Konten dari Pengguna

Pengertian Atletik, Sejarah, dan Ragam Cabang Olahraganya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
14 Agustus 2024 12:48 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi untuk pengertian atletik, Foto: Unsplash/Braden Collum
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi untuk pengertian atletik, Foto: Unsplash/Braden Collum
ADVERTISEMENT
Pengertian atletik menjadi salah satu materi penting yang perlu dipelajari dalam hakikat atletik, di samping sejarah dan jenis cabang olahraganya. Selain diungkap oleh para ahli, pengertian ini juga dimuat dalam beragam istilah dari berbagai bahasa.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku “Dasar-Dasar Atletik” (h. 1) karya Sukendro dan Yuliawan, kata atletik diketahui berasal dari bahasa Yunani, ‘Athios,’ yang berarti lomba. Dahulunya, nama atletik juga dikenal dengan sebutan ‘pentathlon’ (panca lomba) dan ‘decathlon’ (dasa lomba).
Tahap kepopuleran nama perlombaan ini tercantum dalam sejarah atletik itu sendiri, begitu pun dengan berbagai cabang perlombaannya. Bagi yang penasaran akan pengertian, sejarah, dan jenisnya, simak ulasan selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Atletik

Ilustrasi untuk pengertian atletik, Foto: Unsplash/Braden Collum
Berdasar pada pengertian atletik menurut Eddy Purnomo dalam laman eprints.uny.ac.id, atletik adalah aktivitas jasmani yang terdiri dari gerakan-gerakan dasar yang harmonis dan dinamis, seperti gerakan jalan, lari, lempar dan lompat.
Bila dilihat dari arti istilah, kata ‘atletik’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘athios’ atau ‘athlon’/‘athlum’ yang berarti ‘lomba.’ Istilah lain yang menggunakan kata atletik adalah athletics (Inggris), athletiek (Belanda), athletique (Prancis) dan athletik (Jerman).
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, istilah atletik ini diartikan sebagai cabang olahraga yang memperlombakan nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Adapun istilah dengan arti serupa, yaitu leicgtathletik (Jerman), Athletismo (Spanyol), olahraga (Malaysia) dan Track and field ( USA).
Istilah ini kemudian semakin populer dan diaplikasikan pada lomba maupun pendidikan. Salah satunya, atletik menjadi unsur dari pendidikan jasmani dan kesehatan, sekaligus menjadi komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani.

Sejarah Atletik

Ilustrasi untuk pengertian atletik, Foto: Unsplash/Austrian National Library
Sejarah atletik terbagi menjadi dua, yakni sejarah atletik di dunia dan sejarah di Indonesia. Keduanya sama-sama patut untuk diketahui, sebagaimana catatan sejarah atletik berdasar buku “Dasar-Dasar Atletik” (h. 1 - 4) karya Sukendro dan Yuliawan, berikut:

1. Sejarah Atletik di Dunia

Atletik memiliki sejarah yang sangat panjang dalam peradaban manusia di dunia. Kegiatan manusia yang tidak mampu terlepas dari aktivitas gerak menyebabkan istilah atletik bak memiliki usia kemunculan yang sama dengan kelahiran manusia pertama kali.
ADVERTISEMENT
Aktivitas yang dimaksud adalah gerak yang biasa dilakukan manusia sehari-hari, seperti lari, lompat, dan lempar. Seluruh gerak tersebut memang tak dimaksudkan sebagai atraksi olahraga, melainkan rutinitas gerak dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup.
Kendati demikian, rutinitas itu sejalan dengan cabang olahraga atletik yang meliputi nomor lari, lompat, dan lempar. Dengan begitu, dapat dikatakan bahwa atletik sudah ada sejak sangat awal, meski nyatanya, istilah ini baru populer pada abad ke-6 SM.
Yunani memiliki peranan yang sangat penting pada perkembangan atletik dunia. Hal ini disebabkan oleh keberhasilan bangsa Yunani dalam melaksanakan kejuaraan atletik pertama di negara tersebut, didukung sebuah karya pujangga Yunani Purba, Homerus.
Di Yunani, pengertian atletik berasal dari kata ‘Athios’ yang bermakna lomba. Selain itu, ada juga istilah lain yang kerap dipakai sebelum populernya istilah atletik atau athios itu, yakni kata ‘pentathlon’ atau panca lomba dan ‘decathlon’ atau dasa lomba.
ADVERTISEMENT
Sejarah perlombaan atletik yang dicatat pada karya Homerus, dalam buku Odysus, memuat sebuah kisah petualangan Odysus yang mengunjungi kepulauan di sebelah selatan Yunani. Saat itu Odysus mendapat upacara sambutan yang diadakan kepala suku.
Pergelaran upacara tersebut disertai beberapa perlombaan olahraga, di antaranya lari, lempar cakram, tinju, dan gulat. Karena kejadian itu, Yunani akhirnya mencetuskan untuk mengadakan Olimpiade pada tahun 776 sebelum Masehi.
Tak sampai di sana, para juara pentathlon atau panca lomba kemudian dinyatakan sebagai juara Olimpiade. Oleh karena itu, kejadian tersebut seakan menjadi jalan sejarah dunia atletik yang ternyata sangat berkaitan erat dengan sejarah bangsa Yunani.
Sekitar tahun 490 SM, atletik mulai memiliki kategori nomor lari maraton. Kegiatan ini diadakan pertama kali dari sebuah kota kecil, bernama Marathon, dengan jarak tempuh 40 km (jarak lari maraton pertama kali dalam sejarah dunia) dari Athena, Yunani.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1908, jarak maraton dibakukan menjadi 42,195 km. Karena jarak yang lumayan jauh tersebut, olahraga lari maraton ini kemudian menjadi agenda kegiatan puncak sekaligus penutup pada setiap ajang keolahragaan.
Beriringan dengan kepopuleran atletik, pada tahun 1896, seorang warga negara Prancis bernama Baron Piere Louherbin memprakarsai tercetusnya ide olimpiade modern di Athena, Yunani, dengan nomor atletik sebagai tambang medali yang diperebutkan.
Pada 17 Juli 1912, organisasi atletik internasional barulah terbentuk pada Olimpiade ke-5 di Stockholm, Swedia, dengan nama “International Amateur Athletic Federation,” yang disingkat dengan IAAF, setelah kegiatan ini benar-benar diterima oleh masyarakat.
Ilustrasi untuk pengertian atletik, Foto: Unsplash/Austrian National Library

