Konten dari Pengguna

Pakaian Adat Kalimantan Selatan, Makna, dan Fungsinya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
12 Oktober 2024 17:26 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pakaian Adat Kalimantan Selatan, Foto : Roni Darmanto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pakaian Adat Kalimantan Selatan, Foto : Roni Darmanto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pakaian adat Kalimantan Selatan bukan sekadar busana tradisional, tetapi memiliki makna filosofis yang dalam dan berfungsi sebagai simbol identitas budaya, status sosial, dan spiritualitas masyarakat Banjar.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Pakaian adat tradisional daerah Kalimantan Selatan, Syukrani Maswan, dkk. (1987), setiap elemen dalam pakaian adat ini.
Mulai dari bahan, warna, motif, hingga ornamen, memiliki makna tersendiri yang menggambarkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Kalimantan Selatan.

Pakaian Adat Kalimantan Selatan: Makna dan Fungsinya

Ilustrasi Pakaian Adat Kalimantan Selatan. Foto: Ainun Jamila
Kalimantan Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi. Pakaian adat dari provinsi ini mencerminkan kekayaan dan keragaman budaya suku Banjar sebagai kelompok etnis terbesar.
Pakaian adat ini tidak hanya berfungsi sebagai penanda identitas budaya, tetapi juga sebagai simbol status sosial, spiritualitas, dan penghormatan terhadap leluhur.
Berikut berbagai jenis pakaian adat Kalimantan Selatan, makna di balik setiap elemen busana, serta fungsi-fungsi yang berkaitan dengan upacara adat, kehidupan sehari-hari, dan perayaan tertentu.
ADVERTISEMENT

1. Pakaian Adat Kalimantan Selatan

Kalimantan Selatan terkenal dengan suku Banjar, yang menjadi representasi kuat dalam pakaian adatnya.
Pakaian adat ini memiliki karakteristik yang kaya warna, corak, dan detail, mencerminkan kekayaan tradisi dan pengaruh agama Islam yang telah menyatu dengan budaya lokal.
Pakaian adat ini biasanya dipakai dalam berbagai upacara, seperti pernikahan, acara adat, dan kegiatan keagamaan.
Pakaian adat Kalimantan Selatan terdiri dari beberapa jenis, seperti: Baju Kurung, Bagajah Gamuling Baular Lulut, dan Baamar Galung Pancaran Matahari.
Setiap jenis pakaian adat ini memiliki makna filosofis tersendiri yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan masyarakat Kalimantan Selatan, seperti hubungan dengan alam, leluhur, dan agama.

2. Jenis-Jenis Pakaian Adat Kalimantan Selatan

Berikut adalah berbagai jenis pakaian adat dari Kalimantan Selatan.
a. Baju Kurung
ADVERTISEMENT
Baju Kurung adalah salah satu jenis pakaian adat yang paling dikenal di Kalimantan Selatan. Baju ini memiliki potongan longgar yang mencerminkan kesederhanaan dan kesopanan.
Baju Kurung biasa digunakan oleh perempuan, dan sering dipadukan dengan kain sarung atau kain songket yang indah. Baju Kurung umumnya dikenakan pada acara-acara formal, seperti pernikahan, upacara adat, dan perayaan keagamaan.
Potongan longgar pada Baju Kurung mencerminkan ajaran Islam yang mengajarkan kesopanan dan keanggunan dalam berpakaian, terutama bagi perempuan. Warna-warna yang digunakan dalam Baju Kurung juga memiliki makna tersendiri.
Warna-warna cerah seperti kuning dan merah melambangkan kebahagiaan, kemakmuran, dan kehidupan yang positif. Sedangkan warna-warna gelap seperti hitam dan biru melambangkan ketenangan, keteguhan hati, dan kebijaksanaan.
ADVERTISEMENT
b. Bagajah Gamuling Baular Lulut
Bagajah Gamuling Baular Lulut adalah salah satu pakaian adat yang digunakan oleh kaum pria dalam acara pernikahan tradisional Banjar.
Pakaian ini memiliki desain yang sangat unik dan rumit, seringkali dihiasi dengan berbagai ornamen dan aksesoris, seperti ikat pinggang yang terbuat dari kain songket dan kepala penutup berupa kopiah atau ikat kepala yang terbuat dari kain tradisional.
Bagajah Gamuling Baular Lulut menggambarkan keperkasaan dan kebijaksanaan seorang pria.
Pakaian ini sering digunakan dalam upacara pernikahan, di mana mempelai pria mengenakan pakaian ini sebagai simbol bahwa ia siap untuk memimpin rumah tangganya dengan bijak dan melindungi keluarganya.
Pakaian ini juga mengekspresikan nilai-nilai tradisional suku Banjar yang menjunjung tinggi tanggung jawab dan keberanian.
ADVERTISEMENT
c. Baamar Galung Pancaran Matahari
Baamar Galung Pancaran Matahari adalah pakaian adat yang umumnya dikenakan oleh pria dalam acara-acara formal dan upacara adat. Pakaian ini memiliki makna yang sangat dalam, di mana "Baamar" berarti "mengambil" dan "Galung" berarti "sawah."
Pakaian ini menggambarkan kehidupan agraris masyarakat Banjar yang sangat bergantung pada pertanian.
Dalam konteks spiritual, pakaian ini juga menggambarkan hubungan erat antara manusia dan alam, di mana masyarakat Banjar percaya bahwa harmoni dengan alam adalah kunci dari kehidupan yang sejahtera.
Baamar Galung Pancaran Matahari juga dihiasi dengan ornamen-ornamen khas yang melambangkan matahari sebagai sumber kehidupan dan kekuatan.
Penggunaan pakaian ini dalam upacara adat adalah bentuk penghormatan kepada para leluhur dan simbolisasi bahwa manusia harus hidup sejalan dengan alam.
ADVERTISEMENT

