Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Niat Puasa Ayyamul Bidh Muharram dan Keutamaannya untuk Umat Islam
18 Juli 2024 11:58 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada banyak jenis ibadah puasa yang bisa dilakukan oleh umat Islam. Salah satunya adalah puasa Ayyamul Bidh. Bagi yang ingin menunaikan ibadah satu ini, maka wajib tahu niat puasa Ayyamul Bidh Muharram terlebih dahulu sebelum berpuasa.
ADVERTISEMENT
Puasa Ayyamul Bidh termasuk ke dalam ibadah sunah dan hukumnya adalah sunah muakkad. Ibadah dengan hukum sunah muakkad berarti sangat dianjurkan untuk dilakukan karena membawa banyak kebaikan untuk setiap umat.
Ibadah puasa sunah ini memang memiliki banyak keutamaan bagi umat Islam. Oleh karena itu, banyak orang yang melaksanakan ibadah ini untuk meraih berkah dari Allah Swt dan salah satu cara menjadi umat yang lebih beriman.
Pengertian Puasa Ayyamul Bidh
Sebelum mengetahui niat puasa Ayyamul Bidh, ada baiknya mengetahui pengertian dari jenis puasa satu ini. Puasa Ayyamul Bidh berasal dari kata ayyamul bidh yang berarti hari-hari cerah.
Hari-hari cerah ini merupakan hari yang malamnya disinari oleh bulan purnama. Biasanya hari-hari tersebut jatuh pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriah. Oleh karena itu, puasa ini bisa dilakukan setiap bulannya pada tanggal tersebut.
ADVERTISEMENT
Puasa Ayyamul Bidh termasuk ke dalam puasa yang dianjurkan untuk dilakukan. Hal ini sesuai hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra sebagaimana dikutip dari situs nur.or.id, yaitu:
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيْضِ في حَضَرٍ وَلاَ سَفَرٍ. (رواه النسائي بإسنادٍ حسن)
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: ‘Rasulullah Saw. sering tidak makan (berpuasa) pada hari-hari yang malamnya cerah (Ayyamul Bidh) baik di rumah maupun dalam bepergian’.” (HR an-Nasa’i dengan sanad hasan).
Puasa Ayyamul Bidh juga disebut puasa hari putih. Dinamai Ayyamul Bidh karena terkait dengan kisah Nabi Adam As. ketika diturunkan ke muka bumi. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas disebutkan sebagai berikut sesuai informasi dari situs nu.or.id:
ADVERTISEMENT
ثُمَّ سَبَبُ التَّسْمِيَةِ بِأَيَّامِ الْبِيضِ مَا رُوِيَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ إِنَّمَا سُمِيَتْ بِأَيَّامِ الْبِيضِ لِأَنَّ آدَمَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ لَمَّا أُهْبِطَ إِلَى الْأَرْضِ أَحْرَقَتْهُ الشَّمْسُ فَاسْوَدَّ فَأَوْحَى اللهُ تَعَالَى إِلَيْهِ أَنْ صُمْ أَيَّامَ الْبِيضِ فَصَامَ أَوَّلَ يَوْمٍ فَأبْيَضَّ ثُلُثُ جَسَدِهِ فَلَمَّا صَامَ الْيَوْمَ الثَّانِيَّ اِبْيَضَّ ثُلُثُ جَسَدِهِ فَلَمَّا صَامَ الْيَوْمَ الثَّالِثَ اِبْيَضَّ جَسَدُهُ كُلُّهُ
Arti: “Sebab dinamai ‘ayyamul bidh’ adalah riwayat Ibnu Abbas RA, dinamai ayyamul bidh karena ketika Nabi Adam AS diturunkan ke muka bumi, matahari membakarnya sehingga tubuhnya menjadi hitam. Allah Swt. kemudian mewahyukan kepadanya untuk berpuasa pada ayyamul bidh (hari-hari putih); ‘Berpuasalah engkau pada hari-hari putih (ayyamul bidh)’. Lantas Nabi Adam pun melakukan puasa pada hari pertama, maka sepertiga anggota tubuhnya menjadi putih. Ketika beliau melakukan puasa pada hari kedua, sepertiga anggota yang lain menjadi putih. Dan pada hari ketiga, sisa sepertiga anggota badannya yang lain menjadi putih.”
