Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup: Pengertian, Tujuan dan Ragamnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
3 Februari 2024 7:52 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup. Unsplash/Adrian Lange
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup. Unsplash/Adrian Lange
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tanpa disadari, sistem klasifikasi makhluk hidup seringkali dipraktikkan dalam aktivitas sehari-hari. Pengelompokkan yang terjadi biasanya didasarkan pada fungsi dan karakteristik.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Biologi SMA/MA Kelas 10, Sri Widayati, Siti Nur Rochmah & Zubedi , (2009:136), menyebutkan contoh klasifikasi sederhana, seperti pengelompokkan alat-alat makan yang terdiri dari sendok, garpu, gelas, dan piring sesuai dengan jenisnya.

Pengertian Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup

Ilustrasi Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup. Unsplash/Abhinav Arya
Sistem klasifikasi makhluk hidup ternyata sudah ada sejak zaman dahulu. Sistem ini merupakan sebuah cara ilmiah yang digunakan untuk mengelompokkan dan mengidentifikasi berbagai jenis makhluk hidup yang ada di alam semesta.
Sistem klasifikasi digunakan oleh para ahli biologi untuk mengelompokkan tumbuhan dan hewan yang memiliki persamaan struktur dan ciri-ciri tertentu menjadi suatu golongan tertentu.
Golongan itu disusun secara urut sesuai dengan tingkatan (hierarkinya), yakni dari yang paling kecil hingga yang terbesar.
ADVERTISEMENT
Sistem klasifikasi tentang makhluk hidup terus berkembang seiring berkembangnya pengetahuan dan teknologi. Kemudian, Carolus Linnaeus (Bapak Taksonomi) mengelompokkan makhluk hidup dalam satuan-satuan besar yang disebut dengan kingdom.

Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup

Ilustrasi Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup. Unsplash/ Avin CP
Mengapa pengelompokkan organisme di alam semesta ini perlu dilakukan? Alasannya untuk memudahkan setiap orang dalam memahami, mengenali, membandingkan, serta mempelajari makhluk hidup.

1. Memudahkan Proses Mempelajari Makhluk Hidup

Klasifikasi makhluk hidup/organisme dilakukan berdasarkan persamaan dan ciri-ciri yang dimiliki.
Dengan demikian, klasifikasi ini bermanfaat untuk mengetahui karakteristik dari makhluk hidup tertentu serta jenis makhluk hidup apa saja yang memiliki karakteristik yang sama.

2. Mengelompokkan Makhluk Hidup

Dengan klasifikasi, sifat satu spesies makhluk hidup dapat dikenali dengan melihat spesies lain yang merupakan anggota kelompok yang sama atau dengan melihat nama kelompoknya.
ADVERTISEMENT

3. Memberikan Nama pada Makhluk Hidup

Banyaknya makhluk hidup di dunia ini, membuat beberapa di antaranya bahkan belum memiliki nama. Pemberian nama pada suatu makhluk hidup memudahkan orang-orang untuk mengenali organisme tersebut.

4. Membedakan Antarmakhluk Hidup

Dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup, antarmakhluk hidup satu dengan yang lain dapat dengan mudah diketahui dan dibedakan. Misalnya, ikan salmon dan nila.
Kedua hewan tersebut sama-sama spesies ikan (pisces) namun memiliki nama ilmiah yang berbeda dan perbedaan habitatnya. Ikan Salmon memiliki tempat tinggal di air laut, sedangkan ikan nila tempat hidupnya berada di air tawar.

5. Mengetahui Hubungan Kekerabatan Makhluk Hidup

Dengan mengetahui persamaan karakteristik yang dimiliki oleh berbagai organisme, maka hubungan kekerabatannya bisa diketahui juga.
Semakin banyak persamaan yang dimiliki oleh organisme satu dengan yang lain, maka hubungan organisme tersebut semakin dekat kekerabatannya.
ADVERTISEMENT

6. Menyederhanakan Objek Studi agar Mudah Dipelajari

Keberadaan makhluk hidup yang sangat banyak dan beragam memerlukan adanya klasifikasi untuk menyederhanakannya dalam objek studi. Pengelompokkan makhluk hidup akan memudahkan para peneliti dalam mempelajarinya.

7. Memudahkan Langkah-Langkah Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Adanya klasifikasi pada sistem makhluk hidup memudahkan proses dalam menjaga keanekaragaman hayati agar keberadaannya tetap lestari dan tidak punah.

Ragam Klasifikasi Makhluk Hidup

Ilustrasi Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup. Unsplash/ Olli Kilpi
Dalam mengelompokkan makhluk hidup dapat dilakukan dengan berbagai sistem. Sistem pengelompokkan tersebut meliputi klasifikasi sistem alami, klasifikasi sistem buatan, dan klasifikasi sistem filogeni.
Masing-masing sistem klasifikasi tersebut memiliki dasar pengelompokkan tertentu, sebagaimana mengutip buku Biologi SMA/MA Kelas X, Sri Widayati, Siti Nur Rochmah & Zubedi, (2009:137):

1. Sistem Alami (Natural)

Klasifikasi sistem alami (natural) merupakan hasil klasifikasi (takson) yang terbentuk secara alami, yakni berdasarkan kehendak alam. Pelopor sistem ini adalah Michael Adanson dan Jean Baptise de Lamarck.
ADVERTISEMENT
Kedua ilmuwan ini mengelompokkan hewan menjadi empat kelompok, yakni hewan berbagi empat, hewan berkaki dua, hewan bersirip, dan hewan tidak berkaki. Kemudian, hewan berkaki empat dibagi lagi menjadi hewan berkuku genap dan hewan berkuku gasal.

