Konten dari Pengguna

Musyafahah Artinya Apa? Simak Penjelasan, Keunggulan, dan Kelemahannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
3 September 2024 16:33 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi musyafahah artinya apa? Foto: Unsplash/Masjid Pogung Dalangan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi musyafahah artinya apa? Foto: Unsplash/Masjid Pogung Dalangan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Musyafahah artinya metode belajar Al-Quran yang mensyaratkan perjumpaan langsung antara murid dengan guru. Hal ini karena murid harus mengikuti gerak mulut yang dicontohkan guru secara langsung.
ADVERTISEMENT
Metode ini dilakukan dengan cara guru membacakan ayat dari Al-Quran kemudian murid menirukan bacaan tersebut. Selain itu, musyafahah juga dapat dilakukan dengan murid menyetorkan bacaan Al-Quran di hadapan guru langsung.
Metode pengajaran Al-Quran ini mengikuti tradisi Rasulullah SAW dan para sahabat. Simak artikel ini untuk mengetahui musyafahah artinya apa.

Musyafahah Artinya Apa?

Ilustrasi musyafahah artinya apa. Foto: Unsplash
Mengutip karya ilmiah berjudul Penerapan Metode Musyafahah dalam Meningkatkan Kefasihan Membaca Al-Qur’an di MA NU 3 Ittihad Bahari Bonang Demak Tahun Pelajaran 2020/2021 oleh Ainun Najib, IAIN KUDUS, menurut kamus bahasa Arab, musyafahah artinya berbicara dari mulut ke mulut atau dialog.
Sementara itu, menurut istilah, musyafahah artinya peserta didik menerima pengajaran melalui pengucapan guru dengan melihat gerak bibir guru dan meniru yang diucapkan guru tersebut.
ADVERTISEMENT
Sehingga musyafahah dapat disebut dengan pertemuan antara guru dan peserta didik secara langsung atau tatap muka pada suatu tempat dan waktu yang tertentu. Selama pertemuan tersebut, peserta didik belajar bagaimana cara membaca Al-Quran dari melihat gerak bibir guru dan mengikutinya.
Kemudian, guru dapat mendengar atau menyimak bacaan dari peserta didik apakah sudah benar atau masih terdapat kesalahan. Nantinya, apabila terdapat kesalahan, guru dapat segera memberi contoh bacaan yang benar.
Musyafahah juga disebut dengan talaqqi. Metode pembelajaran ini dilakukan dalam posisi duduk dengan tenang dan nyaman. Guru juga akan mengajarkan peserta didik sampai benar, beberapa bahkan sampai mengulang-ulang.
Tujuan dari metode pembelajaran Al-Quran ini tentunya agar peserta didik dapat melafalkan bacaan Al-Quran dengan benar dan tepat.
ADVERTISEMENT

Dalil Musyafahah

Ilustrasi musyafahah. Foto: Unsplash/Masjid MABA
Setiap umat Islam dianjurkan untuk belajar Al-Quran. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW berikut:
"Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Quran." (HR Al-Bukhari)
Ada beberapa metode belajar Al-Quran, salah satunya musyafahah. Menyadur situs fai.unissula.ac.id, metode pembelajaran musyafafah berlandaskan dari Al-Quran surat Al-Qiyamah ayat 16, berikut isinya.
لَا تُحَرِّكْ بِهٖ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهٖۗ ۝١٦
Artinya: "Jangan engkau (Nabi Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Qur’an) karena hendak tergesa-gesa (menguasai)-nya." (QS Al-Qiyamah: 16)
Ayat tersebut mengajarkan Nabi Muhammad SAW tentang cara mengikuti wahyu dalam membaca Al-Quran. Allah SWT menyerukan agar Nabi Muhammad SAW untuk tak membaca Al-Quran sebelum Jibril selesai membacakannya terlebih dahulu hingga selesai.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, ayat tersebut menunjukkan bahwa musyafahah sudah ada sejak Nabi Muhammad SAW menerima wahyu. Bahkan, musyafahah langsung diperintahkan oleh Allah SWT. Ayat tersebut juga menegaskan keistimewaan tradisi Islam dalam mempelajari Al-Quran.

