Sejarah Puasa Ramadan dalam Agama Islam sejak Zaman Para Nabi

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
26 Maret 2024 20:44 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sejarah puasa Ramadan. Pexels.com/Rayn-L
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sejarah puasa Ramadan. Pexels.com/Rayn-L
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam syariat Islam, puasa adalah ibadah yang mempunyai banyak keutamaan dan manfaat spiritual. Sejarah puasa Ramadan hingga menjadi perintah wajib bagi umat Islam memiliki perjalanan panjang sejak nabi terdahulu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan sejarah yang diambil dari buku Sejarah Kehidupan nabi Muhammad saw, Lentera Kegelapan untuk Mengenali Pendidik Sejati Manusia, Tim FKI Sejarah ATSAR (2014, 107), menjalankan ibadah puasa juga adalah bagian dari praktik keagamaan dalam berbagai bentuk dan tradisi sejak zaman nabi terdahulu.

Sejarah Puasa Ramadan dalam Agama Islam

Ilustrasi sejarah puasa Ramadan. Pexels.com/Abdullah-Ghatasheh
Sejarah puasa Ramadan dapat dilihat melalui cara Nabi Muhammad saw menjalankan ibadah ini. Puasa tidak hanya membentuk ketaatan kepada Allah, tetapi juga melatih kesabaran, keteguhan, dan kontrol diri.
Ketika melaksanakan ibadah puasa adalah waktu di mana umat Islam dapat mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan jiwa dan pikiran, serta meningkatkan kesadaran akan kebutuhan orang-orang yang kurang beruntung.
Menjalankan ibadah puasa juga merupakan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, memperbanyak amal ibadah, meningkatkan ketaqwaan, dan membersihkan diri dari dosa-dosa.
ADVERTISEMENT
Ibadah puasa terdapat dalam beberapa ayat Al-Quran yang berkaitan tentang pelaksanaan puasa Ramadan yang terjemahannya sebagai berikut:

1. Surat Al-Baqarah Ayat 183

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa saat ini umat Islam diperintahkan oleh Allah menjalankan ibadah puasa seperti halnya yang telah diperintahkan kepada umat terdahulu.
Hal ini menggambarkan bahwa sebelum ibadah puasa wajib bagi umat Islam, umat para nabi terdahulu telah diberi perintah untuk menjalankan puasa juga.

2. Surat Al-Baqarah Ayat 185

"Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran, petunjuk bagi manusia, penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang salah). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan tersebut, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa yang sakit atau sedang dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu; dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu dapat bersyukur."
ADVERTISEMENT
Pada ayat ini jelas diperintahkan oleh Allah bahwa di bulan Ramadan ini umat Islam wajib menjalankan ibadah puasa.
Akan tetapi, sebab Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, apabila seorang muslim berhalangan melakukan ibadah puasa karena sebab beberapa hal yang disebut di ayat diatas, maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan mengganti pada hari lainnya.

3. Surat Al-Baqarah Ayat 187

"Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa berhubungan dengan istri-istri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu sesungguhnya tidak dapat menahan diri, maka Dia telah menerima taubatmu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu; dan makan minumlah sampai terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam."
ADVERTISEMENT

