Sifat Wajib Allah: Makna, Dalil, dan Pengelompokannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
25 Maret 2022 17:31 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mengimani sifat wajib Allah. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengimani sifat wajib Allah. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sifat wajib Allah adalah sifat yang sudah pasti dimiliki oleh Allah SWT sebagai bentuk kesempurnaan bagi-Nya. Sifat-sifat wajib tersebut hanya ada pada Allah dan tidak ada satu pun yang menyamai dan menyerupai-Nya.
ADVERTISEMENT
Menurut Taofik Yusmansyah dalam buku Aqidah Akhlak, Allah adalah Khalik, Zat yang menciptakan, yang memiliki sifat yang tidak sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk-Nya. Allah tidak mungkin dapat dibayangkan rupa, bentuk, ciri-ciri, dan gambaran untuk diteliti.
Sifat-sifat Allah ini hanya dapat diyakini melalui keyakinan dan akal sehat, berdasarkan petunjuk dari dalil-dalil yang bersumber pada Alquran dan hadits. Salah satu dalilnya ada dalam riwayat berikut ini:
Aku memohon kepada Engkau dengan semua nama yang menjadi nama-Mu, baik yang telah Engkau jadikan sebagai nama diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau Engkau sembunyikan menjadi ilmu gaib di sisi-Mu,” (HR. Ahmad).
Sifat wajib Allah berdasarkan jumhur ulama, ada sekitar 20 sifat, tujuh di antaranya adalah sebagai penguat dari tujuh sifat yang lain. Berikut akan dijabarkan sifat wajib Allah beserta dalilnya.
ADVERTISEMENT

Sifat Wajib Allah dan Dalilnya

Ilustrasi berdoa. Foto: Freepik
Meringkas buku Pendidikan Agama Islam : Akidah Akhlak Untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII oleh Drs. H. Masan AF, sifat wajib Allah beserta penjelasan dan dalilnya adalah sebagai berikut:
1. Wujud
Wujud artinya ada. Maksudnya, adanya Allah itu bukan karena ada yang menciptakan-Nya, tetapi Dia memang ada dengan sendirinya. Pada hakikatnya, keyakinan terhadap adanya Allah bagi manusia terjadi ketika manusia itu dilahirkan.
Karena secara naluriah, manusia sejak dilahirkan selalu membutuhkan perlindungan atau pertolongan yang sifatnya mutlak. Kecenderungan mencari perlindungan ini disebut religious instinct atau insting keagamaan.
Allah adalah sesuatu yang gaib. Akal manusia tidak mungkin dapat memikirkan-Nya. Oleh sebab itu, Rasulullah melarang orang yang berusaha memikirkan dan mencari hakikat dari keberadaan Allah.
ADVERTISEMENT
Beliau bersabda: “Pikirkanlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu memikirkan (hakikat) Zat Allah, karena sesungguhnya kamu tidak akan mampu melakukannya.” (HR. Abu Asy-Syaikh).
2. Qidam
Qidam artinya dahulu. Maksudnya bahwa Allah itu terdahulu dan tidak didahului oleh sesuatu. Manusia tidak dapat mengetahui dengan pasti kapan alam semesta ini dibuat serta dari bahan apa dan bagaimana proses pembuatannya.
Yang pasti adalah bahwa alam semesta ini baru ada setelah diciptakan oleh Dia Sang Maha Pencipta. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Hadid ayat 3, yang artinya: “Dialah Yang Awal, Yang Akhir.
3. Baqa
Baqa artinya kekal. Allah itu kekal, berbeda dengan makhluk-Nya yang semuanya berproses menuju kepada kehancuran atau kebinasaan. Misalnya manusia, dari janin dalam kandungan, kemudian dilahirkan menjadi bayi, lalu tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dewasa, tua dan pada waktunya akan meninggal.
