Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Jenis-jenis Kebijakan Moneter
28 Desember 2021 14:01 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tujuan kebijakan moneter adalah untuk menjaga stabilitas ekonomi. Maksudnya, pertumbuhan arus uang yang beredar seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia menggunakan beberapa instrumen kebijakan moneter, misalnya, kebijakan diskonto. Guna mengetahui jenis-jenis kebijakan moneter beserta instrumen lainnya, mari simak penjelasan berikut ini.
Jenis-jenis Kebijakan Moneter
Jenis-jenis kebijakan moneter digolongkan menjadi dua bagian, yaitu kebijakan moneter ekspansi dan kontraktif. Berikut masing-masing penjelasannya menurut Devira Kusuma Wardhani dalam Kebijakan Moneter di Indonesia.
1. Kebijakan Moneter Ekspansi
Kebijakan ini digunakan untuk meningkatkan atau menambah jumlah uang yang beredar. Biasanya pemerintah menggunakan kebijakan moneter ekspansi ketika terjadi depresi ekonomi dan deflasi. Untuk menjalankan kebijakan moneter ekspansif dapat dilakukan dengan melaksanakan instrumen kebijakan politik, antara lain:
ADVERTISEMENT
Kebijakan operasi pasar terbuka dilakukan dengan mengendalikan uang yang beredar di masyarakat. Adapun caranya dengan melakukan jual beli surat berharga pemerintah.
Pemerintah akan menjual surat berharga bila ingin mengurangi jumlah uang yang beredar. Sedangkan jika ingin meningkatkan jumlah uang yang beredar, maka pemerintah akan membeli surat berharga tersebut.
Kebijakan ini dilakukan dengan meningkatkan jumlah bunga bank sentral pada bank umum untuk mengendalikan jumlah uang. Saat bank umum mengalami kekurangan uang tunai, mereka akan meminjam kepada bank sentral.
Untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar, pemerintah akan menurunkan tingkat suku bunga bank sentral. Sebab, banyak masyarakat yang berminat dan meminjam ke bank. Sedangkan untuk mengurangi jumlah uang beredar, pemerintah akan meningkatkan bunga bank.
ADVERTISEMENT
Pemerintah akan mengatur dan menetapkan dana cadangan. Dana tersebut disimpan oleh pemerintah dan dipenuhi oleh bank umum dalam memberikan kredit kepada masyarakat. Ketika pemerintah akan menurunkan harga, mereka akan menaikkan rasio. Pun begitu sebaliknya.
Kebijakan kredit selektif dilakukan untuk mengetatkan jumlah uang yang beredar agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan perekonomian di Indonesia. Pemerintah menjadi penentu diberikan atau tidaknya kredit tersebut kepada masyarakat. Saat pemerintah ingin menaikkan jumlah uang yang beredar, mereka akan melonggarkan kredit yang diberikan, dan berlaku sebaliknya.
2. Kebijakan Moneter Kontraktif
Kebijakan moneter kontraktif ialah kebijakan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
Kebijakan moneter kontraktif kerap disebut dengan kebijakan uang ketat (tight money policy). Adapun tujuannya untuk menjaga keuangan agar tetap stabil.
ADVERTISEMENT
Kebijakan naik atau turunnya suku bunga dapat dilihat dari permintaan masyarakat. Bank sentral akan mencetak uang sesuai permintaan dari masyarakat.
Jika permintaan uang menurun, Bank Indonesia akan mengurangi jumlah yang beredar di masyarakat. Sebaliknya, jika permintaan uang meningkat, Bank Indonesia menambah penwaran uang yang beredar. Artinya, semakin banyak pendapatan dari masyarakat, permintaan uang masyarakat akan meningkat.
(ZHR)