Mengenal Tokoh Musik Ismail Marzuki di Masa Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
29 Oktober 2021 12:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mengenal tokoh musik Ismail Marzuki. Foto : Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mengenal tokoh musik Ismail Marzuki. Foto : Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mengenal tokoh musik Ismail Marzuki menjadi pembahasan yang menarik untuk diulas. Pasalnya, namanya selalu tercantum di dalam buku sejarah Indonesia yang kita pelajari selama ini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari jurnal Ismail Marzuki: Komponis Lagu-lagu Perjuangan oleh Hardani Sw, Ismail Marzuki lahir di kampung Kwitang Jakarta pada 11 Mei 1914. Semasa hidupnya, ia mampu menguasai bahasa Inggris dan bahasa Belanda.
Ayahnya bernama Marzuki merupakan seorang pengusaha bengkel mobil yang tergolong berhasil di bidangnya. Di sisi lain, Bapak Marzuki juga seorang seniman berdendang. Ia senang berdzikir sambil memainkan rebana.
Bakat musik yang dimiliki Ismail Marzuki adalah keturunan dari sang ayah. Sejak kecil, ia telah menyukai musik. Ia terbiasa mendengarkan berbagai macam musik dan lagu melalui gramophone yang dimilikinya.
Ismail Marzuki juga sudah pandai menghafal lagu-lagu dan menyanyikannya dengan suara yang merdu. Kendati demikian, Ismail Marzuki sudah menguasai permainan beberapa alat musik, seperti rebana, ukulele, dan gitar.
ADVERTISEMENT
Dahulu kala, Ismail Marzuki mengenyam pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) dan melanjutkannya ke Algemeene Middelbare School (AMS). Lantaran bakat dan minatnya di bidang musik, ia rela meninggalkan sekolahnya dan menekuni dunia musik.
Ilustrasi Mengenal tokoh musik Ismail Marzuki. Foto : Pixabay.com

Peran Ismail Marzuki Masa Pemerintahan Belanda

Dikutip dari jurnal Peranan Ismail Marzuki dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia oleh Christiawan Bayu Respati, Ismail Marzuki memiliki unsur yang kuat untuk menghasilkan sebuah lagu.
Mulai dari tema lagu, lirik, nada, dan irama, semuanya berkaitan. Semua ciptaannya selalu berhubungan dengan kehidupan sosial yang sedang terjadi pada masa itu.
Di awal karirnya ini, karya Ismail Marzuki banyak berkisah tentang kehidupan manusia. Misalnya tentang nasib bangsanya, romantika cinta muda-mudi, maupun fenomena sosial, menjadi ilham untuk tema lagu-lagunya.
ADVERTISEMENT
Tahun 1932-1942 adalah masa akhir penjajahan Belanda di Tanah Air Indonesia. Pada waktu itu Ismail Marzuki dapat menciptakan beberapa buah karya ciptanya tidak kurang dari 240 lagu, antara lain adalah:
“Olle Lee Di Kota Raja” “Siapakah Namanya”, “Kunang -Kunang”, “Kembang Rampai Dari Bali”, dan “Sampul Surat”.

Peran Ismail Marzuki di Masa Pemerintahan Jepang

Kreativitas Ismail Marzuki dalam penciptaan lagu terus berkembang di saat pendudukan Jepang di Indonesia. Di tengah pemerintah Jepang yang memberlakukan peraturan baru, Ismail Marzuki sangat produktif dalam menciptakan karya.
Ia melakukan berbagai perlawanan untuk bebas dari penjajahan Jepang. Judul lagu demi judul lagu pun muncul dengan konsep pemikirannya yang semakin mapan dan berbobot.
Adapun lagu-lagu yang diciptakan Ismail Marzuki pada masa penjajahan Jepang di Indonesia 1942-1945, di antaranya adalah:
ADVERTISEMENT
Rayuan Pulau Kelapa, Karangan Bunga Dari Selatan, Indonesia Pusaka, Melati di Tapal Batas, Gugur Bunga, Halo-Halo Bandung, Selendang Sutra, dan Sepasang Mata Bola.

Peran Ismail Marzuki di Masa Kemerdekaan Indonesia

Tahun 1945 proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia telah dikumandangkan di seluruh pelosok tanah air.
Pada masa kemerdekaan tersebut, Ismail Marzuki telah berhasil menciptakan beberapa buah karya cipta, antara lain Saputangan dari Bandung Selatan, Bandung Selatan di Waktu Malam, dan Pahlawan Merdeka.
Menjelang ajalnya tiba, Ismail Marzuki masih sempat membuat karya cipta terakhir yang diberi judul Inikah Bahagia.
(FNS)