Sejarah Bendera Merah Putih dari Zaman Prasejarah hingga Kemerdekaan

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
1 Juli 2024 11:23 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah Bendera Merah Putih. Foto: unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah Bendera Merah Putih. Foto: unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejarah Bendera Merah Putih sudah ada sejak sebelum kemerdekaan. Bahkan, menurut Mr Mohammad Yamin, salah satu pahlawan nasional Indonesia, Merah Putih sudah muncul sebagai rujukan imajinasi bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dibagikan dalam bukunya berjudul 6000 Tahun Sang Merah Putih yang diterbitkan Balai Pustaka. Dalam buku tersebut, Mohammad Yamin membagi sejarah Bendera Merah Putih menjadi beberapa bagian, mulai dari masa prasejarah hingga Proklamasi Kemerdekaan.
Penjelasan lengkapnya tentang sejarah Bendera Merah Putih dapat disimak di artikel ini!

Sejarah Bendera Merah Putih

Ilustrasi sejarah Bendera Merah Putih. Foto: Teguh Setiawan/pexels.com
Mengutip buku Kisah Merah Putih oleh Panitia Peringatan Hari Pahlawan 2017 berikut ini sejarah Bendera Merah Putih dari masa prasejarah hingga Proklamasi Kemerdekaan.

1. Zaman Prasejarah

Mohammad Yamin menyebutkan bahwa perlambangan warna merah dan putih telah digunakan masyarakat Nusantara sejak sekitar 6.000 tahun lalu, yakni pada zaman prasejarah. Lambang merah dan putih mengungkapkan kekuatan semesta yang sakral, warna merah untuk matahari dan putih untuk bulan.
ADVERTISEMENT
Keyakinan tersebut dapat dijumpai di hampir semua suku bangsa yang mendiami Nusantara. Pada zaman prasejarah, masyarakat mempercayai matahari dan bulan sebagai wujud alam dengan kekuatan magis yang berperan penting untuk kehidupan di Bumi.
Kemudian, pada 4.000 tahun lalu, warna merah dan putih digunakan untuk melambangkan zat hidup pada setiap makhluk, di mana merah sebagai darah atau getih dalam bahasa Jawa dan putih sebagai getah pohon. Sehingga, warna merah dan putih melambangkan getih-getah.
Bukti warna merah dan putih digunakan masyarakat prasejarah dapat dijumpai pada petilasan atau kuburan kuno dari batu di situs Megalitik yang ada di Gunung Dempo, Sumatera Selatan. Pada petilasan tersebut, terdapat pewarnaan merah dan putih dan penggambaran perwira menanggul bendera dwiwarna.
ADVERTISEMENT

2. Zaman Hindu-Buddha

Zaman Hindu-Buddha diyakini sudah berada di Nusantara sejak era kerajaan Salakanagara, yakni pada abad ke-2 Masehi hingga runtuhnya Sunda Galuh pada abad ke-16.
Perlambangan merah putih di zaman Hindu-Buddha dapat dijumpai dari peninggalan-peninggalan berbagai kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara. Misalnya, Raja Tarumanegara, Purnawarman, digambarkan mengendarai garuda berwarna merah dan putih.
Lalu, relief adegan Anoman Obong di Candi Prambanan yang dibangun sekitar abad ke-9 yang menunjukkan ekor Anoman, kera putih yang dibakar, ditafsirkan sebagai penggambaran merah putih.
Selanjutnya, pada relief di Candi Borobudur terlihat beberapa punggawa membawa bendera berwarna gelap dan terang, yang kemudian ditafsirkan sebagai bendera merah putih.
Penggambaran merah putih yang paling populer di zaman Hindu-Buddha adalah penggunaan umbul-umbul perang kerajaan Majapahit. Umbul-umbul tersebut disebut "gula kelapa" dengan warna merah yang dikaitkan sebagai gula dan putih sebagai kelapa.
ADVERTISEMENT

3. Masa Penjajahan Belanda

Bendera Merah Putih juga digunakan di masa perang melawan penjajah Belanda. Salah satunya, Perang Jawa yang dipimpin Pangeran Diponegoro menggunakan umbul-umbul merah putih untuk menandai pasukannya.
Lalu, dalam panji-panji yang digunakan Sisingamangaraja IX yang terus dipakai hingga Sisingamaraja XII untuk melawan kolonialisme Belanda.
Selanjutnya, pada 1908, mahasiswa Indonesia yang menjalani masa studi di Belanda mendirikan Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia. Organisasi ini dicetus Raden Mas Noto Soeroto.
Meskipun berada di Belanda, para mahasiswa asal Indonesia tersebut memiliki jiwa nasionalis yang tinggi. Mereka sering mengadakan diskusi politik yang membahas perkembangan gerakan kebangsaan di Indonesia.
Pada 1921 hingga 1922, organisasi ini berubah nama menjadi indonesische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia, di bawah pimpinan Herman Kartowisastro. Saat itu, perhimpunan ini mengadopsi bendera resmi, yakni bendera merah putih dengan kepala kerbau di tengahnya.
ADVERTISEMENT
Sementara di Indonesia sendiri, pada 1926, terjadi suasana yang mencekam. Pemerintah kolonial melakukan serangkaian penangkapan pada para aktivis Partai Komunis Indonesia yang berusaha melakukan penggulingan kolonial Hindia Belanda.
Hal tersebut membuat semua kegiatan politik yang berorientasi pada Indonesia merdeka diincar kolonial. Di tengah suasana tersebut, tepatnya tahun 1927, para aktivis nasional pun mendirikan Perserikatan Nasional Indonesia.
Lalu, pada 1928, organisasi tersebut berubah nama menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI). Saat pergantian nama, PNI juga mengadopsi bendera Perhimpunan Indonesia, tetapi mengubah kepala kerbau menjadi kepala banteng.
Bendera merah putih dari PNI tersebut akhirnya dimodifikasi pada Desember 1939 dengan menghilangkan kepala banteng atau kerbau. Hal tersebut adalah hasil diskusi Gabungan Politik Indonesia (GAPI) yang mengadakan rapat membahas bendera dan lagu kebangsaan manakala Indonesia merdeka.
ADVERTISEMENT

4. Masa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan Soekarno pada pukul 10.00 WIB, 17 Agustus 1945, di beranda rumahnya. Dalam upacara kemerdekaan tersebut, Sang Saka Merah Putih dikibarkan dengan diiringi lagu Indonesia Raya.
Bendera Merah Putih yang digunakan adalah hasil jahitan Fatmawati, istri Soekarno, dengan mesin jahit tangan. Bendera Merah Putih dinaikkan Suhud dan Latief Hendraningrat, serdadu Pembela Tanah Air (PETA).
Keesokan harinya, pada 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidang untuk mengesahkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Dalam UUD 45 pasal 35 membahas tentang bendera nasional Indonesia. Pasal tersebut berbunyi: "Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih".
Bendera Merah Putih yang dijahit Fatmawati dan digunakan saat Proklamasi Kemerdekaan dikenal dengan Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih. Bendera tersebut selalu digunakan saat upacara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka hingga 1968.
ADVERTISEMENT
Sekarang, bendera yang digunakan saat upacara kemerdekaan adalah bendera replika yang terbuat dari sutera. Sementara, Bendera Pusaka yang asli disimpan di Monumen Nasional karena telah rapuh dan pudar.
(NSF)