Konten dari Pengguna

Struktur Jamur Beserta Klasifikasinya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
17 Maret 2022 16:53 WIB
·
waktu baca 7 menit
clock
Diperbarui 30 Agustus 2023 17:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi struktur jamur. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi struktur jamur. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Apa saja bagian yang membentuk struktur jamur? Berdasarkan struktur tubuhnya, jamur digolongkan ke dalam tumbuhan tingkat rendah (Thallophyta). Jamur atau fungi merupakan kelompok tumbuhan eukariotik yang tidak memiliki klorofil.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Biologi untuk SMA/MA Kelas X oleh Moch. Anshori dan Djoko Martono, karena tidak mempunyai klorofil, maka jamur tidak dapat mensintesis makanan yang diperlukannya sendiri.
Jamur akan mengambil bahan makanan dari sisa-sisa organisme dan mencernanya dengan cara enzimatis. Di Indonesia, berbagai jenis jamur banyak ditemukan karena suhu dan kelembapannya tinggi.

Pengertian Fungi

Ilustrasi fungi. Foto: Unsplash
Sebelum mengetahui struktur jamur, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengertian dari fungi atau jamur.
Apa itu fungi? Mengutip buku Dasar Biomedik Lanjutan karya Denai Wahyuni, kingdom fungi adalah nama regnum sekelompok besar organisme eukariotik heterotrofik yang mencerna makanannya di luar tubuh dan kemudian menyerap molekul nutrisi ke dalam selnya.
Jamur adalah eukariotik dan tidak mengandung klorofil. Jamur berkembang biak secara aseksual yang menghasilkan spora, tunas, dan fragmentasi. Sementara, jika secara seksual, jamur berkembang biak dengan zigospora, askospora, dan basidiospora.
ADVERTISEMENT
Jamur umumnya hidup di tempat lembap, air laut, air tawar, di tempat asam dan bersimbiosis dengan alga yang membentuk lumut kerak (lichen).

Karakteristik Jamur

Ilustrasi jamur memiliki karakteristik tertentu. Foto: Pexels
Jamur memiliki karakteristik yang membedakannya dengan tumbuhan lainnya. Dikutip dari Modul Biologi Berbasis Reading, Questioning and Answer (RQA): Materi Jamur (Fungi) oleh Layyinatul Luyunah, dkk., (2021: 5-6), berikut adalah beberapa karakteristik jamur.
ADVERTISEMENT

Struktur Jamur

Ilustrasi jamur. Foto: Unsplash
Lalu, bagaimana struktur jamur itu? Berdasarkan buku Biology: Exploring Life karya Gil Brum, struktur jamur dan cara mereka berkembang biak berbeda dari makhluk hidup eukariotik lainnya. Sebagian besar struktur tubuh jamur terbuat dari hifa.

Hifa

Hifa adalah benang kecil sitoplasma yang dikelilingi oleh membran plasma dan ditutupi oleh dinding sel. Dinding sel jamur berbeda dengan dinding sel tumbuhan.

Dinding Sel Jamur

Dinding sel jamur terbuat dari kitin, yaitu polisakarida yang kuat dan fleksibel. Kitin juga dapat ditemukan pada cangkang siput atau eksoskeleton atau penutup keras bagian luar organisme serangga.
Hifa pada jamur memiliki dinding sel tambahan yang disebut dinding sel silang atau septum. Dinding sel silang ini membagi filamen panjang menjadi bagian yang terpisah.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar jamur adalah multiseluler. Dinding silang jamur juga memiliki pori-pori yang sangat besar. Dengan demikian, ribosom, mitokondria, dan nukleus dapat berpindah dari satu sel ke sel lainnya.
Gerakan tersebut memungkinkan jamur untuk mendistribusikan nutrisi dari bagian tubuh tertentu ke bagian tubuh yang lain. Namun, ada juga hifa yang tidak memiliki septum. Hifa tanpa septum disebut senositik.

