yang bertujuan untuk membuktikan apakah seseorang atau pasangan dapat menjadi pembawa kondisi yang sama pada anak. Jadi, pemeriksaan ini baik dilakukan sebelum memutuskan untuk memiliki anak.
ADVERTISEMENT
4. Farmakogenetik
Tes ini membantu dokter menentukan jenis dan dosis obat yang paling efektif untuk seseorang berdasarkan kondisi genetik yang dimiliki. Umumnya, tes ini dilakukan jika seseorang memiliki kondisi atau penyakit tertentu.
5. Tes Skrining Genetik Janin
Tes ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya potensi kelainan pada gen bayi. Jadi, ibu tak perlu khawatir tentang kondisi bayi saat baru lahir.
6. Tes Skrining Bayi Baru Lahir
Skrining pada bayi baru lahir bertujuan untuk menguji apakah bayi memiliki kelainan genetik dan metabolisme yang menyebabkan kondisi tertentu. Tes ini penting dilakukan agar ketika ditemukan kelainan pada bayi, perawatan, dan pengobatan bisa segera dimulai.
7. Tes Genetik Praimplamantasi
Tes ini dapat dilakukan oleh pasangan yang ingin menjalani program kehamilan bayi tabung.
ADVERTISEMENT
8. Tes Paternitas
Tes paternitas digunakan untuk menentukan apakah seorang pria adalah ayah biologis dari seorang anak. Tes ini membandingkan pola DNA anak dengan terduga ayah untuk memeriksa bukti pewarisan DNA yang menunjukkan kepastian adanya hubungan biologis.
9. Tes Maternitas
Tes ini memanfaatkan keunikan pola pewarisan DNA mitokondria seseorang untuk menentukan apakah seorang perempuan adalah ibu biologis dari seorang anak.
Proses Tes DNA
Berdasarkan buku Rangkuman Kimia SMP karya Nurhayati Rahayu, umumnya proses tes DNA diawali dengan ekstraksi sampel DNA yang dibawa dengan menggunakan enzim elektroforesis.
Sampel tersebut ditandai dengan x-ray dan nantinya akan memperlihatkan pola garis hitam yang disebut jejak DNA. Jejak inilah yang akan diinterpretasikan oleh penguji ahli dan berpengalaman.
ADVERTISEMENT
Lamanya proses uji tes DNA tergantung pada jenis dan fasilitas yang dimiliki oleh laboratorium. Selanjutnya, para ahli akan membahas hasil spesifik dari tes tersebut dengan ketentuan positif, negatif, atau tidak pasti.
Positif artinya perubahan genetik yang ingin diuji telah terdeteksi. Namun, jika hasilnya negatif, gen yang bermutasi tidak terdeteksi atau terdapat perubahan genetik dalam keluarga, tetapi gen sampel orang tersebut tidak mewarisinya.
(IPT)