4. Surat Al-Baqarah Ayat 196

"Puasalah, karena berpuasa itu suci (wajib) bagi orang-orang yang mengerti."
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa umat Islam diwajibkan untuk melakukan puasa karena ibadah puasa termasuk salah satu cara yang bisa digunakan untuk menyucikan diri.
Ayat-ayat tersebut memberikan pedoman dan ketentuan-ketentuan tentang puasa Ramadan, serta menjelaskan pentingnya menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesadaran dan kepatuhan terhadap syariat Islam.
Sejarah puasa dalam agama Islam dapat ditelusuri pada zaman Nabi Muhammad saw. Puasa telah menjadi bagian penting dalam Islam karena merupakan salah satu rukun dalam Islam.
Namun, dalam sejarah peradaban Islam, praktik puasa dikodifikasikan dan diatur secara lebih khusus sebagai kewajiban selama masa hidup Nabi Muhammad saw di Mekah dan Madinah.
Sebelum diwajibkan puasa Ramadan, umat Islam pada awalnya hanya diwajibkan untuk berpuasa pada hari Asyura, yaitu bulan ke-10 dalam kalender Hijriyah umat Islam.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada tahun kedua Hijriah, puasa Ramadan diwajibkan atas umat Islam seperti yang tertuang dalam firman Allah surat Al-Baqarah Ayat 183 yang artinya "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Sejak saat itu, puasa Ramadan menjadi salah satu dari lima rukun Islam dan menjadi praktik ibadah yang dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia setiap tahunnya selama bulan Ramadan.
Sejarah puasa Ramadan sebagai tradisi ibadah tahunan dalam waktu satu bulan bagi umat Islam adalah salah satu praktik ibadah yang paling penting dalam Islam.
Puasa dilakukan selama waktu satu bulan yaitu bulan Ramadan. Ramadan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah Islam.
ADVERTISEMENT
Ibadah ini memiliki sejarah yang panjang dan signifikan dalam kehidupan umat Islam. Puasa Ramadan pertama kali diwajibkan pada tahun kedua Hijriyah. Tahun tersebut merupakan saat kedatangan Nabi Muhammad saw ke Madinah setelah penentuan bulan Ramadan sebagai bulan ibadah.
Kemudian, penetapan puasa Ramadan tersebut berdasarkan pada penurunan ayat Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 185 yang artinya "Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang salah)."
Puasa Ramadan sebagai momentum pembentukan identitas seorang muslim juga memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk memperkuat ikatan spiritual dan sosial dengan Allah Swt dan sesama muslim.
Selain itu, puasa Ramadan juga memperkuat ikatan spiritual dengan Allah Swt melalui peningkatan kesadaran pada Tuhan, kepatuhan terhadap ajaran-Nya, dan melakukan introspeksi diri.
ADVERTISEMENT
Kemudian dengan menjalankan ibadah puasa Ramadan juga dapat menciptakan kesadaran akan penderitaan orang-orang yang kurang beruntung, mendorong umat Islam untuk berbagi dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
Pada bulan Ramadan juga dapat memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat Islam, yaitu dengan berbagai kegiatan seperti berbuka puasa bersama, shalat tarawih berjamaah di masjid, dan berbagai kegiatan amal lainnya.
Sejarah puasa sebelum zaman Nabi Muhammad saw memiliki beberapa catatan dalam berbagai budaya dan agama. Beberapa nabi terdahulu juga berpuasa atau melakukan praktik berpuasa dalam sejarah agama-agama monoteistik dan tradisi spiritual.
Nabi Musa a.s. dalam tradisi agama Yahudi juga pernah tercatat melakukan puasa selama 40 hari dan 40 malam pada saat menerima Taurat dari Allah Swt di Gunung Sinai.
ADVERTISEMENT
Sejarah puasa Nabi Musa juga terkenal dan disebutkan dalam beberapa literatur agama Islam. Dalam Alkitab, kisah Nabi Musa berpuasa terkait dengan pengalamannya menerima kitab Taurat.
Dalam Alkitab, ketika Nabi Musa mendaki Gunung Sinai untuk menerima Taurat, ia berada di sana selama 40 hari dan 40 malam. Selama masa tersebut, ia tidak makan atau minum dan melakukan puasa total sebagai bagian dari ibadah dan penghormatan kepada Allah.
Kemudian pada saat menerima perintah Allah di Gunung Sinai, Nabi Musa a.s. menerima wahyu berupa kitab Taurat yang berisi hukum-hukum dan ajaran moral bagi umat Bani Israil.
Puasa Nabi Musa selama 40 hari dan 40 malam dianggap sebagai pengorbanan spiritual yang besar dan bukti kesetiaannya kepada Allah. Puasanya juga dianggap sebagai contoh kekuatan dan kepatuhan kepada kehendak Ilahi.
ADVERTISEMENT
Sejarah puasa Nabi Musa menjadi bagian penting dalam tradisi agama Yahudi dan juga dihormati dalam Islam sebagai salah satu momen penting dalam sejarah perjalanan spiritual Nabi Musa dan umatnya.
Selain itu, Nabi Ilyas a.s. dalam Alkitab juga pernah didapati berpuasa selama 40 hari dan 40 malam sebelum menerima wahyu dari Allah.
Kemudian Nabi Isa a.s. dalam agama Kristen, terdapat catatan bahwa Nabi Isa a.s. berpuasa selama 40 hari dan 40 malam di padang gurun sebelum memulai melayani umatnya.
Meskipun praktik puasa telah ada sebelum agama Islam dan diwarisi dari tradisi-tradisi agama terdahulu, Nabi Muhammad saw membawa praktik ibadah puasa ke dalam agama Islam dalam bentuk yang diatur secara khusus, seperti puasa wajib Ramadhan dan puasa sunnah lainnya.
ADVERTISEMENT
Nabi Muhammad saw adalah teladan utama dalam praktik menjalani ibadah puasa Ramadan. Beliau rutin berpuasa selama bulan Ramadan dan memberikan contoh bagi umat Islam untuk mengikutinya.
Dalam sejarah Islam, praktik puasa Ramadan telah berkembang dan mengalami perubahan sesuai dengan konteks yang ada pada aspek sosial, budaya, dan politik umat Islam di berbagai belahan dunia.
Puasa Ramadan tidak hanya praktik ibadah secara fisik, tetapi juga merupakan waktu yang penuh makna bagi umat Islam. Dengan sejarah yang kaya dan nilai-nilai spiritual yang mendalam, bulan Ramadan menjadi momen yang sangat dinanti-nantikan setiap tahun oleh umat Islam di seluruh dunia.
Demikian sejarah puasa Ramadan dalam Agama Islam yang juga telah ada sejak zaman nabi terdahulu. Hal ini dapat memperkuat keimanan umat Islam untuk terus patuh menjalankan perintah Allah Swt.
ADVERTISEMENT