Proses Siklus Batuan dan Jenis-jenis Batuan yang Perlu Dipahami

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
11 Desember 2023 5:55 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses Siklus Batuan dan Jenis-jenis Batuan yang Perlu Dipahami. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Proses Siklus Batuan dan Jenis-jenis Batuan yang Perlu Dipahami. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada tiga macam batu penyusun kerak bumi, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan malihan. Nah, ketiga batuan tersebut mengalami siklus pembentukan yang dinamakan dengan Siklus Batuan.
ADVERTISEMENT
Dalam siklusnya, batuan diawali dari magma yang ada di bawah lapisan kerak bumi mengalami pembekuan. Kemudian menjadi batuan beku.
Setelah itu mengalami pelapukan, pengangkutan, dan pengendapan, membentuk batuan sedimen, dan kemudian mengalami metamorphosis, membentuk batuan metamorf, lalu pada akhirnya kembali melebur menjadi magma.
Simak penjelasan selengkapnya mengenai proses siklus batuan di bawah ini.

Definisi Batuan

Definisi Batuan. Foto: Pexels
Batuan adalah bahan alamiah yang menyusun bumi. Sebagian besar batuan tersusun secara fisik dari campuran mineral. Beberapa batuan tersusun dari sejenis mineral saja, beberapa yang lain dibentuk oleh gabungan berbagai mineral.
Batu-batuan kulit bumi dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: batuan beku (igneous rocks), batuan sedimen (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks).
ADVERTISEMENT

Memahami Proses Siklus Batuan

Memahami Proses Siklus Batuan. Foto: Pexels
Menurut Modul 2 Geologi Dasar yang diterbitkan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi, proses siklus batuan berawal dari magma.
Magma adalah batuan cair yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Seiring waktu, magma mendingin dan membeku. Proses ini disebut kristalisasi, dan dapat terjadi baik di bawah permukaan atau setelah letusan gunung berapi di permukaan bumi.
Jika batuan beku terpapar di permukaan, mereka mengalami pelapukan, di mana pengaruh sehari-hari dan cuaca dari atmosfer, hidrosfer, dan biosfer perlahan-lahan hancur dan batuan terurai (decomposed).
Material hasil pelapukan pada lereng sering digerakkan oleh gaya gravitasi sebelum diambil dan diangkut oleh sejumlah agen erosi, seperti air yang mengalir, gletser, angin, atau gelombang.
ADVERTISEMENT
Akhirnya partikel-partikel ini dan zat terlarut yang disebut sedimen, diendapkan. Meskipun sebagian besar endapan akhirnya berhenti di lautan, lokasi pengendapan lainnya termasuk di dataran banjir sungai, cekungan gurun, rawa, dan bukit pasir, selanjutnya, sedimen yang menumpuk mengalami lithifikasi, sebuah istilah yang berarti "konversi menjadi batuan."
Sedimen biasanya diamplifikasi menjadi batuan sedimen ketika dipadatkan oleh beban berat lapisan atasnya atau ketika disemen oleh air tanah yang meresap mengisi pori-pori dengan bahan mineral.
Jika batuan sedimen yang dihasilkan terkubur jauh di dalam bumi dan terlibat dalam dinamika pembentukan pegunungan, atau diterobos oleh massa magma, maka akan mengalami tekanan besar dan/atau panas yang hebat.
Batuan sedimen tersebut bereaksi terhadap lingkungan, kemudian berubah menjadi jenis batuan ketiga, yaitu batuan metamorf.
ADVERTISEMENT
Ketika batuan metamorf mengalami tambahan perubahan tekanan atau suhu yang lebih tinggi lagi, batuan itu meleleh, dan kembali tercipta magma, yang akhirnya mengkristal menjadi batuan beku, kemudian siklus dimulai lagi dari awal.

Jenis-jenis Batuan

Jenis-jenis Batuan. Foto: Pexels
Dari uraian diatas, nampak bahwa secara garis besar, batuan dikelompokkan menjadi tiga kategori berdasarkan cara terbentuknya, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Berikut penjelasannya dirangkum dari buku Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan oleh Agus Pratomo, S.Pd

1. Batuan Beku (Igneous Rock)

Batuan beku adalah batuan yang berasal dari pembekuan magma baik yang membeku di dalam atau di luar permukaan bumi. Sifat dari batuan beku adalah kristalin, baik dari kristal itu sendiri maupun dari gelasan yang mengkristal.
ADVERTISEMENT
Pada pendinginan magma, tidak semuanya langsung membeku, pembekuan ini berlangsung bertahap tergantung pada penurunan suhunya.
Pada saat-saat tertentu, magma membentuk secara cepat menghasilkan mineral yang sebagian besar adalah gelasan (masa dasarnya gelasan).
Pembekuan mineral-mineral yang diakibatkan penurunan suhu pada tubuh magma ini urutanya disusun oleh Bowen yang dikenal dengan Deret Reaksi Bowen, dimana reaksi ini menggambarkan proses pembentukan mineral pada saat pendinginan magma yang lambat sehingga magma mengalami reaksi yang spesifik baik bentuk dan ukuran kristalnya.
Batuan beku dibagi atas 3 macam sebagai berikut:

a). Batuan beku dalam (plutonik)

