Pola Keruangan Desa dan Permasalahan Pembangunannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
26 Januari 2024 12:45 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pola keruangan desa. Foto: Laura Agustí/Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pola keruangan desa. Foto: Laura Agustí/Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Desa adalah salah satu bentuk pemukiman dengan ciri khas tersendiri, mulai dari kehidupan sosial, adat istiadat, dan budaya. Selain itu, terdapat pola keruangan desa yang berbeda dengan kota.
ADVERTISEMENT
Pola keruangan desa adalah susunan dan penataan ruang desa yang mencerminkan fungsi, aktivitas, dan interaksi masyarakat desa. Selengkapnya, simak uraian di bawah ini.

Pola Keruangan Desa

Ilustrasi pola keruangan desa. Foto: Gunnar Ridderström/Unsplash
Istilah desa yang ada di Indonesia adalah wilayah administratif di bawah kecamatan yang dipimpin Kepala Desa. Pengertian desa sendiri adalah kumpulan dari beberapa unit permukiman kecil yang disebut dengan kampung, dusun, banjar, atau jorong.
Mengutip Modul Pembelajaran SMA Geografi Kelas XII terbitan Kemdikbud pada 2020, pembangunan pada desa dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan keadaan desa yang disebut dengan pola keruangan desa.
Pola keruangan desa adalah pengaturan dan pemanfaatan ruang atau lahan untuk keperluan tertentu. Tujuan pola keruangan desa adalah agar tak terjadi pemanfaatan lahan yang tumpang tindih.
ADVERTISEMENT
Setiap desa memiliki perbedaan cara mengatur pola keruangan desa, tergantung dengan karakteristik desa tersebut. Pembangunan pola keruangan desa dibagi berdasarkan beberapa kondisi yang akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.

1. Berdasarkan Pola Pemukiman

Pola keruangan desa berdasarkan pemukimannya yang diungkapkan Soekandar Wiriatmadja dibagi menjadi empat jenis, yaitu memusat, memanjang, mengelilingi, dan menyebar. Berikut penjelasannya:
1. Pemukiman Memusat
Pola keruangan desa yang pertama adalah pola memusat. Pola ini yang paling sering ditemui di desa-desa di Indonesia. Ciri utama pola memusat adalah pembangunannya cenderung berdekatan pada suatu titik lokasi tertentu serta penduduk desanya memiliki tingkat kekerabatan yang tinggi.
Pola memusat banyak dijumpai di wilayah dataran rendah. Adanya pola memusat pada sebuah desa kemungkinan terbentuk karena dihuni secara turun temurun.
ADVERTISEMENT
2. Pemukiman Memanjang
Pola memanjang bisa terlihat apabila pembangunannya memanjang pada suatu garis. Garis tersebut adalah sumber penghidupan yang memudahkan mobilitas penduduk di desa itu.
Pola memanjang banyak dijumpai di desa yang berada di pesisir laut dan masyarakatnya umumnya bekerja sebagai nelayan. Pola memanjang juga dapat dijumpai pada desa-desa yang lokasinya di pinggir jalan raya dengan rumah-rumah yang mengikuti garis memanjang.
3. Pemukiman Mengelilingi
Pola mengelilingi sebenarnya mirip dengan pola memanjang. Apabila pola memanjang pembangunannya tampak mengikuti sebuah garis memanjang, pola mengelilingi adalah pembangunan desa yang mengelilingi sebuah fasilitas tertentu yang dibutuhkan masyarakat.
Pola mengelilingi ditemukan di dataran rendah dengan fasilitas umum untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, misalnya di dekat waduk atau mata air.
ADVERTISEMENT
4. Pemukiman Menyebar
Terakhir, ada pola menyebar yang umumnya terjadi di desa pada dataran tinggi. Hal ini karena penduduknya yang mencari tempat tinggal di tanah yang rata dan mudah didirikan bangunan.
Selain faktor morfologi, pola menyebar pada daerah di dataran rendah terjadi karena alasan kesuburan tanah, topografi lingkungan, dan sumber air.

2. Berdasarkan Letak Geografis atau Lahan Desa

Berdasarkan letak geografisnya, pola keruangan desa dibagi menjadi desa pedalaman, pegunungan atau dataran tinggi, dataran rendah, dan pesisir atau pantai. Berikut penjelasannya:
1. Desa Pedalaman
Desa-desa yang tersebar di berbagai pelosok dan jauh dari kota disebut desa pedalaman. Umumnya, suasana desa pedalaman lebih damai, sederhana, sunyi, dan sepi apabila dibandingkan dengan jenis desa lainnya.
2. Desa Pegunungan atau Dataran Tinggi
ADVERTISEMENT
Desa yang berada di daerah pegunungan dibangun secara memusat untuk mendorong aktivitas gotong royong penduduknya.
3. Desa Dataran Rendah
Desa yang letaknya di dataran rendah umumnya tergantung pada sektor pertanian.
4. Desa Pesisir atau Pantai
Kemudian ada desa pesisir atau pantai, berada di daerah dekat pantai yang landai.

