Konten dari Pengguna

Penyumbatan Saluran Empedu pada Organ Hati, Penyebab Penyakit Kolesistitis

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
15 Oktober 2021 17:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ada berbagai penyakit disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu pada organ hati. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ada berbagai penyakit disebabkan oleh penyumbatan saluran empedu pada organ hati. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Penyumbatan saluran empedu pada organ hati dapat menyebabkan berbagai penyakit pada hati. Hati merupakan organ penting dalam tubuh yang berfungsi untuk menawar racun, menghasilkan protein, menyerap makanan, dan membantu proses pencernaan.
ADVERTISEMENT
Selain pada organ hati, penyumbatan saluran empedu juga dapat menimbulkan peradangan dalam organ lainnya, seperti pankreas. Penyumbatan saluran empedu atau dikenal dengan obstruksi bilier dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani.
Untuk memahami lebih jelas, berikut penjelasan mengenai penyakit yang disebabkan penyumbatan saluran empedu pada organ hati.

Penyumbatan Saluran Empedu pada Organ Hati dapat Menyebabkan Penyakit Kolesistitis

Penyumbatan saluran empedu pada organ hati dapat menyebabkan penyakit kolesistitis. Foto: Pixabay
Menurut Diktat Gastroenterohepatologi (2020), saluran empedu yang tersumbat pada organ hati dapat menyebabkan penyakit kolesistitis, yakni peradangan pada kantong empedu dan terbagi menjadi akut dan kronis.
Kantong empedu merupakan organ tempat penyimpanan cairan empedu, yaitu cairan yang berperan penting dalam pencernaan lemak di dalam tubuh.
Kantong empedu yang tersumbat membuat cairan empedu terperangkap di dalam kantong empedu. Hal inilah yang menimbulkan inflamasi.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa faktor yang membuat saluran empedu tersumbat, antara lain batu empedu, penyakit infeksi, gangguan pada pembuluh darah, kista, tumor, dan lainnya.
Kolesistisis sangat erat kaitannya dengan pembentukan batu empedu. Sekitar 90 persen kasus kolesistisis disertai dengan batu empedu dan 10 persen lainnya tidak disertai dengan batu empedu.

Gejala Penyakit Kolesistitis

Kolesistitis akut dan kronis memiliki gejala yang berbeda. Untuk memahami gejala masing-masing dengan lebih jelas, berikut penjelasannya.
1. Gejala Kolesistitis Akut
Kolesistitis akut merupakan peradangan kantong empedu yang terjadi secara tiba-tiba. Kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala, antara lain nyeri pada ulu hati atau perut kanan atas, demam yang disertai menggigil, mual, dan muntah.
Selain itu, munculnya jaundice atau warna kuning pada kulit atau pada bagian putih mata. Kondisi ini sering juga dikenal dengan sakit kuning. Lalu, warna urine penderita juga bisa lebih gelap, sementara warna fesesnya seperti pucat keabu-abuan.
ADVERTISEMENT
2. Gejala Kolesistitis Kronis
Kolesistitis kronis merupakan peradangan kantong empedu jangka panjang. Gejala utamanya dapat berupa mual dan dispepsia. Pada beberapa kasus, penderita kolesistitis kronis tidak mengalami gejala apa pun, atau hanya merasakan rasa tidak nyaman di perut.
Oleh karena itu, kolesistitis kronis mungkin tidak terdeteksi hingga penderita mengalami gejala lain yang lebih berat.
Jika kolesistitis kronis dibiarkan kerusakan pada dinding kantong empedu akan terjadi. Ini memungkinkan kehilangan fungsi dalam menampung serta mengeluarkan cairan empedu.

Pencegahan Penyakit Kolesistitis

Melakukan diet sehat dan mengonsumsi makanan yang rendah kolesterol sebagai usaha pencegahan kolesistitis. Foto: Pexels
Dikutip dari studi jurnal Acute Cholecystitis oleh Mark W. Jones dkk., kolesistitis tidak selalu bisa dicegah, terutama kolesistitis akut. Akan tetapi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi terjadinya kolesistitis.
ADVERTISEMENT
(SFR)