Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Puasa Tarwiyah dan Arafah serta Tata Caranya
11 Juni 2024 18:58 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Santri Salaf Menjawab; Jilid 3, Tim Kajian Fikih Pondok Pesantren Sidogiri, (2011), Iduladha adalah salah satu momen berharga bagi umat Islam. Selain ibadah haji dan kurban, amalan yang sangat dianjurkan umat muslim di bulan Zulhijah adalah puasa sunah.
Jadi, sudah sepatutnya bagi umat Islam memperbanyak amal baik, termasuk mengerjakan puasa sunah bulan Dzulhijjah. Dengan melaksanaan ibadah puasa ini dapat menjadi cara untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Puasa Tarwiyah dan Arafah
Pada Bulan Dzulhijjah, terdapat keutamaan bagi yang menjalankan dua puasa sunah, yaitu puasa Tarwiyah dan Arafah. Berikut adalah penjelasan lebih dekat mengenai puasa Tarwiyah dan Arafah serta tata caranya dengan lengkap.
Pelaksanaan puasa Tarwiyah dan Arafah ini dimulai pada bulan Dzulhijjah (bulan haji). Puasa Tarwiyah menjadi awalan dari rangkaian yang melaksanakan ibadah haji. Para jamaah haji mulai melaksanakan wukuf di Arafah dengan mempersiapkan diri.
ADVERTISEMENT
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Puasa tarwiyah menjadi salah satu puasa untuk memperingati kisah ketaatan dan kesetiaan Nabi Ibrahim As saat datangnya mimpi beliau tentang menyembelih anaknya, Nabi Ismail as.
Sementara itu, tujuan puasa Tarwiyah bertujuan untuk menghilangkan dosa satu tahun sebelumnya. Selain itu, mendapatkan pahala, seperti yang didapatkan Nabi Ayub. Hal ini berdasarkan riwayat Abu Hurairah dalam kitab Nuzhah Al-Majalis wa Muntakhab Al-Nafais:
"Barangsiapa berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayub Alaihissalam atas musibahnya. Barangsiapa berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa as,".
Keutamaan puasa tarwiyah lainnnya telah dijelskan oleh Nabi Muhammad saw dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra berikut ini.
ADVERTISEMENT
مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ
Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah)." (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir).
Mengutip buku Pintar Panduan Lengkap, M Syukron, (2012), Arafah merupakan puasa yang dilakukan saat para jamaah haji hendak di Arafah melakukan wukuf. Puasa arafah dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah bagi jemaah yang sedang mengerjakan rangkaian ibadah haji.
Bagi umat Islam, puasa Arafah dapat diilustrasikan sebagai gantinya seseorang yang belum memiliki kesempatan untuk menunaikan ibadah haji, dengan harapan dapat menjadikan puasa tersebut sebagai pahala dan manfaat yang besar bagi umat muslim menjalankannya.
ADVERTISEMENT
Puasa Arafah memiliki makna yang terkandung dengan penambahan kekuatan fisik dan spiritual bagi para jamaah haji sebelum melaksanakan rangkaian rukun haji. Puasa Tarwiyah juga memiliki keutamaan dalam menghapus dosa setahun sebelumnya.
Selain itu, bagi umat muslim yang menjalankan puasa Arafah akan dihapuskan dosa selama dua tahun, yakni dosa-dosa kecil. Rasulullah saw bersabda dalam hadis riwayat muslim berikut:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
"Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang. Dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharam) menghapus dosa setahun yang lalu," (HR Muslim no.1162)
ADVERTISEMENT
Selain itu, puasa Arafah juga memiliki keutamaan lainnya yang sayang untuk dilewatkan bagi orang yang menjalankannya, yaitu akan dibebaskan dari segala macam siksa neraka. Hal ini sebagaimana dalam hadis riwayat Muslim berikut ini.
"Tidak ada hari di mana Allah Swt membebaskan hamba-hamba dari api neraka, lebih banyak daripada pada Hari Arafah," (HR Muslim).
Meskipun puasa Tarwiyah dan Arafah merupakan salah satu puasa yang sunah, namun dalam melaksanakan puasa ini sama halnya seperti puasa wajib, yaitu mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Terakhir, bagi seseorang yang menjalankan puasa sunah Tarwiyah dan Arafah dalam larangan-larangan yang dapat membatalkan pada puasa wajib dan sunah juga tetap berlaku.
