Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Majas Eufemisme dan Contohnya dalam Berbagai Kalimat
6 Agustus 2024 13:06 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Majas eufemisme merupakan salah satu gaya bahasa yang bisa ditemukan di berbagai produk sastra. Memahami pengertian majas eufemisme akan memudahkan penulis untuk mengganti suatu pengertian kata agar produk yang dibuat semakin indah untuk dibaca.
ADVERTISEMENT
Majas adalah gaya bahasa adalah cara menyamakan suatu kata dengan kata yang lain. Majas digunakan untuk mengungkapkan pernyataan yang menegaskan, membandingkan, mempertentangkan, menyindir, atau mengulang.
Lebih lanjut, majas dimaksudkan untuk mencapai efek tertentu. Penjelasan tentang pengertian majas eufimisme dan berbagai contoh kalimatnya dapat dipelajari pada uraian berikut ini.
Pengertian Majas Eufemisme
Pada materi Bahasa Indonesia, majas eufemisme termasuk dalam golongan majas perbandingan. Jenis majas ini digunakan untuk membandingkan atau menyandingkan suatu objek dengan objek lain untuk menambah kesan dan efek pada pembaca atau pendengar.
Berdasarkan buku Analisis Bentuk, Fungsi, dan Makna Majas dalam Bahasa Tetun karya Rofnus Taek, kata eufimisme berasal dari bahasa Yunani euphemizein yang artinya berbicara dengan menggunakan kata-kata yang jelas dan wajar.
ADVERTISEMENT
Istilah eufemisme merupakan suatu cara yang digunakan untuk menggantikan kata-kata yang dirasa menyinggung perasaan atau menyugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa majas eufemisme adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan ungkapan yang kasar dan merugikan dengan ungkapan yang lebih halus.
Majas ini berfungsi agar bisa menyampaikan pesan dengan lebih beretika, sopan, dan santun. Majas eufemisme menjadi salah satu strategi untuk mengaburkan makna yang ingin disampaikan seseorang sehingga menjaga keharmonisan dan interaksi sosial.
Menyadur buku Semantik, Teori, and Analisis karya Mohammad Rohmadi dkk., fungsi majas eufemisme lainnya sebagai alat untuk merahasiakan sesuatu, sebagai alat untuk berdiplomasi, sebagai alat pendidikan, dan sebagai penolak bahaya.
ADVERTISEMENT
Contoh Majas Eufemisme
Setelah memahami pengertiannya, sekarang simaklah beberapa contoh majas eufemisme berikut ini yang dirangkum dari buku Ultralengkap Pribahasa Indonesia, Majas Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia karya Nur Indah Sholikhati, dan berbagai sumber lainnya.
1. Setiap universitas atau perusahaan sekarang akan diwajibkan untuk menerima difabel.
2. Anak Bapak belum waktunya naik kelas.
3. Maaf, saya ke belakang sebentar.
4. Orang itu memang bertukar akal.
5. Kalau dalam hutan jangan menyebut-nyebut nenek.
ADVERTISEMENT
6. Pemerintah telah mengadakan penyesuaian harga BBM.
7. Sudah tujuh tahun perempuan itu menjadi pramusaji di restoran hotel bintang lima.
8. Putra Bapak hanya kurang pandai.
9. Tuna netra itu menyerang jalan.
10. Salah satu program dari pemerintah yaitu memberantas tuna Susila.
11. Pegawai toko itu oleh pemiliknya diistirahatkan sementara dari tugasnya.
12. Paman dibebastugaskan setelah mengabdi selama lebih dari 30 tahun.
ADVERTISEMENT
13. Mulai besok, bi Tanti menjadi asisten rumah tangga di rumah kami.
14. Sudah lama Hesti dikenal sebagai pramuria di rumah kampung halamannya.
15. Orang yang malas nggak kamu bekerja pada akhirnya jadi seorang peminta-minta.
16. Dita sudah terbiasa mendengar berita miring yang berada di sekolah mengenai dirinya.
17. Nindi sering didiamkan oleh temannya karena mengatakan hal yang nggak benar.
ADVERTISEMENT
18. Pasca gempa ada banyak pasien di rumah sakit yang membutuhkan pertolongan segera.
19. Aulia punya kepribadian yang sedikit berbeda dibandingkan teman seusianya.
20. Di Afrika banyak penduduk yang kekurangan makan karena adanya konflik yang terus menerus terjadi.
21. Ada aroma kurang sedap dari kamar Mbah Wiryo.
22. Sudah lama nenek berpulang ke rahmat Tuhan.
23. Semua peserta upacara diminta untuk mengheningkan cipta guna mengenang para pahlawan yang telah gugur di medan perang.
ADVERTISEMENT
24. Ketua RT setempat sudah melarang warganya untuk buang hajat di sungai.
25. Jenazah nenek bakal dikebumikan di TPU setempat dekat rumahku.
26. Masih sering ditemui ada orang yang tak sehat berkeliaran di jalan tanpa penanganan khusus dari Dinas Sosial setempat.
27. Bapak masih tidak menyangka kalau Wira sudah mendahului orang-orang di sekitarnya.
28. Orang-orang yang ada dibalik jeruji besi adalah mereka yang pernah melakukan pelanggaran atau kesalahan.
29. Ratusan mahasiswa diamankan ke kantor polisi secara paksa tanpa bukti yang jelas.
ADVERTISEMENT
30. Tina kurang teliti sehingga perusahaan mengalami kerugian cukup beda.
(IPT)