Konten dari Pengguna

Perkembangan Naskah Lakon Teater Modern Indonesia

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
6 Desember 2021 19:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seni teater modern. Foto : Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seni teater modern. Foto : Pexels.com
ADVERTISEMENT
Naskah lakon teater modern Indonesia berkembang mengikuti sejarah seni teater yang ada di masyarakat Indonesia. Perbedaan naskah lakon teater modern Indonesia dan naskah lakon biasanya hanya pada tema cerita yang disampaikan ke penonton dan juga penggunaan bahasa.
ADVERTISEMENT
Umumnya tema cerita naskah lakon teater modern Indonesia membahas kehidupan modern saat ini, seperti kehidupan seorang anak desa yang berhasil merakit mobil listrik.
Kemudian, bahasa yang digunakan dalam naskah lakon juga disesuaikan dengan bahasa yang berkembang di lingkungan masyarakat saat itu.

Pengertian Naskah Lakon

Berdasarkan buku Seni Budaya kelas IX oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, naskah lakon teater adalah penuangan ide cerita ke dalam susunan alur cerita.
Naskah lakon biasanya dibuat lebih dahulu karena perannya sangat penting dalam menentukan kesuksesan pertunjukan teater.
Seorang penulis lakon dalam proses berkarya berpedoman pada sebuah tema cerita. Tema ini akan disusun menjadi sebuah cerita yang terdiri dari berbagai peristiwa dan memiliki alur cerita yang jelas.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ukuran dan panjang alur cerita akan diperhitungkan menurut kebutuhaan sebuah pertunjukan seni. Naskah lakon memiliki struktur yang jelas untuk menciptakan alur cerita sebuah pertunjukan.
Adapun struktur yang terdapat dalam naskah lakon tersebut adalah:
1. Tema
Tema adalah dasar pemikiran atau ide penulis untuk disampaikan kepada penonton.
2. Plot
Plot meliputi berbagai peristiwa yang saling terkait dalam sebuah naskah lakon. Dengan adanya plot, alur cerita dari sebuah naskah lakon akan terbentuk dengan sendirinya.
3. Pengaturan
Pengaturan ini biasanya mengatur latar tempat, waktu, dan suasana cerita dalam suatu naskah lakon.
4. Tokoh
Penulis naskah lakon juga perlu membuat tokoh yang terlibat pada setiap kejadian dalam lakon. Penulis perlu memikirkan karakter dari setiap tokoh yang berbeda dari tokoh-tokoh lainnya.
Ilustrasi tokoh dalam pertunjukan teater. Foto: Pexels.com

Perkembangan Naskah Lakon Teater Modern Indonesia

Menurut buku Seni Budaya yang ditulis Sem Cornelyoes Bangun dkk., pada mulanya, naskah seni pertunjukan teater ditulis dalam bahasa Melayu-Tionghoa, bahasa Belanda, dan bahasa daerah.
ADVERTISEMENT
Kemudian, mulai bermunculan naskah-naskah yang berisi cerita kepahlawanan, perlawanan, dan semacamnya. Hal tersebut membuat naskah teater tidak hanya ditulis oleh sastrawan, melainkan juga oleh para tokoh perjuangan.
Naskah lakon teater modern Indonesia mulai tumbuh ketika kehidupan teater modern Indonesia menampakkan wujudnya. Tepatnya setelah Usmar Ismail menulis naskah lakon yang berjudul Citra pada 1943.
Naskah lakon tersebut bukan bertema tentang pahlawan-pahlawan epik atau para bangsawan. Namun, tentang kehidupan sehari-hari manusia Indonesia yang sedang menggalang kekuatan menuju pecahnya revolusi dan kehidupan manusia yang telah berubah seiring berkembangnya zaman.
Teater modern Indonesia semakin marak dengan berdirinya Pusat Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki (TIM). Terlebih setelah kepulangan Rendra, seorang sutradara teater modern, dari Amerika dengan eksperimen-eksperimennya yang monumental. Contohnya, yang terdapat pada naskah lakon Bib Bob, Rambate Rate Rata, Dunia Azwar, dan banyak lagi.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan teater modern Indonesia dilengkapi dengan Sayembara Penulisan Naskah Drama dan Festival Teater Jakarta. Hasilnya, keberagaman bentuk pementasan dapat disaksikan hingga hari ini.
Di samping itu, mulai banyak grup teater yang memiliki bentuk penyajian berbeda satu sama lain. Mereka tidak hanya mengadopsi naskah lakon dari Barat, tetapi menggali akar-akar teater tradisi dalam penulisan naskah lakonnya.
(FNS)