ADVERTISEMENT
Niat Puasa Ayyamul Bidh Muharram
Untuk bisa menunaikan ibadah puasa Ayyamul Bidh di bulan Muharram ini, penting untuk tahu niatnya terlebih dahulu. Berikut adalah niat puasa Ayyamul Bidh Muharram yang perlu diketahui oleh umat Islam dikutip dari situs nu.or.id.
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaytu shauma ayyâmil bîdl lillâhi ta'âlâ.
Arti: "Saya niat puasa Ayyamul Bidh (hari-hari yang malamnya cerah), karena Allah ta'âlâ."
Niat puasa Ayyamul Bidh ini lebih baik dilafalkan secara lisan dan tidak sekadar dibaca dalam hati. Walau begitu, niat tetap bisa diucapkan dalam hati mau pun secara lisan. Waktu pembacaan niat bisa dilakukan sejak malam hari sampai sebelum masuk waktu zawal, yakni saat posisi matahari condong ke arah barat.
ADVERTISEMENT
Apabila lupa membaca niat, maka diperbolehkan untuk membaca niat pada siang hari. Namun, hal ini boleh dilakukan apabila belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak matahari terbit hingga munculnya keinginan untuk berpuasa.
Sama seperti ibadah puasa lainnya, sebelum melakukan puasa Ayyamul Bidh, umat muslim dianjurkan untuk melaksanakan sahur terlebih dahulu. Sahur biasanya dilakukan pada waktu menjelang subuh dan sebelum waktu imsak.
Waktu buka puasa untuk puasa Ayyamul Bidh juga sama seperti puasa lainnya. Bagi umat muslim yang melaksanakannya, bisa membatalkan puasa pada waktu berbuka, yakni saat maghrib tiba. Dianjurkan juga menyegerakan berbuka apabila sudah memasuki waktu untuk berbuka puasa.
Tata Cara Puasa Ayyamul Bidh Muharram
Bagi umat muslim yang ingin menunaikan ibadah puasa Ayyamul Bidh ini, maka penting untuk tahu tata cara melaksanakannya. Adapun puasa Ayyamul Bidh dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut ini:
ADVERTISEMENT
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Muharram Juli 2024
Sebagai puasa yang dilakukan selama tiga hari di setiap bulan Hijriah, maka puasa Ayyamul Bidh bisa dilakukan setiap bulan. Pada bulan Juli 2024 ini, maka bertepatan dengan bulan Muharram 1446 Hijriah dengan awal bulan jatuh pada tanggal 7 Juli 2024 lalu.
Agar bisa melaksanakan ibadah puasa Ayyamul Bidh sesuai waktu yang telah ditetapkan yaitu setiap tanggal 13, 14, dan 15 di bulan Hijriah, maka penting untuk tahu tanggalnya di kalender Masehi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi dari situs resmi Kementerian Agama RI di kemenag.go.id, tanggal 13, 14, dan 15 di bulan Muharram ini jatuh pada tanggal berikut ini:
Keutamaan Puasa Ayyamul Bidh Muharram
Setiap ibadah yang dilakukan oleh umat muslim memiliki keutamaannya masing-masing, termasuk dengan puasa Ayyamul Bidh. Dikutip dari situs menara.baznas.go.id, melakukan puasa Ayyamul Bidh berarti sama seperti melaksanakan puasa setahun.
Hal tersebut sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud, yaitu Rasulullah saw memerintahkan umat dan sahabat untuk melaksanakan puasa Ayyamul Bidh selama tiga hari berturut-turut:.