3. Berdasarkan Kegiatan Ekonomi

Pembangunan lahan desa juga bisa berdasarkan kegiatan ekonomi masyarakat di desa tersebut, mulai dari pesisir hingga industri besar dan besar. Berikut ini jenis-jenisnya yang dibagi menjadi sembilan:
1. Desa Pesisir
Desa pesisir adalah wilayah yang termasuk nagari. Desa pesisir berbatasan langsung dengan garis pantai dengan corak kehidupan masyarakatnya bergantung pada potensi laut.
2. Desa Persawahan
Desa persawahan adalah desa yang sebagian besar penduduknya bergantung dari usaha persawahan.
ADVERTISEMENT
3. Desa Perladangan
Kemudian, desa perladangan adalah desa yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil ladang, seperti palawija, hortikultura, atau padi gogo.
4. Desa Perkebunan
Desa perkebunan adalah desa yang sebagian besar hidup penduduknya tergantung pada usaha perkebunan, seperti kelapa sawit, karet, cengkeh, dan lainnya.
5. Desa Peternakan
Desa peternakan adalah desa yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya sebagai peternak.
6. Desa Perdagangan
Desa yang menjadi tempat bertemunya orang-orang untuk menjual dan membeli barang sehingga terjadilah pasar.
7. Desa Pertambangan
Desa pertambangan adalah desa yang dekat dengan wilayah penghasil tambang.
8. Desa Industri Kecil atau Kerajinan
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat desa ini adalah dengan membuat kerajinan atau memiliki industri kecil.
ADVERTISEMENT
9. Desa Industri Sedang dan Besar
Desa industri besar adalah desa yang mata pencaharian penduduknya sebagian besar di bidang industri kelas sedang hingga besar.

Ciri-Ciri Desa

Ilustrasi desa. Foto: Idris R/unsplash
Desa dan kota memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Berikut ini beberapa ciri-ciri desa.

1. Perbandingan Lahan dengan Penduduk

Jumlah penduduk desa lebih sedikit dengan penduduk kota, sehingga lahan di desa lebih luas dan bisa dimanfaatkan untuk pertanian, peternakan, perikanan, dan lainnya.

2. Lapangan Pekerjaan Didominasi Pertanian

Mata pencaharian utama penduduk desa adalah sebagai petani. Di desa, pengaruh teknologi belum terlalu besar. Hal tersebut bisa disebabkan oleh minimnya tingkat pendidikan, tak tersedianya lahan pekerjaan lain, dan lahan pertanian masih luas.

3. Hubungan Kekerabatan Erat

Kehidupan masyarakat desa masih berdasarkan asas kekerabatan dan kekeluargaan.
ADVERTISEMENT

4. Tradisi Masih Kuat

Penduduk desa masih menganut dengan teguh sebuah tradisi. Penduduk desa juga memandang tradisi adalah hal yang penting karena dianggap sebagai pedoman hidup.

Permasalahan Pembangunan Desa

Ilustrasi desa. Foto: Mufid Majnun/unsplash
Ada beberapa permasalahan yang membuat pembangunan di desa terhambat. Permasalahan pada pembangunan desa mengalami akan berpengaruh pada wilayah kota. Ini karena desa cukup penting bagi kota karena memasok produk pertanian, perikanan, dan perkebunan.
Adapun permasalahan pembangunan desa berdasarkan Modul Pembelajaran SMA Geografi Kelas XII terbitan Kemdikbud pada 2020, antara lain:

1. Berkaitan dengan Kondisi Geografis

Kondisi geografis di Indonesia berupa kepulauan yang bisa menjadi potensi sekaligus masalah, seperti distribusi penduduk yang tak merata sehingga dapat menyulitkan proses pembangunan. Sebagian besar desa tertinggal umumnya berlokasi di perbukitan dan pulau-pulau yang jauh dari pusat pemerintahan.
ADVERTISEMENT

2. Berkaitan dengan Kondisi Masyarakat

Kemampuan penduduk desa yang bervariasi dalam memenuhi kehidupannya, ada yang mampu memenuhi dan ada yang kurang mampu.
Penduduk desa yang kurang mampu bisa memunculkan permasalahan dalam pembangunan, misalnya distribusi tak merata, kurang gizi, fasilitas pendidikan dan kesehatan rendah, dan kesadaran masyarakat yang minim.

3. Berkaitan dengan Pemerintah dan Kelembagaan

Kondisi pemerintah desa, kabupaten, atau provinsi yang belum berfungsi sebagai mestinya serta belum maksimalnya koordinasi pelayanan pemerintah dari pemerintah terkecil sampai pusat, bisa menyebabkan kebijakan menjadi sulit diambil dan pembangunan di desa terganggu.

Upaya Pemerintah dalam Pembangunan Desa

Ilustrasi desa. Foto: I Made Krisna Udiana/unsplash
Masih dikutip dari buku yang sama, berikut ini sederet upaya pemerintah dalam mengembangkan desa.

1. Penduduk Desa Ditempatkan Sebagai Warga Negara

Pemerintah menempatkan penduduk desa sebagai warga negara yang sebenarnya adalah salah satu upaya untuk membangun desa. Artinya, pembangunan desa tak membedakan antara penduduk desa dengan penduduk kota.
ADVERTISEMENT
Sehingga, diharapkan semua penduduk mendapatkan hak sebagai warga negara Indonesia dan harus dilindungi dari aspek apapun.

2. Upaya Agar Kehidupan Penduduk Desa Meningkat

Upaya pemerintah selanjutnya adalah mengupayakan agar corak kehidupan penduduk desa dapat meningkat. Sehingga, penduduk desa mendapatkan hidup yang lebih layak.

3. Agar Penduduk Desa Lebih Kreatif

Selanjutnya, pemerintah mengupayakan agar penduduk desa lebih kreatif, inovatif, fleksibel, dan dinamis saat menghadapi tantangan yang ada. Dengan begitu, pembangunan di desa bisa berjalan dengan baik karena penduduknya lebih semangat.
(NSF)