2. Sistem Buatan (Artifisial)

Sistem buatan (artifisial) merupakan klasifikasi yang menggunakan satu atau dua karakteristik pada makhluk hidup, dan disusun sesuai dengan kehendak manusia atau sifat lainnya.
Dasar klasifikasi yang digunakan dalam sistem ini yaitu banyak sedikitnya persamaan, terutama morfologi (bentuk luar organisme), anatomi (bagian-bagian tubuh organisme), dan fisiologi (terutama alat perkembangbiakan dan habitat organisme).
Ada Aristoteles sebagai penganut sistem ini, dalam bukunya Historia Animalum, ia mengelompokkan hewan menjadi dua kelompok, yaitu hewan berdarah dan hewan tak berdarah.

3. Sistem Filogeni

Sistem filogeni merupakan klasifikasi yang merujuk pada teori evolusi. Teori ini dicetuskan oleh Charles Darwin yang berpendapat bahwa ada hubungan antara klasifikasi dengan evolusi.
ADVERTISEMENT
Teori evolusi mengungkapkan bahwa spesies yang ada di bumi akan mengalami perubahan secara terus menerus sejalan dengan perubahan lingkungan, sehingga menghasilkan spesies yang berbeda.
Organisme baru dilahirkan oleh organisme pendahulunya yang mengalami perubahan (mencakup perubahan susunan gen) yang menyebabkan perubahan pada sifat organisme tersebut. Proses ini terjadi lambat dan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Dengan sistem ini, jauh dekatnya hubungan kekerabatan antarkelompok dapat terlihat dengan jelas. Semakin dekat hubungan perkerabatannya, maka akan semakin banyak persamaannya.

Sistem dalam Klasifikasi Makhluk Hidup

Ilustrasi Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup, Unsplash/ Jesse Bauer
Sistem dalam pengklasifikasian makhluk hidup telah mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Mulai dari sistem dua kingdom sampai sistem enam kingdom.
Kingdom (dunia) merupakan tingkatan tertinggi suatu kelompok atau makhluk hidup dalam sistem klasifikasi. Sebagai takson tertinggi, kingdom masih dibagi lagi menjadi unit-unit kecil dibawahnya.
ADVERTISEMENT
Dalam hewan, urutan takson atau kelompoknya adalah Kingdom (Dunia), Phylum (Filum), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Familia (Suka), Genus (Marga), dan Species (Jenis).
Sedangkan dalam tumbuhan, urutannya tersebut sama, namun takson di bawah Kingdom bukan Phylum melainkan Divisio (Divisi).

1. Sistem Dua Kingdom

Carolus Linnaeus yang merupakan Bapak Taksonomi mengusulkan sistem dua kingdom pada tahun 1758. Carolus mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kingdom, yaitu:
ADVERTISEMENT

2. Sistem Tiga Kingdom

Sistem tiga kingdom muncul untuk menyempurnakan sistem dua kingdom yang dicetuskan oleh Ernest Haeckel pada tahun 1866. Sesuai namanya, sistem ini membagi makhluk hidup dalam tiga dunia:
ADVERTISEMENT
Selain Haeckel, ada juga Antoni Van Leuwenhoek yang mengusulkan sistem tiga kingdom. Akan tetapi, kingdom yang ketiga bukan Protista, melainkan Fungi (Jamur).
Leuwenhoek menggunakan dasar kelompok makhluk hidup berupa cara memperoleh nutrisi.
Fungi (jamur) memperoleh makanannya dengan menguraikan dan menyerap media, Plantae merupakan makhluk hidup yang mendapatkan makanan dengan melakukan fotosintesis.
Sedangkan untuk Animalia memperoleh makanan dengan memakan organisme lain, baik dari jamur, tumbuhan, maupun hewan lain.

3. Sistem Empat Kingdom

Sistem ini diusulkan oleh Copeland pada tahun 1956. Copeland mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi empat kingdom:
ADVERTISEMENT
Sistem ini juga dikemukakan oleh Eduard Chatton (1939) yang menggunakan dasar klasifikasi berupa ada tidaknya membran yang membungkus inti sel (eukariotik dan prokariotik).

4. Sistem Lima Kingdom

Mengikuti perkembangan selanjutnya, muncullah sistem lima kingdom yang digagas oleh R. H. Whittaker. Ia mengelompokkan makhluk hidup ke dalam lima dunia:

5. Sistem Enam Kingdom

Sistem ini muncul pada tahun 1970-an oleh seorang mikrobiologi bernama Carl Woese yang menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik dan berbeda dari anggota Kingdom Monera lainnya, yaitu Archaebacteria.
Kingdom ini lebih mendekati makhluk hidup eukariot dibandingkan bakteri lain yang merupakan prokariot.
ADVERTISEMENT
Namun, hingga sekarang, sistem klasifikasi yang diakui sebagai sistem klasifikasi standar adalah sistem lima kingdom oleh Whittaker. Kingdom ini mencakup Kingdom Monera, Kingdom Protista, Kingdom Fungi, Kingdom Plantae, dan Kingdom Animalia.
Itulah penjelasan tentang sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini merupakan alat untuk membantu dalam memahami dan mengatur keragaman makhluk hidup di bumi. (fat)