Konten dari Pengguna

Mengenal Tarsius Kerdil, Primata Terkecil di Dunia

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
5 Juli 2023 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tarsius Kerdil. Sumber: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tarsius Kerdil. Sumber: Pexels
ADVERTISEMENT
Tarsius kerdil merupakan primata terkecil di dunia. Ukuran hewan ini tidak lebih besar dari genggaman tangan orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Tarsius kerdil adalah salah satu satwa endemik Pulau Sulawesi, Indonesia. Selain tubuhnya yang kecil, hewan ini juga dikenal memiliki ekor yang sangat panjang, bahkan melebihi panjang tubuhnya.

Ciri Fisik, Gaya Hidup, dan Habitat Tarsius Kerdil

Ilustrasi Tarsius Kerdil. Sumber: Pexels
Tarsius kerdil merupakan salah satu hewan yang dilindungi karena jumlahnya semakin sedikit. Mengutip laman Indonesia.go.id, berikut ini ciri fisik hingga habitat tarsisus kerdil yang penting untuk diketahui.

1. Ciri Fisik Tarsius Kerdil

Tarsius kerdil memiliki rambut tebal yang menutupi tubuh mungilnya. Warna rambut tarsius kerdil bervariasi, ada yang berwarna merah tua, cokelat, atau keabu-abuan.
Tarsius kerdil memiliki ciri khas lainnya, yaitu adanya rambut berwarna putih di belakang telinga. Mata pada tarsius kerdil merupakan organ terbesar dibandingkan dengan organ kepala lainnya.
ADVERTISEMENT
Diameter bola mata tarsius kerdil berukuran hingga 16 milimeter. Hewan ini juga memiliki kepala yang bisa berputar hingga 180 derajat ke arah mana pun untuk melihat mangsanya, mirip seperti burung hantu.
Tarsius kerdil menggunakan vokalisasi suara yang efektif untuk berkomunikasi antar anggota kelompok maupun dengan individu dari kelompok lainnya.

2. Gaya Hidup Tarsius Kerdil

Tarsius kerdil merupakan satwa nokturnal yaitu jenis hewan yang sangat aktif pada malam hari. Hewan ini mulai beraktivitas dan keluar dari sarangnya di pohon-pohon beringin pada sore hari untuk mulai mencari mangsa.
Kegiatan tersebut dilakukan sepanjang malam hingga mereka kembali ke sarang menjelang pagi hari. Tarsius kerdil jantan dan betina umumnya akan mengeluarkan suara bersahut-sahutan pada malam hari.
ADVERTISEMENT
Pada siang hari, tarsius kerdil lebih pasif dan menghabiskan waktu dengan bersembunyi atau tidur. Tidak seperti mamalia lainnya, hewan ini tidur dengan cara menempel di dahan.
Ketika tidur, tarsius kerdil memejamkan hanya satu matanya dan satu mata lainnya dalam kondisi terbuka. Berbeda dengan hewan nokturnal lain, tarsius tidak memiliki pemantul cahaya atau Tapetum lucidum di matanya. Tapetum lucidum adalah lapisan di belakang retina yang merefleksikan cahaya yang masuk ke mata.
Tarsius kerdil termasuk satwa insektivora atau pemangsa serangga. Hewan ini juga memakan vertebrata kecil, seperti kelelawar kecil, ular daun, dan cicak.
Ular, burung hantu, biawak, dan tikus merupakan predator alami bagi monyet jenis ini. Soal berkembang biak, tarsius kerdil betina akan melahirkan setelah melewati masa kehamilan selama enam bulan.
ADVERTISEMENT

3. Habitat Tarsius Kerdil

Habitat tarsius kerdil adalah kawasan biosfer Cagar Alam Tangkoko Batuangus Sulawesi Utara dan Suaka Margasatwa Tandurusa Sulawesi Utara. Tarsius kerdil banyak menghabiskan waktu di pohon-pohon besar yang menjulang tinggi.
(ALS)