Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Keunikan Pakaian Adat Bali hingga Sulawesi Selatan
4 Maret 2022 16:32 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Setiap provinsi di Indonesia memiliki keunikan pakaian adat khas daerahnya masing-masing yang melambangkan simbol atau identitas dari daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, ada pakaian adat khas Betawi yaitu Kebaya Encim dan Kebaya None yang desainnya terinspirasi dari pakaian di China, Arab, hingga Melayu.
Tidak hanya itu, ada juga keunikan pakaian adat khas Kalimantan Barat yang terbuat dari kulit kayu tumbuhan endemik yang berbentuk bak rompi.
Ingin tau keunikan pakaian adat khas daerah lainnya? Simak informasi selengkapnya di bawah ini.
Keunikan Pakaian Adat Bali
Pakaian adat Bali dikenal memiliki keunikan dan filosofi tersendiri yang berasal dari Sang Hyang Widhi, dewa pemberi kegembiraan, kedamaian, dan keteduhan hati bagi umat Hindu.
Umumnya, pakaian adat Bali ini sering dikenakan oleh para pria dan wanita saat menghadiri acara-acara keagamaan tertentu. Meski demikian, tidak sedikit yang mengenakan pakaian adat Bali sebagai pakaian sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Menurut buku Ensiklopedia Seni dan Budaya 3: Pakaian Nusantara karangan R. Toto Sugiarto, pakaian adat Bali yang dikenakan oleh pria dan wanita Bali dibedakan menjadi 3 macam. Berikut keunikan pakaian adat Bali yang dibedakan berdasarkan fungsinya.
1. Pakaian adat Payas Agung
Payas Agung adalah pakaian adat lengkap dan mewah yang biasanya digunakan oleh pengantin Bali. Pakaian adat busana Bali ini memiliki arti keindahan bagi sang pemakaianya.
Saat menggelar acara pernikahan, pengantin harus mengenakan pakaian Payas Agung dengan warna cerah menawan yang mencirikan kebahagiaan dan kegembiraan bagi kedua calon mempelai.
2. Pakaian adat Payas Madya
Berbeda dengan Payas Agung, pakaian Payas Madya kerap digunakan oleh para wisatawan hingga turis yang hendak memasuki kawasan suci, seperti pura, situs peninggalan kerajaan tertentu, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Mengenakan pakaian adat ini pun tidak sulit karena hanya terdiri dari tiga bagian, yaitu:
3. Pakaian adat Payas Alit
Ada pun pakaian adat Bali lainnya, yakni Payas Alit yang memiliki arti kecil atau sederhana. Seperti namanya, pakaian adat ini diperuntukkan bagi seseorang yang melakukan sembahyang atau sekadar membersihkan pura dan lingkungan di sekitar.
Keunikan Pakaian Adat Jawa Barat
Berbeda dengan pakaian adat Bali, keunikan pakaian adat Jawa Barat dibedakan berdasarkan kelas atau strata sosial masyarakat setempat. Pakaian adat Jawa Barat juga menggambarkan karakter, pola hidup, hingga nilai-nilai yang digenggam oleh masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Untuk lebih jelasnya, berikut keunikan pakaian adat Jawa Barat yang dilihat berdasarkan dari strata sosial masyarakat Sunda.
1. Pakaian adat untuk rakyat biasa
Bagi rakyat biasa, laki-laki sunda pada masa silam kerap mengenakan pakaian yang sangat sederhana yakni celana komprang atau pangsi yang dilengkapi dengan sabuk kulit atau kain.
Untuk atasan, masyarakat setempat mengenakan baju kampret atau yang dilengkapi sarung poleng yang diselempangkan menyilang di bahu. Pakaian adat Sunda tersebut juga akan dilengkapi dengan penutup kepala bernama ikat ligen model hanjuang nagntung dan alas kaki berupa tarumpah dari kayu.
2. Pakaian adat untuk kaum menengah
Untuk rakyat yang termasuk kaum menengah dalam strata sosial, pengguna pakaian adat Jawa Barat dikhususkan dengan tambahan beberapa pernik. Para pria akan mengenakan baju bedahan putih, kain kebat batik, alas kaki sandal tarumpah, sabuk, dan ikat kepala.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, para wanita akan mengenakan kebaya beraneka warna sebagai atasan, kain kebat batik beraneka corak sebagai bawahan, beubeur, selendang berwarna, alas kaki berupa selop atau kolom geulis dan perhiasan berupa kalung, gelang, giwang, dan cincin.
3. Pakaian adat untuk kaum bangsawan
Bagi pria bangsawan, pakaian adat Sunda yang dikenakan terdiri dari jas tutup berbahan beludru hitam yang disulam benang emas menyusur tepi dan ujung lengan, celana panjang dengan motif sama, kain dodot motif rengreng parang rusak, benten atau sabuk emas, bendo untuk tutup kepala, dan selop hitam.
Sementara itu, untuk para wanita, pakaian adat Jawa Barat yang dikenakan antara lain kebaya beludru hitam bersulam benang emas, kain kebat motif rereng, dan alas kaki berupa sepatu atau selop berbahan beludru hitam bersulam manik-manik.
ADVERTISEMENT
Keunikan Pakaian Adat Betawi
Pakaian khas masyarakat Betawi terdiri dari berbagai jenis yaitu pakaian sehari-hari, pakaian kebesaran, pakaian adat, hingga pakaian pengantin.