Miselium

Hifa juga membentuk suatu jaringan bernama miselium. Miselium berfungsi sebagai struktur makan jamur. Miselium berbentuk seperti serat yang memungkinkan jamur untuk menghubungi sumber makanannya.
Jamur tidak bisa bergerak seperti binatang. Melalui miselium ini, jamur dapat mencari makanan, kemudian dapat tumbuh dengan cepat.
Miselium yang berfungsi untuk mencari makanan terdapat pada jamur parasit yang memiliki struktur hifa houstorium. Miselium jamur parasit disebut miselium vegetatif. Houstorium dapat menembus sel inangnya untuk mendapatkan makanan.
ADVERTISEMENT
Beberapa miselium juga berfungsi untuk berkembang biak. Miselium yang digunakan untuk reproduksi disebut miselium generatif. Organ reproduksi pada miselium generatif akan menghasilkan spora.

Klasifikasi Jamur

Ilustrasi salah satu jenis jamur. Foto: Unsplash
Jamur memiliki berbagai klasifikasi lebih lanjut. Menyadur buku Biology for Senior High School yang diterbitkan oleh Esis, berikut adalah beberapa klasifikasi jamur.

1. Ascomycota

Klasifikasi jamur ini banyak dijumpai sebagai tumbuhan yang hidup pada sisa-sisa organisme. Selain itu, beberapa jenis Ascomycota bersifat parasit.
Ascomycota juga bereproduksi secara seksual dan aseksual. Secara aseksual, jamur Ascomycota uniseluler ini berkembang biak dengan membentuk tunas atau tunas baru. Kuncup tersebut akhirnya terlepas dan menjadi organisme baru.
Ascomycota multiseluler berkembang biak secara aseksual dengan membentuk spora konidia, spora aseksual terletak di ujung konidiofor.
ADVERTISEMENT
Reproduksi seksual Ascomycota baik uniseluler maupun multiseluler adalah dengan menyatukan dua sel haploid (n) yang berbeda jenis sebagai sel kelaminnya. Kedua sel haploid akan membentuk zigot diploid (2n).
Zigot akan tumbuh lebih besar membentuk askus dan menghasilkan spora yang akan tumbuh sebagai jamur.

2. Basidiomycota

Basidiomycota adalah jenis atau klasifikasi jamur multiseluler. Jenis Basidiomycota yang biasa dikonsumsi adalah jamur untuk bahan makanan.
Seperti Ascomycota dan Zygomycota, jamur Basidiomycota bereproduksi secara aseksual dengan menghasilkan spora. Secara seksual, tahap reproduksi Basidiomycota sangat berbeda.
Hifa (+) dan hifa (-) Basidiomycota bertemu dan membentuk plasmogami dengan memindahkan salah satu inti hifa ke hifa lainnya.
Hifa ini berubah menjadi hifa yang memiliki dua inti haploid dan berpasangan atau dikariotik. Pada akhirnya hifa dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid dan membentuk basidiokarpus muda.
ADVERTISEMENT
Ujung basidiokarp disebut basidium yang mengandung basidiospora. Basidiospora akan terpisah dari basidium dan menjadi hifa baru yang haploid.

3. Zygomycota

Zygomycota bereproduksi secara aseksual dan seksual. Dalam reproduksi aseksual, sporangium di Zygomycota memecah miselium. Fragmentasi miselium adalah pembentukan spora vegetatif aseksual.
Reproduksi seksual dilakukan dengan kawin antara hifa dari berbagai jenis. Reproduksi seksual akan menghasilkan spora generatif atau disebut zigospora.
Tahapan reproduksi aseksual pada Zygomycota dimulai dengan pertemuan hifa yang berbeda jenis (+ dan -). Hifa ini akan membentuk cabang yang disebut gametangium yang mengandung banyak inti haploid (n).
Selanjutnya, dinding gametangium pecah sehingga sel plasma menyatu. Ini menghasilkan inti haploid dari hifa (+) dan hifa (-) bergabung dan menghasilkan zigospora.
Zigospora akan tumbuh pada lingkungan yang menguntungkan dan membentuk sporangium. Sporangium itulah yang akan jatuh ke tempat jamur baru muncul dan berkembang membentuk makhluk baru.
ADVERTISEMENT

