Pengertian Khiyar Majlis dalam Agama Islam

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
5 Mei 2024 20:51 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Khiyar Majlis. Foto: Unsplash/Jezael Melgoza
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Khiyar Majlis. Foto: Unsplash/Jezael Melgoza
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terdapat beberapa macam khiyar dalam ajaran agama Islam, salah satunya adalah khiyar majlis. Hukum khiyar pada asalnya adalah mubah artinya boleh dilakukan antara penjual dan pembeli bila dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Akan tetapi menjadi haram jika terdapat unsur penipuan.
ADVERTISEMENT
Contoh penjual mengatakan bahwa barang ini sudah ditawar dengan harga sekian, padahal tidak ada yang menawar dengan harga sebesar itu. Karena ada unsur penipuan dan pembohongan maka jual beli itu menjadi haram.
Setiap umat Islam yang akan melakukan jual beli sebuah barang, harus mengetahui hukum-hukum yang berlaku dalam Islam. Hal ini bertujuan agar barang yang dijual atau dibeli menjadi halal dan tidak haram.

Pengertian Khiyar Majlis

Ilustrasi Khiyar Majlis. Foto: Unsplash/CALIN STAN
Berikut merupakan pengertian khiyar majlis dalam ajaran agama Islam. Berdasarkan buku yang berjudul Fiqih Madrasah Ibtidaiyah / SD Kelas 6, Drs. H. Abdus Shobur, M.Ag, halaman 59, khiyar majlis, yaitu khiyar antara penjual dan pembeli boleh meneruskan jual beli atau membatalkannya pada waktu masih berada di tempat akad jual beli.
ADVERTISEMENT
Jika kedua penjual dan pembeli telah berpisah maka hak khiyar tidak berlaku lagi. Ukuran berpisah disesuaikan dengan adat kebiasaan yang berlaku. Nabi Muhammad saw bersabda:
الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا
"Dua orang yang mengadakan jual beli, diperbolehkan melakukan khiyar selama keduanya belum berpisah dari tempat akad." (HR. Bukhari dan Muslim)
Sedangkan menurut buku Multi Level Syariah di Indonesia Dalam Perspektif Maqashid Syariah, Dr. H. Asyura, M.H.I., dkk., (2021:30), yang dimaksud dengan khiyar majlis ialah hak memilih bagi penjual dan pembeli untuk melanjutkan atau membatalkan jual beli selama masih berada dalam tempat transaksi dan belum berpisah.
Khiyar majlis berakhir karena penjual dan pembeli memilih untuk meneruskan akad dan berpisahnya penjual dan pembeli dari tempat (majlis) jual beli.
ADVERTISEMENT
Ulama Hanafi memandang khiyar majlis ini tidak perlu dilakukan karena adanya ijab dan qobul antara penjual dan pembeli sudah untuk mempertegas akad yang sudah dilakukan sehingga tidak diperlukan khiyar majelis ini.
Khiyar ini berlaku bagi akad-akad yang bersifat mengikat dan tidak berlaku bagi akad-akad yang bersifat tidak mengikat. Dalam transaksi jual beli syariat Islam memberlakukan khiyar antara penjual dan pembeli.
Hikmah dari adanya khiyar adalah agar tidak terjadi perselisihan antara penjual dan pembeli terkait dengan transaksi yang telah dilakukan, memberikan ketenangan batin antara penjual dan pembeli, untuk menjamin kesempurnaan dan kejujuran antara penjual dan pembeli.
Yang dimaksud dengan khiyar adalah hak bagi penjual dan pembeli untuk memilih antara melanjutkan jual beli atau membatalkan jual beli karena sebab-sebab tertentu.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya akad jual beli adalah bersifat mengikat artinya apabila jual beli sudah terjadi maka akan berpindahlah kepemilikan benda yang diperjualbelikan namun Islam menetapkan hak khiyar dalam jual beli sebagai bentuk kasih sayang kepada pelaku akad.
Khiyar ada beberapa bentuk, bila dilihat dari aspek pihak yang melakukan akad maka khiyar ada dua yaitu khiyar syarat dan khiyar ta'yin. Bila dilihat dari aspek sumber syara' maka khiyar terbagi ke dalam tiga macam yaitu khiyar majlis, khiyar 'aib dan khiyar ru'yah:

