Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Skema dalam Psikologi: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Pengaruhnya
15 Februari 2024 12:34 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Skema dalam psikologi adalah sesuatu yang menggambarkan pemikiran dan perilaku orang-orang untuk menafsirkan dunia. Skema ini digunakan untuk mengambil jalan pintas saat menafsirkan berbagai informasi yang tersedia.
ADVERTISEMENT
Untuk lebih jelasnya tentang apa itu skema dalam psikologi, simak artikel ini yang akan menerangkan tentang pengertian, jenis-jenis, hingga bagaimana skema mempengaruhi pembelajaran.
Pengertian Skema dalam Psikologi
Ada beberapa pengertian skema dalam psikologi yang perlu dipahami. Mengutip Modul Kuliah Psikologi Sosial 1 terbitan Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh pada 2017, skema adalah seperangkat tatanan struktur pengetahuan atau pemahaman tentang konsep atau stimulus.
Skema dalam psikologi berisi pengetahuan yang membahas konsep atau stimulus, relasi antar beberapa pemahaman mengenai konsep tersebut, dan contoh-contoh spesifiknya.
Sementara itu, mengutip dosen.upi-yai.ac.id, skema adalah pola pemikiran yang membentuk kerangka pada individu untuk mengatur kategori informasi dan hubungan antar pemikiran tersebut.
Pada psikologi sosial, skema sangat erat dengan pengalaman, budaya, dan perspektif individu yang menghasilkan perilaku dalam sosial.
ADVERTISEMENT
Kemudian, menurut Jeff Pankin pada 2013, skema bisa diartikan sebagai "unit" yang memuat informasi tentang subjek atau kegiatan tertentu. Skema dalam psikologi menurut Panjin didasari pengalaman sebelumnya dan digunakan sebagai pemandu aktivitas dan menambah pemahaman.
Sejarah Skema
Mengutip verywellmind.com, sejarah skema dalam psikologi pertama kali digunakan Frederic Bartlett, seorang psikolog asal Inggris, sebagai bagian dari teori belajarnya. Teori Bartlett menyatakan bahwa pemahaman orang-orang tentang dunia dibentuk jaringan struktur mental dan abstrak.
Kemudian, Jean Piaget memperkenalkan istilah skema ini dan menggunakannya dalam karyanya tentang perkembangan kognitif anak melalui serangkaian tahapan pertumbuhan intelektual.
Dalam teorinya, Piaget menyebutkan bahwa skema adalah kategori pengetahuan sekaligus proses perolehan pengetahuan tersebut. Piaget percaya bahwa manusia akan terus beradaptasi dengan lingkungan saat mereka menerima informasi baru dan mempelajari hal baru tersebut.
ADVERTISEMENT
Jenis-Jenis Skema dalam Psikologi
Skema dalam psikologi disebut dimiliki setiap orang dan akan terus dibentuk serta diubah sepanjang orang tersebut hidup. Menyadur verywellmind.com, ada empat jenis skema, yaitu orang, sosial, pengetahuan, dan peristiwa.
Berikut ini uraiannya tentang jenis-jenis skema dalam psikologi:
1. Skema Orang
Skema orang difokuskan pada individu tertentu. Misalnya, skema untuk teman sebaya yang mencakup informasi tentang penampilan, kepribadian, perilaku, dan hal-hal yang disukai tentang teman tersebut.
2. Skema Sosial
Skema sosial mencakup pengetahuan umum, yaitu bagaimana orang berperilaku dalam situasi sosial tertentu.
3. Skema Diri
Skema diri memfokuskan pada pengetahuan seseorang tentang diri mereka sendiri. Skema diri bisa mencakup apa yang diketahui tentang diri sendiri saat ini atau masa depan.
4. Skema Peristiwa
Skema peristiwa fokus pada pola perilaku yang harus diikuti untuk peristiwa tertentu. Skema ini bertindak selayaknya naskah yang memberi tahu seseorang tentang apa yang harus dilakukan orang tersebut, bagaimana orang itu harus bertindak, dan apa yang harus dilakukan apabila mengalami situasi tertentu.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Skema Memengaruhi Pembelajaran?
Skema sangat berpengaruh dalam pendidikan dan proses pembelajaran. Berikut ini beberapa contohnya menurut verywellmind.com.
1. Memengaruhi Apa yang Diperhatikan Orang-orang
Skema memengaruhi apa yang diperhatikan orang-orang. Mereka akan lebih cenderung memperhatikan hal yang sesuai dengan skema mereka saat ini.
2. Memengaruhi Seberapa Cepat Seseorang Belajar
Skema dapat mempengaruhi seberapa cepat seseorang belajar. Mereka akan lebih mudah mempelajari informasi apabila informasi tersebut sesuai dengan skema yang selama ini sudah dipercayainya.
3. Membantu Menyederhanakan Informasi yang Ada
Skema dapat membantu menyederhanakan informasi yang ada di dunia ini. Mereka sering kali lebih mudah mempelajari informasi yang ada di sekitarnya. Untuk informasi baru dapat diklasifikasikan dan dikategorikan dengan membandingkan pengalaman baru dengan skema yang ada.
4. Memungkinkan Seseorang Berpikir Cepat
Skema memungkinkan seseorang berpikir cepat bahkan dalam kondisi ketika segala sesuatu berubah dengan cepat. Dengan begitu, seseorang biasanya tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menafsirkannya.
ADVERTISEMENT
5. Mengubah Cara Seseorang Menafsirkan Informasi yang Masuk
Skema dapat mengubah cara seseorang menafsirkan informasi yang masuk. Saat mempelajari informasi baru yang tak sesuai dengan skema yang sudah dipercayainya, terkadang orang akan mengubah informasi baru agar sesuai dengan yang sudah diketahui.
Namun, skema juga sangat sulit diubah. Sering kali, seseorang akan tetap berpegang teguh pada skema yang sudah ada, terutama bila dihadapkan informasi yang kontradiktif.
Contoh Skema
Contoh kasus penerapan skema dalam psikologi adalah seorang anak kecil yang pertama kali mengembangkan skema tentang kuda akan menyebutkan bahwa hewan besar dengan rambut, empat kaki, dan satu ekor adalah kuda. Selanjutnya, anak kecil tersebut bertemu sapi dan mungkin awalnya akan menyebut sapi adalah kuda.
Bagaimanapun itu, sapi cocok dengan skema tentang kuda yang sudah dibuatnya. Namun, begitu anak kecil tersebut diberi tahu bahwa sapi bukan kuda, akhirnya anak kecil tersebut akan memodifikasi pengertian kuda dan membuat skema baru tentang sapi.
ADVERTISEMENT
Sehingga, mengalami pengalaman barunya, skema yang ada akan diubah dan informasi baru pun dipelajari. Skema cenderung lebih mudah diubah pada masa kanak-kanak, tetapi sulit diubah seiring bertambahnya usia.
Skema bisa muncul kembali ketika seseorang diberi bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka pada mulanya. Dalam banyak kasus, orang-orang baru akan mulai mengubah sekma mereka secara perlahan saat diberi rentetan bukti untuk menunjukkan perlunya memodifikasi skema tersebut.
(NSF)