وَعَنْ قَتَادَةَ بْنِ مِلْحَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْمُرُنَا بِصِيَامِ أَيَّامِ الْبِيْضِ: ثَلاثَ عَشْرَةَ ، وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ، وَخَمْسَ عَشْرَةَ. (رواه أَبُو داود)
ADVERTISEMENT
Arti: “Diriwayatkan dari Qatadah bin Milhan ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw telah memerintah kami untuk berpuasa pada hari-hari yang malamnya cerah, yaitu tanggal 13, 14, dan 15’.” (HR Abu Daud). (An-Nawawi, Riyâdhus Shâlihîn, juz II, h. 81).
Selain itu, Nabi Muhammad saw bersabda bahwa orang yang berpuasa Ayyamul Bidh sekaligus mendapatkan kesunnahan berpuasa tiga hari tiap bulan. Sementara, puasa tiga hari tiap bulan tersebut sama seperti puasa sepanjang tahun sebagaimana dikutip dari situs nur.or.id:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَامَ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ثَلَاثَة أَيَّام، فَذَلِكَ صِيَامُ الدَّهْرِ، فَأَنْزَلَ اللهُ تَصْدِيقَ ذَلِكَ فِي كِتَابهِ الْكَرِيم: مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَة فَلهُ عشر أَمْثَالهَا [الأنعام: 160]. اَلْيَوْمُ بِعشْرَةِ أَيَّامٍ (رَوَاهُ ابْن ماجة وَالتِّرْمِذِيّ. وَقَالَ: حسن .وَصَححهُ ابْن حبَان من حَدِيث أبي هُرَيْرَة رَضِيَ اللهُ عَنْه)
ADVERTISEMENT
Arti: “Diriwayatkan dari Abu Dzar ra, sungguh Nabi saw bersabda: ‘Siapa saja yang berpuasa tiga hari dari setiap bulan, maka puasa tersebut seperti puasa sepanjang tahun. Kemudian Allah menurunkan ayat dalam kitabnya yang mulai karena membenarkan hal tersebut: ‘Siapa saja yang datang dengan kebaikan maka baginya pahala 10 kali lipatnya’ (QS al-An’am:160). Satu hari sama dengan 10 hari’.” (HR Ibnu Majah dan at-Tirmidzi. Ia berkata: “Hadits ini hasan.” Ibnu Majah juga menilanya sebagai hadits shahih dari jalur riwayat Abu Hurairah ra). (Abu Bakar Ibnus Sayyid Muhammad Syatha ad-Dimyathi, I’ânatut Thâlibîn, [Beirut, Dârul Fikr], juz II, halaman 269; dan Ibnul Mulaqqin, Tuhfatul Muhtâj ilâ Adillatil Manhâj, [Makkah, Dâru Harrâ’: 1406 H], juz II, h. 109-110).
ADVERTISEMENT
Dalam buku Anak Rajin Puasa, Hamidah Jauhary, (2021:140), disebutkan juga bahwa bagi umat muslim yang melaksanakan puasa Ayyamul Bidh, maka telah memenuhi amalan wasiat Rasulullah Saw. Selain itu, puasa ini juga merupakan kebiasaan Rasulullah Saw.
Jadi apabila umat muslim melaksanakan ibadah puasa ini di setiap bulan, berarti telah meneladani kebiasaan Nabi Muhammad Saw. Oleh karena itu, sebagai puasa dengan hukum sunnah muakkad, maka ada baiknya menunaikan ibadah sunnah satu ini.
Tidak hanya itu, puasa Ayyamul Bidh pada bulan Muharram juga terdapat keutamaannya tersendiri. Sebab, hal ini sangat dianjurkan sesuai hadits Nabi Muhammad saw yang berbunyi,
“Barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan-bulan yang dimuliakan (Dzulqa’dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab), maka ia akan mendapat pahala puasa 30 hari.”
ADVERTISEMENT
Itu dia niat puasa Ayyamul Bidh Muharram dan keutamaannya yang perlu diketahui oleh umat Islam. Setelah tahu informasi tersebut, kini umat Islam bisa melaksanakan ibadah ini untuk mendapatkan keutamaan dan berkah dari Allah Swt. (PRI)