3. Makna Filosofis Pakaian Adat Kalimantan Selatan

Pakaian adat Kalimantan Selatan sarat dengan makna-makna filosofis yang menggambarkan kehidupan masyarakat Banjar.
Setiap elemen dalam pakaian ini, mulai dari bahan, warna, hingga motif, memiliki arti tersendiri yang mencerminkan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.
a. Makna Bahan dan Warna
Penggunaan kain songket, tenun, dan sutra dalam pakaian adat Kalimantan Selatan mencerminkan kemakmuran dan status sosial.
Kain songket dan sutra yang sering digunakan adalah hasil kerajinan tangan yang memerlukan keahlian khusus, sehingga dianggap sebagai simbol kemewahan dan kemakmuran.
Selain itu, warna-warna yang digunakan dalam pakaian adat Kalimantan Selatan juga memiliki makna tersendiri. Warna putih, misalnya, melambangkan kesucian dan kemurnian, sering dipakai dalam upacara-upacara keagamaan atau pernikahan.
ADVERTISEMENT
Warna hitam melambangkan kekuatan dan keteguhan hati, sedangkan warna merah sering diasosiasikan dengan keberanian dan kegembiraan.
Warna kuning adalah warna yang melambangkan kekuasaan dan kebangsawanan, sehingga sering dikenakan oleh tokoh-tokoh penting atau pemimpin dalam acara-acara adat.
b. Motif dan Ornamen
Pakaian adat Kalimantan Selatan sering dihiasi dengan berbagai motif yang sarat dengan makna simbolis. Motif-motif ini biasanya mengambil inspirasi dari alam, seperti bunga, burung, dan matahari.
Misalnya, motif bunga melambangkan keindahan dan harapan, sedangkan motif matahari melambangkan sumber kehidupan dan kekuatan.
Selain itu, penggunaan ornamen seperti ikat pinggang, kopiah, dan kain selendang juga memiliki makna yang mendalam. Ornamen-ornamen ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga sebagai simbol status sosial dan peran seseorang dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kopiah atau penutup kepala yang dikenakan oleh pria, misalnya, melambangkan kebijaksanaan dan kepemimpinan.

4. Fungsi Pakaian Adat Kalimantan Selatan

Pakaian adat Kalimantan Selatan tidak hanya digunakan sebagai simbol identitas budaya, tetapi juga memiliki berbagai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Banjar. Berikut adalah beberapa fungsi utama pakaian adat Kalimantan Selatan:
a. Fungsi Sosial
Pakaian adat Kalimantan Selatan berfungsi sebagai penanda status sosial seseorang. Jenis pakaian yang dikenakan sering kali menunjukkan status sosial dan peran seseorang dalam masyarakat.
Misalnya, kain songket yang mewah biasanya dikenakan oleh kaum bangsawan atau orang-orang yang memiliki status sosial tinggi dalam masyarakat.
Selain itu, pakaian adat juga digunakan dalam berbagai upacara adat sebagai bentuk penghormatan kepada tradisi dan leluhur.
ADVERTISEMENT
Dalam upacara pernikahan, misalnya, pasangan pengantin mengenakan pakaian adat yang melambangkan kesatuan dan tanggung jawab mereka sebagai suami istri.
b. Fungsi Religius
Pakaian adat Kalimantan Selatan juga memiliki fungsi religius. Pakaian ini sering digunakan dalam upacara-upacara keagamaan, seperti perayaan Idul Fitri, pernikahan, dan upacara adat yang berkaitan dengan ritual keagamaan.
Baju Kurung, misalnya, sering digunakan oleh perempuan saat menghadiri acara-acara keagamaan sebagai bentuk penghormatan terhadap ajaran Islam yang mengajarkan kesopanan dalam berpakaian.
Pakaian adat juga digunakan dalam upacara-upacara adat yang bertujuan untuk memohon perlindungan dan berkah dari Tuhan.
Dalam konteks ini, pakaian adat berfungsi sebagai sarana untuk menghubungkan manusia dengan kekuatan-kekuatan spiritual yang diyakini dapat memberikan kesejahteraan dan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
c. Fungsi Ekonomi
Pakaian adat Kalimantan Selatan juga memiliki fungsi ekonomi. Kain songket, tenun, dan sutra yang digunakan dalam pembuatan pakaian adat adalah hasil dari kerajinan tangan yang memerlukan keterampilan tinggi.
Proses pembuatan kain ini melibatkan banyak tenaga kerja dan menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat setempat.
Industri kerajinan kain tradisional ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata budaya, yang mendukung perekonomian lokal melalui penjualan produk-produk kerajinan tangan khas Kalimantan Selatan.
Selain itu, dengan semakin populernya pakaian adat dalam berbagai acara formal, pernikahan, dan festival budaya, permintaan terhadap pakaian adat ini terus meningkat.
Hal ini membuka peluang bagi para pengrajin lokal untuk terus berkembang dan menciptakan inovasi dalam desain dan produksi pakaian adat.
ADVERTISEMENT
Pakaian adat ini tidak hanya digunakan dalam upacara adat dan perayaan keagamaan, tetapi juga berperan penting dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.
Melalui pakaian adat, masyarakat Banjar dapat menjaga dan melestarikan warisan budaya mereka serta mengajarkan nilai-nilai tradisional kepada generasi mendatang. (Erna)