Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penyebab Kemiskinan Absolut dan Jenis-jenis Kemiskinan Lainnya
17 November 2023 17:35 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dari data tersebut juga diketahui, jumlah penduduk miskin di desa lebih besar daripada di kota.
Sebenarnya, ada banyak jenis kemiskinan. Salah satunya yang paling tampak adalah kemiskinan absolut. Lantas apa penyebab kemiskinan absolut? Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Definisi Kemiskinan
Mengutip situs Kemdikbud, kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh sejumlah hal, antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan layanan pendidikan.
Kemiskinan juga didefinisikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Konsep ini mengacu pada Handbook on Poverty and Inequality yang diterbitkan oleh Worldbank.
ADVERTISEMENT
Dengan pendekatan tersebut, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Penduduk dikategorikan sebagai penduduk miskin jika memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan (GK).
Adapun GK mencerminkan nilai rupiah pengeluaran minimum yang diperlukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya selama sebulan, baik kebutuhan makanan maupun non-makanan.
Dimensi Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu kesatuan konsep (integrated concept) yang memiliki lima dimensi, berikut penjelasannya.
1. Kemiskinan (Proper)
Permasalahan kemiskinan adalah kondisi ketidakmampuan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan pokok. Konsep atau pandangan ini berlaku tidak hanya pada kelompok yang tidak memiliki pendapatan, akan tetapi dapat berlaku pula pada kelompok yang telah memiliki pendapatan.
ADVERTISEMENT
2. Ketidakberdayaan (Powerless)
Pada umumnya, rendahnya kemampuan pendapatan akan berdampak pada kekuatan sosial (social power) dari seseorang atau sekelompok orang terutama dalam memperoleh keadilan ataupun persamaan hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
3. Kerentanan menghadapi situasi darurat (State of emergency)
Seseorang atau sekelompok orang yang disebut miskin tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi situasi yang tidak terduga, di mana situasi ini membutuhkan alokasi pendapatan untuk menyelesaikannya.
Misalnya, situasi rentan berupa bencana alam, kondisi kesehatan yang membutuhkan biaya pengobatan yang relatif mahal, dan situasi-situasi darurat lainnya.
4. Ketergantungan (Dependency)
Keterbatasan kemampuan pendapatan ataupun kekuatan sosial dari seseorang atau sekelompok orang yang disebut miskin tadi menyebabkan tingkat ketergantungan terhadap pihak lain sangat tinggi.
Mereka tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan solusi atau penyelesaian masalah terutama yang berkaitan dengan penciptaan pendapatan baru.
ADVERTISEMENT
5. Keterasingan (Isolation)
Dimensi keterasingan dalah faktor lokasi yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang menjadi miskin.
Pada umumnya, masyarakat yang disebut miskin ini berada pada daerah yang jauh dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Sebab, sebagian besar fasilitas kesejahteraan lebih banyak terkonsentrasi di pusat-pusat pertumbuhan ekonomi seperti di kota-kota besar.
Jenis-jenis Kemiskinan
Berdasarkan kondisi kemiskinan yang dipandang sebagai bentuk permasalahan multidimensional, kemiskinan memiliki 4 bentuk. Adapun keempat bentuk kemiskinan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kemiskinan Absolut
Kemiskinan absolut adalah kemiskinan yang mendeskripsikan individu-individu yang tingkat pendapatannya di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan oleh negara.
Pendapatan itu membuat mereka tidak bisa mencukupi atau memenuhi kebutuhan standar untuk pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperluka nuntuk meningkatkan kualitas hidup.
ADVERTISEMENT
Bentuk kemiskinan absolut ini paling banyak dipakai sebagai konsep untuk menentukan atau mendefinisikan kriteria seseorang atau sekelompok orang yang disebut miskin.
Contoh kemiskinan absolut adalah tunawisma , seorang disabilitas yang tidak memiliki akses, atau sebuah keluarga yang sehari-hari tidak punya makanan sehingga sering kelaparan.
2. Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif diartikan sebagai bentuk kemiskinan yang terjadi karena adanya pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan pendapatan atau ketimpangan standar kesejahteraan.
Daerah-daerah yang belum terjangkau oleh program-program pembangunan seperti ini umumnya dikenal dengan istilah daerah tertinggal.
Meskipun kondisi seorang penduduk sudah berada di atas batas garis kemiskinan, tetapi tetap terlihat miskin karena rata-rata pendapatan penduduk daerah tersebut lebih tinggi. Maka dari itu, kemiskinan jenis ini dinamakan kemiskinan relatif.