Tata Cara Puasa Tarwiyah dan Arafah
Setelah mengenal lebih dekat mengenai puasa Tarwiyah dan puasa Arafah, sebagai umat muslim juga harus mengetahui mengenai panduan lengkap cara menjalankan dua puasa tersebut. Mulai dari niat atau doa puasa Tarwiyah dan Arafah , sahur, hingga buka puasa.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah tata cara puasa Tarwiyah dan puasa Arafah yang sama dengan puasa pada umumnya:
1. Niat
Puasa Tarwiyah dan Arafah dimulai dengan niat seperti puasa pada umumnya. Dalam membaca niat dalam hati untuk melakukan puasa Tarwiyah memiliki manfaat untuk mendapatkan keberkahan dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Adapun bacaan niat puasa Arafah yang dapat dilafalkan ketika melaksanakan pada malam hari sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi taala.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah esok hari karena Allah ta'ala.”
Selanjutnya, bacaan niat puasa Arafah yang dapat dilafalkan ketika melaksanakan pada setelah subuh sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِعَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
ADVERTISEMENT
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i arafata sunnatan lillâhi ta’ala.
Artinya: “Saya niat puasa sunah Arafah hari ini karena Allah ta’ala.”
Selain puasa Arafah, puasa Tarwiyah juga memiliki dua lafaz niat. Berikut niat puasa Tarwiyah yang dapat dilafalkan ketika melaksanakan pada malam hari.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ala.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Tarwiyah esok hari karena Allah ta’ala.”
Sedangkan, bacaan niat puasa Tarwiyah yang dapat dilafalkan ketika melaksanakan pada setelah subuh sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’ala.
ADVERTISEMENT
Artinya: “Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’ala.”
2. Sahur
Sahur merupakan sunah yang dianjurkan sebelum memulai puasa sebelum fajar. Sahur memiliki manfaat untuk berpuasa dalam memberi kekuatan seharian. Tujuannya agar tubuh orang berpuasa diberikan kekuatan dalam menahan lapar dan rasa haus.
Selain itu, sahur juga memiliki berkah dengan memberikan asupan rohani dengan amalan zikir, istighfar dan doa di waktu yang penuh berkah tersebut. Hal itu dikarenakan waktu sahur adalah diturunkannya saat rahmat.
3. Menahan Hawa Nafsu
Saat menjalankan ibadah puasa, umat muslim juga harus menahan hawa nafsu dan menghindari hal-hal yang dapat membatalkan puasa sampai waktu berbuka. Hal ini sebagaimana dalam hadis Rasulullah saw. berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ رِوَايَةً قَالَ إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ يَوْمًا صَائِمًا فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ فَإِنْ امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ
ADVERTISEMENT
“Dari Abu Hurairah, secara riwayat (menukil dan menceritakan hadits dari Nabi), beliau bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian di suatu hari sedang berpuasa berpuasa, maka janganlah dia berkata-kata kotor dan berbuat kebodohan dan sia-sia. Bila dia dicaci oleh orang lain atau diperangi, maka hendaklah dia mengatakan, “Sesungguhnya saya sedang berpusa.”” (HR Muslim, No 1151)
4. Berbuka Puasa
Berbuka puasa harus disegerakan ketika azan Maghrib sudah berkumandang, hal ini dapat diawali dengan membaca doa berbuka puasa berikut:
اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Latin: Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin.
Artinya: Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, diperintahkan berdoa harus diperbanyak pada saat menjelang berbuka puasa. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُههُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِيَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
“Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Tiga orang yang doa mereka tidak tertolak, yaitu seorang yang berpuasa hingga berbuka, seorang imam (penguasa) yang adil dan doanya orang yang dizalimi. Allah akan mengangkat doanya ke atas awan, dan membukakan baginya pintu-pintu langit, seraya berfirman, “Demi kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski beberapa saat lamanya.” (HR. At-Tirmidzi, no 3522)
ADVERTISEMENT
Itu dia pengertian mengenai puasa Tarwiyah dan Arafah beserta tata caranya dengan lengkap. (APR)