1. Hikmah Khiyar

Berikut adalah beberapa hikmah kyiyar menurut buku yang berjudul Fiqih Madrasah Ibtidaiyah/SD Kelas 6, Drs. H. Abdus Shobur, M.Ag, halaman 60.
ADVERTISEMENT

Persyaratan dalam Jual Beli

Ilustrasi Khiyar Majlis. Foto: Pixabay/Pexels
Adapun persyaratan dalam jual beli berdasarkan buku Multi Level Syariah di Indonesia Dalam Perspektif Maqashid Syariah, Dr. H. Asyura, M.H.I., dkk., (2021:31), adalah sebagai berikut:
Persyaratan dalam jual beli tidak sama dengan syarat jual beli. Syarat jual beli ditetapkan oleh syariat Islam adapun persyaratan dalam jual beli ditetapkan oleh pihak yang melakukan transaksi jual beli.
Apabila yang dilanggar ketika akad jual beli masuk ke dalam wilayah syarat jual beli maka jual beli itu hukumnya tidak sah namun apabila yang dilanggar itu masuk ke dalam wilayah persyaratan jual beli maka hukum jual beli itu tetap sah dan pihak yang memberikan persyaratan memiliki hak untuk melakukan khiyar untuk melanjutkan atau membatalkan jual beli.
ADVERTISEMENT
Semua persyaratan yang dibuat oleh pelaku transaksi hukumnya adalah boleh dan bersifat mengikat. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Q.S. Al- Maidah ayat 1:
يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُودِ ....
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu..." Namun tidak semua persyaratan yang dibuat pelaku transaksi diterima atau dibenarkan oleh agama. Oleh karena itu, persyaratan dalam jual beli dapat dibagi dua:

1. Persyaratan yang Dibenarkan Agama

Yaitu setiap persyaratan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariat agama. Misalnya persyaratan yang sesuai dengan tuntutan akad seperti seseorang yang membeli sepeda motor dengan mensyaratkan kepada penjual untuk memperbaiki kerusakannya, menggunakan barang sebagai jaminan jika melakukan jual beli secara kredit, pembeli mengajukan persyaratan kriteria tertentu pada barang atau cara pembayarannya seperti lewat bank atau melalui perantara atau dengan cara wakil.
ADVERTISEMENT

2. Persyaratan yang Dilarang Agama

Yaitu setiap persyaratan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariat agama. Misalnya persyaratan yang tidak sesuai dengan tuntutan akad, persyaratan yang menggabungkan akad hutang piutang dan akad jual beli, persyaratan yang bertentangan dengan akad seperti penjual sepeda motor mensyaratkan setelah terjadi jual beli maka kepemilikan sepeda motor tersebut tidak berpindah kepada pembeli maka syarat ini adalah syarat yang bertentangan dengan prinsip agama dalam aspek jual beli.

Etika dalam Jual Beli

Ilustrasi Khiyar Majlis. Foto: Pixabay/Pexels
Berikut adalah etika dalam jual beli berdasarkan buku Multi Level Syariah di Indonesia Dalam Perspektif Maqashid Syariah, Dr. H. Asyura, M.H.I., dkk., (2021:32).
Secara umum makna dari etika sama dengan akhlak yaitu nilai yang mendasari seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Etika/akhlak dapat diperoleh dengan cara dilatih dan dibiasakan.
ADVERTISEMENT
Dengan dilatih dan dibiasakan maka etika/akhlak akan menjadi sifat kepribadian seseorang sehingga sifat itu akan keluar dari diri seseorang tanpa dipikirkan sebelumnya.
Etika/akhlak yang muncul karena dipikirkan sebelumnya menunjukkan bahwa etika/akhlak itu belum menjadi sifat kepribadian dari diri seseorang. Dalam transaksi jual beli terdapat etika-etika yang harus dijalankan bagi pelaku transaksi yaitu:
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan tentang khiyar majlis, hukum khiyar, persyaratan dalam jual beli, dan etika dalam jual beli yang harus diketahui umat Islam. (Adm)