ADVERTISEMENT
Hal yang demikian itu merupakan sunnatullah atau hukum alam. Jadi, semua makhluk berubah-ubah, berproses menuju kehancuran. Sementara Allah sebagai pencipta makhluk bersifat kekal, tidak berubah-ubah. Sebagaimana firman Allah yang artinya: “Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.” (QS. Al Qasas: 88).
4. Mukhalafatuhu lil-Hawadisi
Mukhalafatuhu lil-hawadisi artinya berbeda dengan semua makhluk. Telah ditegaskan dalam berbagai ayat Alquran dan hadits bahwa tidak ada satu pun makhluk yang dapat menyamai Allah SWT.
Umat Muslim dituntut untuk meyakini bahwa tidak mungkin Allah Yang Maha Pencipta sama dengan makhluk ciptaan-Nya, baik Zat-Nya maupun sifat-sifatnya. Alquran menegaskan yang artinya: “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.” (QS. Asy-Syura: 11).
5. Qiyamuhu binafsihi
Qiyamuhu binafsihi artinya berdiri sendiri. Maksudnya adalah Allah tidak membutuhkan bantuan apa pun dan dari siapa pun. Sebagaimana firman-Nya dalam surah yang rtinya: “Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah, dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji.” (QS. Fatir: 15).
Ilustrasi mengimani sifat wajib Allah. Foto: Freepik
6. Wahdaniyyah
ADVERTISEMENT
Wahdaniyyah artinya Maha Esa. Allah adalah satu satunya Tuhan bagi seluruh umat. Tidak mungkin ada dua atau bahkan lebih dari satu Tuhan, karena akan menimbulkan malapetaka. Allah berfirman: “Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu saja keduanya telah binasa.” (QS. Al-Anbiya: 22).
7. Qudrat
Quadrat artinya kuasa. Banyak sekali bukti tentang kekuasaan Allah, antara lain adanya jagat raya yang terdiri dari berjuta bintang dan planet yang selalu bergerak teratur tanpa terjadi tabrakan.
Adanya manusia yang sejak Nabi Adam hingga sekarang sudah miliaran jumlahnya, tetapi tidak ada dua orang manusia pun yang persis sama. Dua contoh tersebut adalah bukti Mahakuasanya Allah.
Sebab tidak mungkin peristiwa yang sangat rumit dan luar biasa itu dikendalikan oleh Zat yang memiliki kelemahan. Firman Allah dalam surah Al-Ahzab ayat 27: “Dan Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 27).
ADVERTISEMENT
8. Iradat
Iradat artinya berkehendak. Allah bebas menentukan kehendak atau kemauan-Nya tanpa ada apa dan siapa pun yang dapat memerintah atau melarang-Nya.
Segala sesuatu yang diciptakan Allah adalah atas kehendak-Nya, bukan karena terpaksa atau tidak sengaja. Dalam Alquran diterangkan yang artinya: “Mahakuasa Melakukan apa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Buruj: 16).
9. Ilmu
Ilmu artinya mengetahui. Bagi Allah, untuk menciptakan sesuatu tidak perlu belajar. Sebab, Allah telah memiliki ilmu yang Mahalengkap. Ilmu Allah bersifat menyeluruh, Mahaluas dan mendalam.
Segala sesuatu, baik yang lahir maupun yang gaib tak lepas dari pengetahuan-Nya. Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Mujadalah: 7).
10. Hayat
Hayat artinya hidup. Hidupnya Allah tidak sama dengan hidup makhluk-Nya. Manusia dan binatang memerlukan jantung yang berdenyut, darah yang mengalir, tulang, daging, urat, dan sebagainya untuk hidup.
ADVERTISEMENT
Allah hidup tidak memerlukan sesuatu. Allah Maha Hidup. Dia hidup sebagaimana mestinya Dia ada tanpa didahului oleh tidak ada atau tidak hidup. Dan hidup Allah tanpa berkesudahan. Alquran menegaskan yang artinya:
Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup. Yang terus-menerus mengurus (makhluk Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.” (QS. Al-Baqarah: 255).