Ciri-ciri Musyafahah

Ilustrasi musyafahah. Foto: Unsplash Ed Us
Merangkum karya ilmiah berjudul Penerapan Metode Musyafahah dalam Meningkatkan Kefasihan Membaca Al-Qur’an di MA NU 3 Ittihad Bahari Bonang Demak Tahun Pelajaran 2020/2021 oleh Ainun Najib, IAIN KUDUS, berikut ciri-ciri pelaksanaan metode musyafahah:
ADVERTISEMENT

Unsur-unsur Musyafahah

Ilustrasi musyafahah. Foto: Unsplash/Ali Burhan
Berdasarkan karya ilmiah bertajuk Penerapan Metode Musyafahah dalam Meningkatkan Kefasihan Membaca Al-Qur’an di MA NU 3 Ittihad Bahari Bonang Demak Tahun Pelajaran 2020/2021 oleh Ainun Najib, IAIN KUDUS, berikut unsur-unsur musyafahah:
ADVERTISEMENT

Langkah-langkah Mempelajari Al-Quran dengan Metode Musyafahah

Ilustrasi musyafahah. Foto: Pexels
Terdapat sederet langkah-langkah dalam mempelajari Al-Quran menggunakan metode musyafahah. Dikutip dari artikel ilmiah Metode Musyafahah Sebagai Solusi Mempermudah Anak Usia Dini Menghafal Surat Pendek oleh Nikmatus Sholihah dan Nia Indah Purnamasari, STAI YPBWI Surabaya, berikut langkah-langkahnya:

Keunggulan Metode Musyafahah

Ilustrasi musyafahah. Foto: unsplash.com/Rachid Oucharia
Masih dikutip dari artikel ilmiah Metode Musyafahah Sebagai Solusi Mempermudah Anak Usia Dini Menghafal Surat Pendek oleh Nikmatus Sholihah dan Nia Indah Purnamasari, STAI YPBWI Surabaya, di bawah ini adalah beberapa keunggulan metode musyafahah:
ADVERTISEMENT

Kelemahan Metode Musyafahah

Ilustrasi musyafahah. Foto: Erick Fahrizal/Shutterstock
Selain memiliki keunggulan, metode musyafahah juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
ADVERTISEMENT

Tingkatan Pembelajaran Al-Quran dengan Metode Musyafahah

Ilustrasi musyafahah. Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP.
Menurut karya ilmiah berjudul Penerapan Metode Musyafahah dalam Meningkatkan Kefasihan Membaca Al-Qur’an di MA NU 3 Ittihad Bahari Bonang Demak Tahun Pelajaran 2020/2021 oleh Ainun Najib, IAIN KUDUS, ada tiga tingkatan musyafahah. Berikut penjelasannya:

1. Pemula (Mubtadiin)

Tingkatan pertama adalah untuk peserta didik yang belum mengenal dan belum pernah mempelajari huruf Arab (hijaiyah). Tingkatan pemula ini disebut dengan mubtadiin dan tidak terikat usia.
Pada tingkatan ini, murid akan diajarkan membaca (qiraah) huruf dan kata bahasa Arab. Selain itu, murid juga belajar menulis (kitabah). Kedua kemampuan tersebut adalah bagian dari maharah lughah atau kemampuan bahasa yang tak dapat dipisahkan dalam pembelajaran Al-Quran.

2. Menengah (Mutawassithin)

Setelah murid mengenal huruf-huruf Arab dengan baik, serta bisa membacanya meskipun belum lancar, murid akan masuk ke tingkatan musyafahah menengah atau disebut juga mutawassithin.
ADVERTISEMENT
Pada tingkatan ini, murid dilatih artikulasi atau pengucapan dengan benar, terutama makharijul al-huruf dan sifat-sifatnya. Murid juga dikenalkan beberapa hukum dasar tajwid.
Selain itu, di tingkat menengah, murid akan disuruh untuk membaca pelan-pelan dan bersungguh-sungguh. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan tiap hurufnya agar pelafalannya menjadi jelas dan benar. Bacaan tartil di tahapan ini bertujuan agar dapat melatih lisan murid, meluruskan pelafalan, dan bacaan menjadi lebih fasih.
Tahap menengah adalah yang paling penting dalam pembelajaran Al-Quran. Tahap ini sebaiknya diterapkan sejak dini untuk menghindari kesalahan.

3. Lanjutan (Mutaqaddimin)

Tingkat terakhir adalah tingkat lanjutan atau mutaqaddimin. Ini adalah tingkatan untuk murid yang sudah fasih membaca Al-Quran serta bacaannya tak miring. Murid juga telah mampu mempraktikkan dengan baik bacaan Al-Quran.
ADVERTISEMENT
Meskipun murid sudah fasih membaca Al-Quran, tingkatan ini tetap penting diberikan. Tujuan dari tingkat lanjutan adalah untuk memperbaiki bacaan Al-Quran dan mempraktikkan teori dari hukum-hukum tajwid di depan guru langsung.
(NSF)