Konten dari Pengguna

Proses Evolusi Alam Semesta: Teori dan Penjelasannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
1 November 2021 17:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi evolusi alam semesta. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi evolusi alam semesta. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Alam semesta adalah ruang tanpa batas yang di dalamnya terdiri dari semua materi, termasuk tenaga dan radiasi. Alam semesta tidak dapat diukur. Artinya batas-batasnya tidak bisa diketahui secara jelas.
ADVERTISEMENT
Materi-materi seperti galaksi, bintang, matahari, nebula, planet, meteor, asteroid, komet, dan bulan, hanya sebagian kecil materi di alam semesta. Semua yang ada merupakan rahasia yang sama sekali belum terungkap.
Faktor tersebut disebabkan karena ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia dalam mengungkap rahasia alam semesta masih sangat terbatas. Hal yang belum terungkap itu menghasilkan asumsi dan teori evolusi alam semesta yang dikemukakan oleh para ahli.

Proses Evolusi Alam Semesta Menurut Berbagai Teori

Menurut buku Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta untuk Kelas X SMA/MA karya Hartono, berikut teori-teori terbentuknya alam semesta.
1. Teori Ledakan Besar (The Big Bang Theory)
Teori ini mengemukakan bahwa jagat raya diawali dengan massa dan berat jenis yang sangat besar. Massa itu meledak sangat dahsyat karena terjadi reaksi pada inti massa.
ADVERTISEMENT
Saat terjadi ledakan besar, bagian-bagian dari massa berserakan dan terpental jauh. Setelah miliaran tahun peristiwa itu, bagian-bagian yang terpental membentuk kelompok yang disebut sebagai galaksi-galaksi dalam sistem tata surya.
2. Teori Mengembang dan Memampat (The Oscillating Theory)
Teori ini dikenal juga dengan nama teori ekspansi dan kontraksi. Teori ini mengatakan jagat raya terbentuk karena suatu siklus materi yang diawali dengan massa ekspansi (mengembang). Massa tersebut terjadi karena reaksi inti hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.
Selanjutnya, galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan meredup kemudian memampat didahului dengan keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat, tahap berikutnya ialah tahap mengembang dan pada akhirnya memampat lagi.
3. Teori Kuantum
ADVERTISEMENT
Teori kuantum diciptakan oleh William Lane Craig pada 1996. Teori ini menjelaskan bahwa pada dasarnya tidak ada ruang hampa, yang ada hanya partikel subatom.
Teori kuantum berasal dari gagasan bahwa semua peristiwa yang mungkin memiliki kemungkinan terjadi, tidak peduli seberapa fantastis peristiwa itu.
4. Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory)
Dalam kosmologi, teori keadaan tetap adalah model asal usul alam semesta yang kini sudah tidak digunakan lagi. Materi baru terus menerus dibuat ketika alam semesta mengembang, sesuai dengan asas kosmologi sempurna.
Walaupun alam semesta mengembang, keadaannya tidak berubah dan tidak ada awal ataupun akhir.
Teori ini kini ditolak olehh sebagian besar kosmolog profesional dan ilmuwan. Sebab, bukti pengamatan menunjukkan kebenaran model ledakan dahsyat dan usia alam semesta yang terbatas. Bukti yang dianggap meruntuhkan teori ini adalah radiasi latar gelombang mikro kosmis yang diprediksi oleh model ledakan dahsyat.
ADVERTISEMENT
5. Teori Alam Semesta Berayun
Para ahli mengatakan bahwa gerak galaksi yang saling menjauh menunjukkan tanda-tanda makin melambat. Pelambatan ini menghasilkan pendapat bahwa alam semesta melengkung positif.
Jika benar, alam semesta ini tak bertepi dan tidak memiliki batas. Sehingga, pada suatu waktu seluruh materi akan berhenti dan mulai mengerut lagi sebagai akibat gaya (tarik) gravitasi.
Semua materi akan termampat lagi menjadi bola raksasa dan akan meledak lagi. Kemudian terbentuklah alam semesta.
(ZHR)