Menurut buku Gado-Gado Betawi karangan Emot Rahmat Taendiftia, pakaian adat Betawi dipengaruhi oleh perpaduan dari pakaian China, Arab, hingga Melayu. Berikut keunikan pakaian adat Betawi yang terinspirasi dari berbagai negara.
1. Baju Sadariah
Pakaian adat Betawi yang pertama adalah baju Sadariah. Baju ini biasanya dipakai oleh laki-laki dewasa dan berbentuk seperti baju koko yang disertai dengan celana batik.
2. Kebaya Encim
Kebaya Encim merupakan pakaian Betawi yang terinspirasi dari pakaian China atau Tionghoa. Jika dilihat dari desainnya, kebaya Encim berbentuk seperti baju kurung lengan pendek yang dipenuhi oleh hiasan bordir di motif bagian depan.
ADVERTISEMENT
3. Kebaya None
Selain kebaya Encim, ada juga kebaya None yang digunakan oleh perempuan Betawi. Perbedaan kebaya None dengan Encim ada pada bagian bordir motif bunganya yang terlihat lebih sederhana dibandingkan kebaya Encim.
4. Baju Ujung Serong
Dalam buku Mengenal Seni dan Budaya Indonesia karangan R. Rizky, pakaian Ujung Serong terdiri dari jas yang menutup leher, celana panjang, dan tutup kepala yang dinamakan dengan destar.
Untuk pelengkapnya, pinggang pakaian Ujung Serong diselipkan sebuah golok. Tujuannya untuk meninggalkan kesan khas atau keunikan dari pakaian adat ini.
5. Dandangan Care None dan Haji
Dandangan Care None dan Haji merupakan pakaian adat Betawi yang sering dikenakan saat pengantin pria atau wanita memasuki pesta pernikahan.
ADVERTISEMENT
Menyadur dari buku Batavia 1740: Menyisir Jejak Betawi karangan Windoro Adi, Dandangan Care None dikhususkan untuk pengantin perempuan yang terdiri dari Tuaki, Kun, dan Terate.
Sementara itu, Dandangan Care Haji diperuntukkan bagi pengantin laki-laki yang terdiri dari jubah dengan sulaman benang emas dan manik-manik, gamis, selempang, hingga topi alpie.
Keunikan Pakaian Adat Kalimantan Barat
Keunikan pakaian adat Kalimantan Barat didominasi oleh suku Dayak dan Melayu di dalamnya. Menurut buku Kreasi Plastisin: Pakaian Adat Nusantara karangan Dougal Dixon, pakaian adat Kalimantan Barat suku Dayak adalah King Baba dan King Bibinge. Sementara dalam suku Melayu, pakaian adatnya disebut dengan Sambas.
1. King Baba
Dalam bahasa Dayak, 'King' memiliki arti sebagai pakaian dan 'Baba' adalah laki-laki. Jika disambungkan, King Baba dapat diartikan dengan pakaian laki-laki.
ADVERTISEMENT
Pakaian ini terbuat dari kulit kayu tumbuhan endemik Kalimantan yang mengandung serat tinggi. Bentuk dari pakaian ini pun mirip dengan rompi tanpa lengan yang dilengkapi celana panjang.
2. King Bibinge
King Bibinge merupakan pakaian adat suku Dayak yang diperuntukkan bagi perempuan. Pakaian ini terdiri dari penutup dada, stagen, rok, dan aksesoris yang bervariasi. Aksesoris tersebut di antaranya ikat kepala, kalung, dan manik-manik.
3. Sambas
Ada juga pakaian adat yang berasal dari suku Melayu, Kalimantan Barat yang disebut dengan Sambas. Pakaian ini berlengan panjang dengan kain songket khas Kalimantan Barat.
Untuk laki-laki, wajib menggunakan kopiah warna hitam. Sedangkan untuk perempuan, pakaiannya berlengan panjang dengan bawahan kain tenunan.
Keunikan Pakaian Adat Sulawesi Selatan
Pakaian adat Sulawesi Selatan memiliki makna tersendiri yang biasanya digunakan dalam setiap acara adat. Untuk lebih jelas, berikut beberapa keunikan pakaian adat Sulawesi Selatan yang dikutip dari jurnal Perancangan Media Pembelajaran Busana Adat Pengantin Sulawesi Selatan untuk Anak Usia Dini karya R. Amelia, dkk.
ADVERTISEMENT
1. Baju Bodo
Baju Bodo merupakan pakaian adat yang berasal dari suku Bugis, Sulawesi Selatan. Pakaian ini memiliki bentuk seperti persegi dengan ukuran yang berbeda-beda.
Jika panjangnya sampai pinggang, pakaian tersebut digunakan oleh penari, gadis muda, hingga pengantin. Sementara itu, pakaian Bodo dengan panjang sampai bawah betis diperuntukkan untuk orang dewasa.
2. Bella Dada
Bella Dada jadi pakaian adat Sulawesi Selatan yang sering digunakan oleh laki-laki Makassar. Model dari pakaian ini, yaitu berlengan panjang dengan belahan pada bagian dada.
Aksesoris yang digunakan pada pakaian ini adalah sabuk atau kancing emas. Ada juga celana yang disebut dengan paroci dan harus dilapisi dengan sarung atau lipa garusu.
(JA)