Konten dari Pengguna

Perbedaan Liabilitas Jangka Panjang dan Jangka Pendek dalam Perusahaan

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
16 Februari 2022 15:12 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi liabilitas. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi liabilitas. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Istilah liabilitas yang diartikan sebagai kewajiban suatu perusahaan tentu familier di kalangan pebisnis. Setiap perusahaan memiliki liabilitas untuk mengembangkan bisnisnya.
ADVERTISEMENT
Selain liabilitas, setiap perusahaan juga membutuhkan aset dan modal (ekuitas) untuk bisa mengembangkan usaha dan menjalankan kegiatan operasionalnya.

Pengertian Liabilitas

Berdasarkan jurnal Kewajiban Jangka Pendek dan Kontinjensi yang ditulis oleh Supiningtyas Purwaningrum, liabilitas adalah utang yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan operasional bisnis.
Liabilitas juga dapat diartikan sebagai suatu kewajiban yang dimiliki seseorang atau perusahaan yang harus dibayar pada periode tertentu. Hal ini biasanya berdasarkan atas nilai uang dari perusahaan tersebut.
Berikut ini adalah tiga karakteristik utama kewajiban tersebut, yaitu:
ADVERTISEMENT

Liabilitas Jangka Panjang

Ilustrasi liabilitas. Foto: Pexels.com
Melansir laman stie-igi.ac.id, liabilitas jangka panjang adalah utang atau kewajiban yang pelunasannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
Liabilitas jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk membeli tambahan aset tetap, menaikkan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain, atau juga untuk melunasi utang-utang yang lain.
Utang jangka panjang tersebut dapat dilunasi dengan sumber selain aktiva lancar. Adapun yang mencakup aktiva lancar suatu perusahaan, yaitu peralatan, gedung, tanah, investasi saham atau investasi obligasi jangka panjang, dan sebagainya.
Contoh liabilitas jangka panjang adalah utang bond, utang wesel jangka panjang, utang wesel hipotek, utang hipotik, uang muka dari perusahaan afiliasi, dan utang kredit bank jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari jurnal Akuntansi Utang Jangka Panjang oleh Heri Yanto, dkk., berikut ini karakteristik liabilitas jangka panjang, yaitu:

Liabilitas Jangka Pendek

Ilustrasi liabilitas. Foto: Pexels.com
Mengutip dari jurnal Kewajiban Jangka Pendek dan Kontinjensi yang ditulis oleh Supiningtyas Purwaningrum, liabilitas jangka pendek adalah utang dengan jangka waktu kurang atau maksimal satu tahun dari siklus operasi perusahaan.
ADVERTISEMENT
Dalam akuntansi, utang jangka pendek dan pelunasannya akan tercatat setiap periodenya pada laporan keuangan. Secara umum utang ini terjadi untuk keperluan jual beli perusahaan, seperti pembelian bahan baku, bahan mentah, dan sebagainya
Contoh liabilitas jangka pendek atau yang dikenal liabilitas lancar, yaitu utang dagang, utang wesel, utang biaya, pendapatan diterima dimuka, dividen, dan sebagainya.
Menurut jurnal Kewajiban Jangka Pendek (Current Liabilities) oleh May Mulyaningsih, berikut ini jenis liabilitas jangka pendek:
1. Kewajiban jangka pendek yang jumlahnya sudah pasti
Kewajiban jangka pendek yang jumlahnya sudah pasti mencakup beberapa hal di bawah ini:
a. Utang berbunga dalam jangka pendek
b. Utang yang terkait dengan kegiatan usaha entitas
ADVERTISEMENT
2. Kewajiban jangka pendek yang jumlahnya belum diestimasi
Adapun cakupan kewajiban jangka pendek yang jumlahnya belum diestimasi, yaitu:

Aset Liabilitas Ekuitas

Ilustrasi liabilitas. Foto: Pexels.com
Mengutip dari laman resmi Bank OCBC NISP, sering kali pengusaha keliru mengenai aset dan liabilitas. Hal tersebut karena liabilitas bisa memiliki bentuk dan nilai yang sama dengan aset, baik berupa modal maupun barang.
Namun kenyataannya, terdapat perbedaan aset dan liabilitas yang signifikan. Aset adalah sumber ekonomi untuk menjalankan bisnis dan memastikan pertambahan nilai kekayaan bagi perusahaan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, liabilitas adalah sumber ekonomi untuk menjalankan bisnis yang perlu dibayar perusahaan ke pihak eksternal dalam tempo tertentu. Berikut ini perbedaan aset dan liabilitas yang mudah dipahami:

Contoh Aset Liabilitas dan Ekuitas

Ilustrasi liabilitas. Foto: Pexels.com
Menurut jurnal Akuntansi Utang Jangka Panjang oleh Heri Yanto, dkk., terdapat beberapa contoh aset liabilitas dan ekuitas, di antaranya:
a. Liabilitas
Berikut ini contoh aset liabilitas dalam perusahaan:
ADVERTISEMENT
1. Utang hipotek
Hipotek memiliki arti bahwa perusahaan melakukan kredit dengan menaruh dasar jaminan yang agunannya berupa benda tidak bergerak.
2. Utang tagihan
Tagihan adalah bentuk kewajiban yang dibayarkan oleh perusahaan karena adanya pemakaian fasilitas atau jasa layanan. Tagihan tersebut mencakup bunga, denda, hingga biaya administrasi.
b. Ekuitas (Modal)
1. Saham
Saham adalah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau bukti penyertaan modal. Saham mencakup penanaman modal dan investasi dalam suatu perusahaan yang memengaruhi keuangan perusahaan.
2. Pendapatan yang disimpan
Pendapatan yang disimpan merupakan contoh aset liabilitas dan ekuitas yang bisa dibekukan oleh perusahaan untuk menjaga stabilitas keuangan. Dengan begitu, pendapatan ini tidak perlu untuk dibagikan ke para pemegang saham.
ADVERTISEMENT

Rumus Liabilitas

Ilustrasi liabilitas. Foto: Pexels.com
Mengutip buku Pengantar Ilmu Akuntansi Keuangan untuk Ekonomi dan Teknik, berikut ini rumus aset liabilitas dan ekuitas secara umum yang bisa kamu gunakan:
Aset (Harta) = Liabilitas (Utang/Kewajiban) + Modal (Ekuitas)
Untuk mencari liabilitas, kamu dapat menggunakan rumus total liabilitas:
Liabilitas = Aset – Ekuitas
Sedangkan untuk menghitung rasio liabilitas dalam perusahaan, kamu bisa menggunakan rumus rasio liabilitas berikut:
Rasio liabilitas = Total utang : Ekuitas x 100%
(FNS)