Konten dari Pengguna

Perbedaan Antara Anggapan Antroposentris, Geosentris, dan Heliosentris

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
2 Desember 2021 18:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Alam Semesta. Foto: iStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Alam Semesta. Foto: iStock
ADVERTISEMENT
Sebagian orang mungkin merasa asing atau tidak tahu perbedaan antara anggapan antroposentris, geosentris, dan heliosentris.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan geosentris dan heliosentris, antroposentris merupakan salah satu teori filsafat. Sementara geosentris dan heliosentris merupakan bagian dari ilmu astronomi.
Untuk memahami lebih jelas perbedaan antara antroposentris, geosentris, dan heliosentris, simak uraian lengkapnya di bawah ini.

Perbedaan antara Anggapan Antroposentris, Geosentris, dan Heliosentris

Ilustrasi Geosentris dan Heliosentris. Foto: Actforlibraries.org
Dikutip dari Digitalisasi Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik oleh Tim Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) Kemenag RI, berikut perbedaan antara antroposentris, geosentris, dan heliosentris.
1. Antroposentris
Antroposentris adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta.
Suatu kebijakan dan tindakan yang baik dalam kaitan dengan lingkungan hidup akan dinilai baik kalau mempunyai dampak yang menguntungkan bagi kepentingan manusia.
Pendekatan antroposentris memandang bahwa manusia yang menjadi pusat segalanya. Antroposentris menjelaskan kecenderungan manusia untuk menganggap dirinya sebagai entitas pusat dan yang paling penting di alam semesta, atau penilaian realitas melalui perspektif eksklusif manusia.
ADVERTISEMENT
Antroposentris menjadikan manusia sebagai pusat segalanya dan di atas dari segala sesuatu di alam semesta. Oleh karenanya, segala sesuatu yang ada dalam alam semesta sedapat mungkin digunakan demi kebaikan dan kemakmuran manusia.
2. Geosentris
Geosentris adalah teori dalam istilah astronomi yang menggambarkan alam semesta dengan bumi sebagai pusat pergerakan semua benda-benda langit
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles pada abad ke-3 SM. Menurutnya, bumi merupakan benda langit yang berbentuk bulat sebagaimana yang dikemukakan oleh Pythagoras pada abad ke-5 SM, sedangkan matahari, bulan, planet-planet, dan bintang-bintang, seluruhnya bergerak mengitari bumi.
Teori ini kemudian disempurnakan oleh Claudius Ptolomeus dengan bentuk lintasan orbit yang lebih rumit dengan beberapa planet, seperti Mars, Jupiter, dan Saturnus bergerak mengelilingi matahari sekaligus mengelilingi bumi bersama matahari.
ADVERTISEMENT
Teori ini bertahan cukup lama, bahkan menjadi ajaran resmi gereja beberapa ratus tahun kemudian.
3. Heliosentris
Heliosentris adalah teori yang menyatakan bahwa matahari merupakan pusat tata surya. Bumi beserta planet-planet lainnya secara bersamaan beredar mengelilingi matahari pada orbit-orbit tertentu yang berbentuk bulat.
Heliosentris berasal dari bahasa Yunani, yaitu helios yang berarti matahari, dan kentron yang berarti pusat.
Perdebatan mengenai kemungkinan Heliosentris sudah terjadi sejak lama. Namun, baru pada abad ke-16 dapat ditemukan suatu model matematis yang dapat menjelaskan secara lengkap sistem heliosentris, yaitu oleh Nicolas Copernicus, seorang ahli matematika dan astronom.
Teori ini dikemukakan oleh Nicolas Copernicus pada abad ke-14 M untuk membantah teori Geosentris yang selama ini dianut gereja.
ADVERTISEMENT
Teori ini sebenarnya bukanlah murni pemikiran Copernicus, melainkan pengembangan dari teori Heliosentris yang pernah dikemukakan oleh Aristoteles, tetapi tidak mendapat dukungan pada masa itu.
(SFR)