Konten dari Pengguna

Pengertian Hukum Permintaan beserta Faktor, Bunyi, Rumus, Fungsi dan Kurvanya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
29 Februari 2024 10:49 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Hukum Permintaan. Unsplash/Anoushka Puri.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hukum Permintaan. Unsplash/Anoushka Puri.
ADVERTISEMENT
Dalam ilmu ekonomi, terdapat hukum yang sering dijumpai dalam berbagai kegiatan ekonomi, yaitu hukum permintaan. Hukum permintaan adalah hukum yang berbicara tentang permintaan dan jumlah barang atau jasa yang dipengaruhi oleh permintaan.
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu tentu memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu yang perlu dipenuhinya. Hal ini rupanya memicu timbulnya permintaan akan barang atau jasa tertentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Pengertian Hukum Permintaan

Ilustrasi Hukum Permintaan. Unsplash/Dan Christian P.
Mengutip dari buku Pengantar Ekonomi Mikro, Arwin, S.E.,M.Si (2020), hukum permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang mampu dibeli oleh konsumen pada berbagai kemungkinan harga selama periode tertentu dengan asumsi faktor-faktor yang dianggap tetap.
Definisi lain dari permintaan adalah adalah jumlah barang yang akan dibeli oleh para pembeli pada suatu pasar pada saat tertentu dalam berbagai tingkat harga. Kemampuan atau daya beli yang dimiliki konsumen bergantung pada jumlah pendapatan seseorang.
Oleh karena itu, permintaan biasanya terhambat karena kurangnya pendapatan konsumen sehingga tidak bisa membeli barang atau jasa yang diinginkan. Permintaan yang terhambat karena tidak adanya kemampuan membeli (daya beli) disebut dengan permintaan absolut.
ADVERTISEMENT

Faktor Hukum Permintaan

Ilustrasi Hukum Permintaan. Unsplash/Dhru J.
Hukum permintaan terjadi karena adanya beberapa faktor. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi hukum permintaan.

1. Pendapatan Konsumen

Pendapat konsumen akan ditentukan oleh selera konsumen dan pendapatan konsumen. Jika pendapatan pelanggan atau konsumen meningkat maka permintaan terhadap barang atau jasa cenderung akan bertambah.
Sebaliknya, jika pendapatan menurun maka permintaan terhadap barang dan jasa pun akan berkurang.

2. Harga Barang Pengganti

Ketersediaan barang substitusi yang ada di pasar dengan harga yang wajar akan menjadi sasaran konsumen jika terjadi kenaikan harga dari barang yang biasa mereka gunakan.
Teori ekonomi menyatakan, jika harga barang pengganti dan barang pelengkapnya turun, maka permintaan barang tersebut akan semakin berkurang. Tetapi, jika harga barang pengganti dan pelengkapnya naik, maka permintaan barang tersebut akan meningkat.
ADVERTISEMENT
Hal ini terbukti dari konsumen yang sering membandingkan harga barang sebelum membeli. Kemudian cenderung membeli barang yang murah dengan fungsi yang sama.

3. Barang dengan Penggunaan yang Berbeda

Terjadinya peningkatan harga suatu komoditas menyebabkan penurunan penggunaan komoditas tersebut. Sebagai contoh, penggunaan susu sebagai bahan campuran pembuatan kue.
Jika harga susu terlalu tinggi, konsumen hanya akan mengonsumsi susu untuk diminum saja, dan tidak akan menggunakannya untuk hal yang kurang penting.

4. Harga Barang

Barang dengan tingkat harga yang tinggi atau termasuk dalam kebutuhan tersier tidak akan mengalami banyak perubahan permintaan dari konsumen. Hal ini berbeda dengan barang dengan barang yang harganya tidak terlalu tinggi.

5. Selera Konsumen

Jika suatu produk sesuai dengan selera atau kebiasaan masyarakat, maka permintaan terhadap suatu produk tersebut akan meningkat. Contohnya, permintaan produk fashion Korea atau Thailand yang meningkat karena sesuai dengan selera masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT

6. Jumlah Penduduk

Pertambahan jumlah penduduk tentunya menambah jumlah barang yang dikonsumsi, akan tetapi proporsinya akan sangat tergantung pada pertambahan dalam kesempatan kerja.
Jika pertambahan penduduk diiringi oleh pertambahan dalam kesempatan kerja, maka akan lebih banyak orang-orang yang menerima pendapatan, sehingga daya beli masyarakat akan meningkat.

Bunyi Hukum Permintaan

Ilustrasi Hukum Permintaan. Unsplash/Useen Studio.
Mengutip dari buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas VIII, Tim Ganesha Operation, konsep hukum permintaan pertama kali dijelaskan oleh ahli ekonomi bernama Alfred Marshall. Bunyi hukum permintaan adalah sebagai berikut.
“Semakin rendah harga suatu barang atau jasa, semakin banyak jumlah barang atau jasa yang diminta. Sebaliknya, semakin tinggi harga suatu barang atau jasa, semakin sedikit jumlah barang yang diminta.”
ADVERTISEMENT
Pada hukum permintaan di atas berlaku asumsi ceteris paribus, artinya hukum permintaan tersebut berlaku dengan asumsi faktor-faktor yang memengaruhi permintaan di luar harga harus dianggap konstan.
Ceteris paribus merupakan ungkapan yang berasal dari bahasa Latin, secara harfiah berarti "hal-hal lain dianggap sama". Sementara secara istilah, artinya semua variabel selain yang sedang dipelajari diasumsikan konstan.