ADVERTISEMENT
Kemiskinan relatif juga bisa diartikan sebagai kemiskinan yang berasal dari perbandingan antara penduduk dan lingkungannya. Dari kemiskinan relatif ini, maka bisa terbentuk stigma bahwa personal A relatif lebih miskin dibandingkan personal B karena personal B pendapatannya lebih tinggi.
3. Kemiskinan Kultural
Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang terbentuk karena kebiasaan masyarakat yang sudah menjadi budaya, baik itu dari nilai-nilai yang diusung, pemikiran, maupun cara kerja.
Kebiasaan tersebut dapat berupa sikap malas, pemboros atau tidak pernah hemat, kurang kreatif, dan relatif pula bergantung pada pihak lain.
Contoh kemiskinan kultural yang banyak terjadi di masyarakat adalah etos kerja yang rendah, mudah menyerah pada nasib, budaya masyarakat yang suka korupsi, kolusi, dan nepotisme, hingga menolak adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
ADVERTISEMENT
4. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang berasal dari struktur sosial yang tersemat pada golongan masyarakat tertentu dan memungkinan terjadinya kondisi di mana mereka tidak dapat menggunakan sumber daya yang sebenarnya tersedia untuk mereka.
Bentuk kemiskinan struktural adalah bentuk kemiskinan yang paling banyak mendapatkan perhatian dibidang ilmu sosial, terutama di kalangan negara-negara pemberi bantuan/pinjaman seperti Bank Dunia, IMF, dan Bank Pembangunan Asia.
Bentuk kemiskinan struktural juga dianggap paling banyak menimbulkan adanya ketiga bentuk kemiskinan yang telah disebutkan sebelumnya.
Contoh kemiskinan struktural yang banyak terjadi di masyarakat, yaitu:
ADVERTISEMENT
Penyebab Kemiskinan Absolut
Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang masuk ke dalam kategori miskin. Namun, menurut World Bank setidaknya ada tiga faktor utama penyebab kemiskinan, yaitu:
Adapun penyebab kemiskinan absolut secara umum adalah sebagai berikut.
1. Ketersediaan Pekerjaan
Di negara maju, kemiskinan absolut telah berkurang. Sementara di negara yang menghadapi perang, kolonialisme, dan penjarahan selama bertahun-tahun, banyak dari mereka yang tidak memiliki lahan dan sumber daya alam.
Tentu, ini berakibat pada penciptaan lapangan kerja yang sedikit. Dengan demikian, individu harus hanya mengandalkan diri mereka sendiri untuk kebutuhan dasar mereka.
ADVERTISEMENT
2. Pergerakan Industri
Kita sekarang telah bergerak menuju masyarakat pasca-industri di mana mengandalkan layanan daripada manufaktur dan produksi. Akibatnya, kita melihat kehancuran kota-kota yang mengandalkan industri untuk menyediakan lapangan kerja.
Bagi banyak orang, sangat sulit untuk pindah ke tempat yang lebih banyak pekerjaan, terutama di usia yang lebih tua. Makanya, terdapat orang yang hidup dalam kemiskinan absolut karena pergerakan industri.
3. Konflik
Perang secara historis menjadi salah satu penyebab utama kemiskinan absolut. Perang menghancurkan modal, perdagangan, investasi, dan rantai pasokan.
Berkaca pada sejarah, saat Perang Dunia II, ratusan ribu orang Rusia kelaparan dalam pengepungan Leningrad. Itu baru satu bagian dari perang yang diperkirakan memakan korban antara 35 hingga 60 juta jiwa.
Bahkan dalam konflik skala kecil di Afrika, perang menyebabkan penjarahan dan kehancuran. Misalnya, sumber daya alam habis dan menjadi tidak dapat dipulihkan karena hak milik disalah-gunakan atau tidak ada.
ADVERTISEMENT
4. Pendidikan Buruk
Sebuah bangsa yang berpendidikan rendah tidak dapat membaca atau menulis, sehingga komunikasi menjadi jauh lebih sulit. Bahkan di negara-negara dengan sistem pendidikan yang baik seperti AS, lebih dari 4 persen penduduknya tidak dapat membaca atau menulis.
Tanpa keterampilan dasar seperti itu, hampir tidak mungkin menemukan pekerjaan di negara maju. Bahkan di negara berkembang seperti India, kebutuhan untuk membaca dan menulis pun bisa menjadi pembeda antara kemiskinan absolut atau kehidupan yang nyaman.
(DEL)