Ilustrasi berdoa. Foto: Freepik
11. Sama
Sama artinya bersifat mendengar. Semua suara, baik yang nyaring, samar, bahkan yang tidak terdengar sama sekali oleh manusia pasti didengar Allah. Allah mendengar tidak memerlukan alat pendengar seperti manusia atau makhluk lainnya.
Allah berfirman yang artinya: “Allah tidak menyukai perkataan buruk (yang diucapkan) secara terus-terang kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. An-Nisa': 148).
ADVERTISEMENT
12. Basar
Basar artinya melihat. Allah melihat segala sesuatu, baik yang besar maupun yang kecil, bahkan yang tersembunyi, tanpa bantuan alat untuk melihat.
Penglihatan Allah tidak ada batasnya. Teknologi manusia yang paling canggih pun tidak mungkin dapat melihat Allah. Alquran menegaskan dalam surat Al Isra ayat 1, yang artinya: "Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."
13. Kalam
Kalam artinya berkata-kata atau berfirman. Tentu saja cara Allah berkata-kata tidak sama dengan cara manusia berkata-kata. Dengan sifat ini, Allah berkomunikasi dengan hamba yang dikehendaki-Nya.
Allah akan berkomunikasi dengan bahasa-Nya yang disebut kalamullah atau firman Allah. Dalam surah An-Nisa' ayat 164 disebutkan: “Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung.
14. Qadiran
Qadiran artinya Mahakuasa. Sesungguhnya Allah Zat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Sifat qadiran Allah SWT tertulis dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 20 yang artinya:
ADVERTISEMENT
Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka.”
15. Muridan
Muridan artinya Maha Berkehendak. Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Kehendak Allah SWT bersifat mutlak dan tidak terbatas. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Hud ayat 107 berikut:
Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sungguh, Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.
16. 'Aliman
Aliman artinya Maha Mengetahui. Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu. Allah SWT maha mengetahui tanpa batasan dan tidak tertandingi oleh zat apa pun. Sifat ini tertulis dalam Alquran surat An Nisa’ Ayat 176.
Ilustrasi mengajari anak sifat wajib Allah. Foto: Freepik
17. Hayyan
ADVERTISEMENT
Hayyan artinya Mahahidup. Sesungguhnya Allah Zat Yang Mahahidup, hidup selamanya dan tidak akan mati. Allah SWT hidup kekal dan abadi tidak terbatas oleh waktu, keadaan, dan tempat karena Allah SWT maha sempurna.
Sebagaimana firman-Nya: “Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al Furqan: 58).
18. Sami'an
Sami'an artinya Maha Mendengar. Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Mendengar atas segala sesuatu. Pendengaran Allah SWT tidak terbatas dan terhalang oleh apa pun.
Allah SWT berfirman: “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus.” (QS. Al Baqarah: 256).
ADVERTISEMENT
19. Basiran
Basiran artinya Maha Melihat, Sesungguhnya Allah adalah Zat Yang Maha Melihat atas segala sesuatu. Tidak ada satu hal apa pun yang bisa lepas dari pengawasan Allah SWT meskipun sudah tersembunyi sekalipun.
Alquran menegaskan yang artinya: “Sungguh, Allah mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hujurat: 18).
20. Mutakalliman
Mutakalliman artinya Maha Berkata-kata. Sesungguhnya Allah Zat Yang Maha Berkata-kata atau Maha Berfirman. Bukti Allah SWT berfirman adalah hadirnya Alquran sebagai pedoman umat muslim di seluruh dunia. Dalam surah An-Nisa' ayat 164 disebutkan: “Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung.

Pengelompokan Sifat Wajib Allah

Sifat-sifat wajib bagi Allah di atas dibagi oleh para ulama tauhid menjadi empat bagian. Di antaranya adalah seperti yang dijelaskan dalam buku Aqidah Akhlaq oleh Taofik Yusmansyah, berikut:
ADVERTISEMENT
(NDA)