Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Sifat Individualisme dan Ciri-cirinya
14 Desember 2021 18:11 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 26 Juli 2023 17:05 WIB
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perbedaan status sosial, ekonomi, dan kultur dapat menimbulkan sifat individualisme. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai sifat individualisme, simak uraian lengkapnya berikut ini.
Pengertian Sifat Individualisme
Dikutip dari Akuntasi Keperilakuan (Teori dan Implikasi) oleh Ratna Candra Sari, individualisme adalah tingkatan di mana seseorang lebih suka bertindak sebagai individu daripada sebagai anggota suatu kelompok dan menjunjung tinggi hak-hak individual.
Secara sederhana, individualisme adalah kondisi di mana kepentingan individu lebih penting daripada kepentingan kelompok.
Perbedaan antara status sosial, ekonomi, maupun budaya dapat menumbuhkan sifat individualisme. Umumnya, orang yang memiliki sifat individualisme disebut sebagai individualis.
Seorang individualis akan melanjutkan pencapaian dan kehendak pribadi. Mereka menentang intervensi dari masyarakat , negara, dan setiap badan atau kelompok atas pilihan pribadi mereka.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, orang dengan sifat individualisme akan melawan segala pendapat yang menempatkan tujuan suatu kelompok sebagai sesuatu yang lebih penting dari tujuan seorang individu.
Sifat individualisme adalah independen, dan orang yang memiliki sifat ini merasa dirinya berbeda dari kelompok, walaupun orang tersebut berada dalam satu kelompok yang sama.
Sifat individualisme merupakan salah satu ciri yang dimiliki masyarakat kota. Pasalnya, sifat gotong royong yang murni sudah sulit sekali dijumpai di kota. Jika ada pun, sudah dalam bentuk lain.
Dalam hubungan ini, pergaulan tatap muka secara langsung dan untuk ukuran waktu yang lama sudah mulai jarang terjadi, karena komunikasi lewat telepon sudah menjadi alat penghubung yang bukan lagi merupakan suatu kemewahan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, karena tingkat pendidikan warga kota sudah cukup tinggi, maka segala persoalan diusahakan diselesaikan secara perorangan atau pribadi tanpa meminta pertimbangan kelompok lain.
Di Indonesia , sifat gotong royong sebenarnya tidak mudah dilunturkan dengan individualisme. Ini karena falsafah dan pandangan Pancasila yang sedari dulu telah menjadi pola hidup bangsa.
Ciri-Ciri Sifat Individualisme
Berikut adalah ciri-ciri sifat individualisme.
ADVERTISEMENT
Faktor Penyebab Individualisme
Sikap individualisme tidak muncul begitu saja, tetapi ada beberapa faktor yang mendorong lahirnya sikap ini. Dikutip dari laman Pemerintah Provinsi Jambi dan SMA Negeri 1 Manggar, berikut adalah beberapa faktor penyebab individualisme.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu faktor utama yang meningkatkan sikap individualisme masyarakat di suatu negara. Hal ini karena berkaitan dengan persaingan ekonomi yang semakin keras.
Sebagai contoh, sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia membuat seseorang menjadi semakin fokus pada dirinya sendiri dan kurang peduli terhadap orang lain.
Globalisasi
Kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat membuat seseorang dapat melakukan segala hal melalui teknologi tanpa harus berinteraksi atau bersosialisasi secara langsung.
Kondisi ini dapat menyebabkan kurangnya interaksi sosial dan memperkuat praktik individualisme.
ADVERTISEMENT
Pekerjaan
Perubahan dalam dunia kerja juga memainkan peran dalam munculnya praktik individualisme. Lingkungan kerja yang kompetitif cenderung mendorong individu untuk fokus pada pencapaian pribadi dan karier mereka, sehingga memperkuat sikap individualisme.
Budaya Konsumerisme
Konsumerisme adalah suatu tatanan ekonomi dan sosial yang mendorong agar seseorang membeli barang dan jasa dalam jumlah yang semakin besar. Kondisi ini dapat menyebabkan munculnya perilaku individualisme.
Pasalnya, konsumerisme dapat menyebabkan seseorang merasa bahwa kebahagiaan dan kepuasan diri bisa mereka temukan melalui konsumsi barang.
Perubahan Nilai dan Norma Sosial
Perubahan nilai dan norma sosial dalam masyarakat juga mempengaruhi praktik individualisme. Nilai-nilai yang lebih menekankan pada kebebasan individu daripada ketergantungan pada masyarakat, dapat mendorong munculnya sikap individualisme.
Urbanisasi
Kehidupan perkotaan yang sering kali lebih dinamis dan individualis daripada di pedesaan, sehingga dapat mengakibatkan individu lebih fokus pada kepentingan pribadi dan kurang terikat pada kepentingan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pendidikan
Sistem pendidikan juga berperan dalam membentuk sikap individualis. Pendidikan yang lebih menekankan pada pembentukan karakter individu yang mandiri, dapat memperkuat sikap individualisme seseorang.
Dampak Individualisme
Sikap individualisme memiliki berbagai dampak pada kehidupan, baik dari sisi positif ataupun negatif. Adapun beberapa dampak individualisme, yaitu:
Dampak Positif Individualisme
Dampak positif dari sikap individualisme adalah sikap ini mengajarkan seseorang untuk lebih mandiri serta percaya diri pada setiap hal yang dilakukan.
Selain itu, sikap individualisme juga bisa membuat seseorang memiliki kebebasan dalam memilih hal-hal yang diinginkan tanpa terikat oleh aturan yang ada.
Dampak Negatif Individualisme
Dampak negatif sikap individualisme antara lain manusia menjadi lebih egois, menurunnya kemampuan bersosialisasi dan bergaul, tidak bisa bekerja sama dalam kelompok, menganggap segala hal yang dilakukan pasti benar, serta hilangnya rasa solidaritas terhadap sesama.
ADVERTISEMENT
Contoh Individualisme
Berikut adalah beberapa contoh sikap individualisme dalam kehidupan sehari-hari.
1. Terlalu Asyik dengan Gadget
Contoh pertama adalah ketika seseorang sibuk dengan bermain gagdet di tempat umum, tanpa memperhatikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Sikap ini menunjukkan kurangnya perhatian terhadap orang lain dan mengurangi interaksi sosial.
2. Tidak Mau Membantu Orang Lain
Contoh kedua adalah ketika seseorang tidak mau membantu orang lain membutuhkan pertolongan, dengan alasan terlalu sibuk dengan urusannya sendiri. Hal ini mencerminkan kurangnya empati dan rasa tanggung jawab sosial.
3. Menolak Berpartisipasi dalam Kegiatan Sosial
Contoh sikap individualisme ketiga dapat terlihat ketika seseorang memilih untuk tidak berpartisipasi dalam kegiatan sosial atau budaya yang diadakan oleh masyarakat setempat. Mereka mungkin menganggap kegiatan tersebut tidak relevan dengan kepentingan pribadi mereka.
4. Mengabaikan Nilai Gotong Royong
Contoh sikap individualisme lainnya juga bisa terlihat ketika seseorang mengabaikan nilai gotong royong. Misalnya tidak membantu membersihkan lingkungan sekitar atau mengikuti kegiatan gotong royong yang diadakan oleh masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
(SFR)