2. Sejarah Atletik di Indonesia

Atletik hadir di Indonesia tidak terlepas dari campur tangan Pemerintah Hindia Belanda (di tahun 1930). Pada waktu itu, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan atau memberikan pelajaran di sekolah-sekolah, pembelajaran olahraga atletik.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, siswa atau peserta didik harus mempelajari atletik sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari. Namun, pelajaran itu hanya sampai pada kalangan siswa, dan cabang olahraga atletik masih belum dimengerti oleh masyarakat luas.
Seiring berjalannya waktu, para siswa yang mempelajari atletik itu pun membawa pelajaran dengan mempraktikkan atau sekedar bercerita dalam kehidupan, sehingga masyarakat semakin mengetahui tentang cabang olahraga atletik.
Selain memasukkan cabang olahraga atletik di mata pelajaran siswa, Pemerintah Hindia Belanda juga mendirikan sebuah organisasi pertama kali terkait cabang olahraga atletik, yang diberi nama "Nederlands NIAU" (Indische Athletiek Unie).
Organisasi ini bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pertandingan-pertandingan atletik di Indonesia. Karena kemunculan organisasi inilah, sebagian wilayah di Indonesia berlomba untuk mendirikan organisasi serupa dengan organisasi NIAU.
ADVERTISEMENT
Pada tahun sekitar 1930, di Medan didirikan organisasi atletik yang diberi nama “Sumatera Athletiek Bond (SAB).” Organisasi ini bertugas dalam menyelenggarakan perlombaan-perlombaan atletik di sekolah Mulo, HBS, dan sekolah swasta lainnya.
Wilayah Indonesia lain yang juga mendirikan organisasi serupa adalah Pulau Jawa. Beberapa organisasi yang muncul, di antaranya yaitu, organisasi atletik IAC di Jakarta dan ABA di Surakarta, serta masih banyak organisasi lainnya.
Munculnya banyak organisasi di Indonesia ini menyebabkan adanya semangat juang dan pembinaan dalam menangani cabang olahraga atletik. Organisasi menjadi tolok ukur dalam pencapaian sebuah prestasi olahraga di sebuah cabang olahraga.
Keseriusan organisasi dalam mengelola cabang olahraga atletik dibuktikan dengan pencapaian puncak prestasi atletik di dunia internasional. Beberapa atlet yang berprestasi di awal perkembangan atletik, yaitu Tomasoa, M. Murbambang, hingga Rorimpandey.
ADVERTISEMENT
Prestasi olahraga atletik nasional semakin baik. Adanya organisasi yang sudah berdiri di berbagai wilayah mendukung perkembangan cabang olahraga atletik melalui sebuah tim pembinaan di organisasi masing-masing.
Sehingga, untuk kepentingan dan memperjelas kedudukan cabang olahraga atletik nasional, maka, pada 3 September 1950, di Semarang, dibentuklah sebuah organisasi yang menaungi bidang tersebut, dengan nama "Persatuan Atletik Seluruh Indonesia" (PASI).
Keberadaan PASI memberi warna di dunia olahraga atletik nasional, salah satunya dengan diadakannya kejuaraan atletik nasional di bawah naungan PASI, yang ditujukan sebagai evaluasi dan peninjauan prestasi atletik skala nasional.
PASI konsisten, bahkan mampu kembali mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan berhasil menjuarai kejuaraan internasional. Puncaknya ada pada Sea Games tahun 1987, di mana Indonesia berhasil membawa 17 medali emas.
ADVERTISEMENT
Sampai tahun 2007, prestasi Indonesia terus menurun. Namun, PASI tetap berusaha membimbing dan memperbaiki prestasi atletnya. Akhirnya, pada Sea Games 2011, Indonesia berhasil membawa Tim Atletik meraih 13 emas, 12 perak, dan 11 perunggu.

Ragam Cabang Olahraga Atletik

Ilustrasi untuk pengertian atletik, Foto: Unsplash/Say Cheeze Studios
Masih berdasarkan buku “Dasar-Dasar Atletik” (h. 6 - 109) karya Sukendro dan Yuliawan, terdapat empat cabang olahraga atletik, dengan beberapa sub cabang atau jenis di dalamnya, sebagaimana daftar ragam cabang olahraga atletik, berikut:

1. Lari

Berikut merupakan jenis-jenis olahraga atletik lari:
ADVERTISEMENT

2. Lompat

Berikut merupakan jenis-jenis olahraga atletik lompat:
ADVERTISEMENT

3. Lempar

Berikut merupakan jenis-jenis olahraga atletik lempar:
ADVERTISEMENT

4. Nomor Khusus dalam Atletik

Berikut merupakan jenis-jenis olahraga atletik khusus:
ADVERTISEMENT
Demikian ulasan mengenai pengertian atletik, lengkap dengan sejarah dan ragam cabang olahraganya. Ulasan tersebut hanya sebagian kecil dari luasnya pemahaman atletik yang dapat dipelajari.(Nida)