4. Deuteromycota

Klasifikasi jamur lainnya adalah Deuteromycota. Jamur dalam klasifikasi Deuteromycota belum mengidentifikasi cara reproduksi seksualnya, sehingga disebut juga jamur tidak sempurna.
Beberapa tumbuhan yang semula termasuk dalam kelompok Deuteromycota telah mengetahui cara perkembangbiakannya, mungkin saja termasuk dalam kelompok Ascomycota, Zygomycota, atau Basidiomycota. Hal ini dapat memengaruhi penamaan spesies.

Cara Jamur Mendapatkan Nutrisi

Ilustrasi jamur. Foto: Pexels
Jamur merupakan organisme heterotrof, yaitu organisme yang memerlukan sumber makanan dari organisme lain. Jamur bertahan hidup dengan menyerap nutrisi berupa senyawa organik dari organisme lain melalui hifa dan miselium.
Senyawa organik tersebut terlebih dahulu dicerna oleh jamur secara ekstraseluler. Jamur mengeluarkan enzim hidrolitik untuk menguraikan molekul organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Jamur mendapatkan nutrisi dengan dua cara, yaitu secara saprofit atau parasit. Jamur saprofit memperoleh nutrisi dengan menyerap senyawa organik yang telah diuraikan, sedangkan jamur parasit menyerap makanan dari organisme yang ditumpanginya.
ADVERTISEMENT
Selain hidup sendiri, ada pula jamur yang bersimbiosis dengan organisme lain. Jamur yang bersimbiosis dengan ganggang disebut Lichenes dan jamur yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan tingkat tinggi dinamakan mikoriza.

Reproduksi Jamur

Ilustrasi jamur yang berkembang biak. Foto: Pexels
Dikutip dari Praktis Belajar Biologi untuk Kelas X SMA/MA oleh Fictor Ferdinand P. dan Moekti Ariebowo (2019: 56-57), cara reproduksi jamur terbagi menjadi dua macam, yaitu reproduksi secara seksual maupun aksesual. Berikut penjelasannya:

Reproduksi Seksual

Reproduksi seksual dicirikan oleh percampuran dua inti sel yang serasi (kompatibel). Proses reproduksi seksual pada jamur terdiri dari tiga fase, yaitu plasmogami, kariogami, dan meiosis.
Plasmogami merupakan peleburan protoplasma antara dua sel yang serasi. Selanjutnya, inti dari kedua sel tersebut akan mengalami kariogami. Kariogami merupakan peleburan antara dua inti sel yang akan menghasilkan inti diploid (2n).
ADVERTISEMENT
Pase terakhir disebut meiosis yang mereduksi jumlah kromosom diploid menjadi haploid kembali. Pada proses ini, inti yang telah melebur menjadi inti diploid (2n) mengalami pembelahan dan tereduksi menjadi haploid (n) kembali.

Reproduksi Aseksual

Reproduksi aseksual jamur dilakukan dengan cara fragmentasi dan spora. Proses reproduksi ini hanya terjadi jika kondisi lingkungan kurang menguntungkan bagi jamur untuk bereproduksi secara seksual.
Fragmentasi adalah pembentukan individu baru dari tiap fragmen atau bagian dari bentuk somatik jamur. Dengan fragmentasi, tiap potong hifa jamur dapat tumbuh jika berkembang biak pada media yang tepat.
Adapun reproduksi aseksual yang melibatkan spora hanya terjadi di alam pada jenis jamur Basidiomycetes. Oleh karena itu, reproduksi aseksual yang biasanya dimanfaatkan dalam pembudidayaan jamur adalah fragmentasi.
ADVERTISEMENT
(AMP & SFR)