Rumus Hukum Permintaan

Ilustrasi Hukum Permintaan. Unsplash/Matt Rangland.
Adapun rumus hukum permintaan adalah sebagai berikut.
P – P1 = Q – Q1 _______________
ADVERTISEMENT
P2 – P = Q2 – Q1
Keterangan:
P = harga
P1 = harga yang sudah diketahui 1
P2 = harga yang sudah diketahui 2
Q = permintaan
Q1 = permintaan yang sudah diketahui 1
Q2 = permintaan yang sudah diketahui 2

Fungsi Hukum Permintaan

Ilustrasi Hukum Permintaan. Unsplash/Nick Morrison.
Hukum permintaan berfungsi untuk membantu kita dalam memahami atau mengidentifikasi peluang untuk membeli produk, aset, atau sekuritas yang dianggap terlalu rendah (atau menjual terlalu mahal).
Lebih mudahnya, jika melihat kembali hukum permintaan, fungsi hukum permintaan ini menunjukkan bahwa harga barang dengan jumlah barang yang diminta berbanding terbalik.
Misalnya, terdapat platform online shop yang sedang mengadakan flash sale ditambah lagi ada gratis ongkir, maka pembeli akan memesan barang sebanyak-banyaknya karena sedang murah. Untuk lebih jelasnya, simak contoh hukum permintaan di bawah ini:
ADVERTISEMENT
Barang A memiliki harga Rp500,00, jumlah permintaannya sebesar 60 unit. Sedangkan jika harga barangnya senilai Rp200,00, jumlah permintaannya menjadi 100 unit. Berapakah fungsi hukum permintaannya?
Diketahui:
P1 = 500 P2 = 200 Q1 = 60 Q2 = 100
ADVERTISEMENT
Jawaban:
P – 500 = Q – 60 _______________
– 300 = 40
40P – 20.000 = – 300Q + 18.000 40P = – 300Q + 18.000 + 20.000 40P = – 300Q + 38.000 P = – 7,5Q + 95 atau P = 95 – 7,5Q
ADVERTISEMENT

Kurva Hukum Permintaan

Ilustrasi Hukum Permintaan. Unsplash/Cathryn Lavery.
Kurva permintaan adalah grafik hubungan antara harga suatu produk dan permintaan konsumen dalam kurun waktu tertentu. Kurva permintaan dapat direpresentasikan secara visual melalui grafik.
Grafik ini mengacu pada titik harga suatu produk yang ditunjukkan pada sumbu vertikal dan jumlah konsumen ditunjukkan oleh sumbu horizontal. Dengan kata lain, slope pada kurva ini menurun dari sumbu kiri atas (X) ke sumbu kanan bawah (Y).
Artinya, slope pada kurva ini menurun dari kiri atas ke kanan bawah, sehingga menunjukkan adanya hubungan harga permintaan yang berbanding terbalik. Kurva menurun dari sumbu X atas ke sumbu Y bawah menunjukkan bahwa kondisi naik turunnya suatu komoditas.
Lalu, ada juga jenis-jenis dari kurva permintaan dalam hukum permintaan yang perlu diketahui sebagai berikut.
ADVERTISEMENT

1. Kurva Permintaan Miring ke Bawah (Downward-Sloping Demand Curve)

Kurva permintaan miring ke bawah merupakan kurva yang menunjukkan adanya jumlah yang diminta konsumen berkurang terkait adanya kenaikan harga dan sebaliknya. Hal Ini memang sejalan dengan hukum permintaan.
Dalam hal ini, hubungan antara harga dan permintaan adalah negatif. Kurva permintaan ini hanya berlaku untuk barang dengan harga normal. Harga yang tinggi, mendorong konsumen untuk mengganti barang lain.

2. Kurva Permintaan Miring ke Atas (Upward-Sloping Demand Curve)

Kurva permintaan miring ke atas berarti hubungan positif antara harga dengan jumlah produk yang diminta konsumen. Ketika harga naik, konsumen akan meminta produk lebih banyak, begitu juga sebaliknya. Hal ini tentu menyalahi hukum permintaan.
Contoh barang dengan kurva permintaan miring ke atas adalah barang veblen dan giffen. Barang veblen adalah barang yang permintaannya akan meningkat seiring dengan kenaikan harga barang tersebut. Hal ini karena sifat dan daya tariknya yang eksklusif.
ADVERTISEMENT
Harga barang yang tinggi ini bisa dikatakan simbol dari status yang tinggi dari konsumen tersebut. Sebaliknya, bila harga produk tersebut turun, mereka akan menghindari sebab dapat merusak citra mereka.

3. Kurva Permintaan Tertekuk (Kinked Demand Curve)

Kurva permintaan tertekuk merupakan permintaan sebuah barang yang memiliki elastisitas berbeda, sehingga permintaan konsumen akan berbeda juga ketika harga naik dan turun. Kurva ini bisa ditemui di pasar oligopoli.
Pada kurva permintaan tertekuk ini terdiri dari dua garis lurus. Di satu bagian garis lurus menunjukkan, permintaan konsumen yang elastis terhadap kenaikan harga barang. Maka, ketika harga barang naik, maka jumlah permintaan akan turun pada persentase yang lebih tinggi.
Di garis lurus bagian lain, permintaan inelastis terhadap penurunan harga barang. Ketika harga barang mengalami penurunan, permintaan konsumen terhadap barang tersebut mengalami peningkatan, tetapi hanya di persentase yang lebih rendah.
ADVERTISEMENT
Demikian ulasan mengenai pengertian hukum permintaan beserta faktor, bunyi, rumus, fungsi, dan kurvanya dalam ekonomi bisnis. Semoga bisa dipahami dengan baik. (APR)