Terjadi di dalam magma, dengan penurunan suhu secara perlahan. Penurunan suhu secara perlahan tersebut menyebabkan proses kristalisasi terjadi dengan sempurna.
Batuan ini terbentuk ketika magma masih berada pada bagian kerak bumi yang dalam. Bantuan beku ini disebut juga sebagai plutonik atau batuan abisik.
ADVERTISEMENT
Batuan ini mempunyai struktur holokristalin, artinya batuan tersebut seluruhnya terdiri dari kristal-kristal. Pembentukan kristal membutuhkan waktu yang lama dan kondisi tertentu.
Batuan beku plutonik berstruktur fanerik, artinya mineral-mineral penyusunnya dapat dilihat mata secara langsung tanpa menggunakan alat. Contoh batuannya adalah batu granit, diorite,gabro, peridotit.

b). Batuan beku korok/gang/celah (Hypabisal)

Batuan ini terbentuk dalam celah-celah atau rekanan-rekanan kerak bumi. Batuan beku korok/gang memilik struktur beragam tergantung dari penurunan suhunya.
Batuan yang dekat dengan dapur magma mempunyai struktur holokristalin, sedangkan yang lebih dekat dengan permukaan bumi mempunyai struktur porfir, yang memperlihatkan adanya butiran (kristal) yang tidak seragam (inequigranular) terdiri atas butiran yang besar (fenokris) dan masa dasar (groundmass) atau matriks (matrix) yang lebih halus.
ADVERTISEMENT
Contoh batuannya adalah Ryolit porfir, Andesit porfir dan Basalt porfir.

c). Batuan beku luar/lelehan (Vulkanik)

Batuan ini terbentuk dari pembekuan magma di permukaan bumi. Proses pembekuan terjadi di permukaan bumi sehingga prosesnya cepat. Proses ini menyebabkan sebagian besar mineralnya tidak memiliki waktu untuk membentuk kristal dan bersifat amorf.
Batuan yang memiliki sifat amorf, susunan atom atau partikelnya tersusun secara acak dan tidak teratur, seperti susunan atom kaca, karet dan plastik.
Contoh batuan beku luar adalah: batu apung (pumice), scoria, piroklastik, obsidian, ryolit, andesit dan basalt.

2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)

Batuan sedimen ialah batuan yang terbentuk dari endapan hasil dari proses pelarutan atau pengikisan batuan yang sudah ada sebelumnya, baik berasal dari batuan beku, batuan metamorf, atau batuan sedimen.
ADVERTISEMENT
Ciri utama batuan sedimen adalah berlapis-lapis. Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi, sebagai berikut:

a). Batuan sedimen klastik

Batuan asal mengalami penghancuran secara mekanik dari ukuiran besar menjadi ukuran kecil, dan megalami transportasi kemudian mengendap membentuk batuan sedimen klastik. Contohnya adalah batu pasir, konglomerat dan breksi.

b). Batuan sedimen kimiawi

Batuan sedimen pada pengendapannya terjadi pengendapan proses kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, dan dehidrasi. Contohnya adalah batu gamping (limestone, dolostone, rijang (chert) batuan evaporit

c). Batuan sedimen organik

Batuan sedimen organik terjadi karena selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, yaitu sisa rumah atau bangkai binatang di dasar laut. Contohnya adalah batuan fosfat, coal (batu bara) dan koral.

3. Batuan Malihan (Metamorphic Rock)

Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan induk, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, ataupun metamorf yang mengalami proses metamorfosa.
ADVERTISEMENT
Secara garis besar, pembagian metamorfosa dilihat dari ruang lingkup daerah terjadinya, Bucher dan Frey (1994) membagi menjadi 2 jenis, yaitu:

a). Metamorfosa lokal

Pengertian lokal yang dimaksud berhubungan dengan luas daerah dimana proses metamorfosa tersebut terjadi. Luasnya hanya sampai beberapa meter persegi.
Metamorfosa yang disebut sebagai metamorfosa lokal antara lain adalah:
ADVERTISEMENT

b). Metamorfosa regional/dinamothermal

Metamorfosa regional atau dinamothermal merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa regional dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
(DEL)