Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Rabun Dekat: Pengertian, Ciri-ciri, dan Perbedaannya dengan Rabun Jauh
3 Februari 2022 19:30 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 17 Februari 2022 11:21 WIB
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penderita rabun dekat kerap mengalami kesulitan untuk melihat objek berjarak dekat. Tak jarang para penderitanya merasakan sakit di area mata dan sekitar kepala. Hal ini karena mata berupaya terlalu keras untuk melihat objek yang jaraknya terlalu dekat.
Pengertian Rabun Dekat
Rabun dekat disebut juga sebagai hipermetropi. Mengutip Healthline, rabun dekat adalah kondisi mata yang tak dapat melihat benda-benda dekat dengan jelas. Umumnya, kondisi mata dengan gangguan hipermetropi memiliki titik dekat lebih jauh dari 25 sentimeter dan titik jauh tak terhingga.
Selain itu, rabun dekat disebut juga mata plus atau kondisi yang berlawanan dengan rabun jauh (miopi). Penderita dapat melihat objek yang letaknya jauh dengan jelas, akan tetapi mereka merasa kesulitan ketika melihat objek yang dekat. Kondisi tersebut tak jarang membuat penderita rabun dekat kesulitan membaca tulisan yang berjarak dekat.
ADVERTISEMENT
Meski dianggap sebagai gangguan penglihatan yang lazim dialami orang saat memasuki usia 40 tahun, rabun dekat juga dapat dialami oleh berbagai usia, tak terkecuali anak-anak. Rabun dekat pada anak tergolong ringan, sebab, mereka masih bisa melihat objek dekat dengan baik, tanpa kendala yang berarti.
Ciri-ciri Mata Rabun Dekat
Menurut sumber yang sama, secara umum penderita mata rabun dekat memiliki ciri-ciri berupa kelemahan saat melihat objek dekat, sehingga wujud benda tampak buram ketika berdekatan dengan jangkauan mata.
Tak hanya itu, penderita hipermetropi cenderung menyipitkan mata untuk meningkatkan kemampuan melihat objek yang berada di dekat mereka.
Penderita gangguan mata yang satu ini juga akan merasa sakit di area mata dan mengalami pusing setelah melakukan kegiatan dalam jarak dekat dengan kurun waktu lama. Contohnya, menggunakan komputer berlebih dan berbagai aktivitas lainnya yang melibatkan mata.
ADVERTISEMENT
Inilah mengapa, penting bagi untuk tetap menjaga kesehatan mata guna mengurangi risiko terjadinya gangguan penglihatan, seperti hipermetropi.
Lensa untuk Rabun Dekat
Penderita rabun dekat menggunakan lensa cembung yang memiliki karakteristik ujung lebih tebal dibandingkan bagian tengah. Menyadur dari buku berjudul Gangguan dan Kesehatan Mata oleh Raudatul Jannah, lensa cembung dapat membantu fokus lebih akurat karena sinar cahaya akan jatuh tepat di atas retina.
Adapun lensa yang digunakan untuk mengatasi hipermetropi harus disesuaikan dengan tingkat keparahan yang dialami. Makin parah gangguan penglihatan, makin tebal ukuran lensa yang dipakai.
Tak hanya itu, lensa mata yang digunakan akan meningkat seiring bertambahnya usia. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam buku Resep Mudah Tetap Sehat oleh Handrawan Nadesul, bahwa lensa perlu ditambah setidaknya dalam kurun dua hingga tiga tahun sekali.
ADVERTISEMENT
Penyebab Rabun Dekat
Menurut sumber yang sama, hipermetropi terjadi akibat kekuatan yang tidak sesuai antara panjang bola mata dan kekuatan pembiasan kornea serta lensa lemah. Kondisi demikian membuat sinar terletak di bagian belakang retina.
Umumnya, penyebab rabun dekat terjadi akibat penurunan panjang sumbu bola mata (hipermetropia aksial) seperti kelainan bawaan tertentu maupun penurunan indeks bias reaktif (hipermetropia refraktif) seperti tidak mempunyai lensa.
Penyebab terjadinya masalah kesehatan mata yang satu ini dapat dibedakan berdasarkan faktor usia dan faktor genetik. Berdasarkan faktor usia, rabun dekat kerap ditemui pada individu berusia 40 tahun. Sementara itu, berdasarkan faktor genetik, rabun dekat merupakan gangguan penglihatan yang dapat diturunkan oleh orang tua ke anak-anaknya.
Cara Mengatasi Rabun Dekat
Seperti gangguan mata lainnya, penderita hipermetropi tentu ingin mengetahui cara mengurangi masalah penglihatan yang dialami. Menurut buku Resep Mudah Tetap Sehat, cara mengatasi rabun dekat dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti kacamata dan lensa kontak.
ADVERTISEMENT
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa penderita hipermetropi disarankan untuk menggunakan kacamata berlensa cembung sesuai keparahan kondisi mata.
Namun, bagi penderita yang kurang berminat memakai kacamata, alternatif yang dapat digunakan yakni lensa kontak . Alat bantu ini cukup diminati untuk mengatasi permasalahan penglihatan. Sebab, fungsinya tak jauh berbeda dengan kacamata dan penggunaannya dinilai lebih praktis.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa saat memilih lensa kontak harus dilakukan dengan saksama. Hal ini untuk menghindari terjadinya bertambahnya tingkat keparahan pada mata.
Selain menggunakan dua alat bantu penglihatan di atas, rabun dekat juga dapat diatasi dengan melakukan tindakan medis berupa operasi laser dan melakukan kontrol rutin setelah operasi dilakukan.
Perbedaan Rabun Jauh dan Rabun Dekat
Meski rabun jauh dan rabun dekat berkaitan dengan menurunnya kemampuan fokus penglihatan, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
ADVERTISEMENT
Menurut buku berjudul Gangguan dan Kesehatan Mata, berdasarkan letak jatuhnya cahaya, rabun dekat diakibatkan oleh masuknya cahaya di belakang retina. Sedangkan pada rabun jauh, cahaya yang masuk berada di depan retina.
Tak hanya itu, penderita rabun dekat cenderung merasakan bahwa penglihatannya kabur pada jarak baca normal. Sebab, mereka akan mengalami kesulitan saat melihat benda berjarak dekat secara jelas.
Berbeda dengan penderita rabun jauh, mereka harus menyipitkan kelopak mata saat melihat benda berjarak jauh. Tak jarang penderita rabun jauh akan mendekatkan objek pada mata untuk dapat melihat dengan jelas.
(ANM)