Sumber Sejarah: Pengertian dan Jenis-jenisnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
31 Januari 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sumber sejarah. Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sumber sejarah. Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sumber sejarah adalah sesuatu yang digunakan untuk membuktikan kebenaran tentang sebuah sejarah. Tanpa adanya sumber sejarah, keabsahan suatu sejarah perlu dipertanyakan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, menurut buku Sejarah Indonesia: Untuk SMK Kelas X Semester Ganjil terbitan Kemdikbud, sejarah adalah cabang ilmu yang mempelajari kehidupan di masa lalu. Sehingga, dibutuhkan penemuan yang membuktikan teori terkait sejarah yang sedang dibahas.
Penemuan tersebut yang disebut dengan sumber sejarah. Selengkapnya tentang sumber sejarah, simak uraian di bawah ini.

Pengertian Sumber Sejarah

Ilustrasi sumber sejarah. Foto: Pixabay
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ada tiga makna sejarah, yaitu kesusastraan lama (silsilah; asal usul), kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lalu, dan ilmu pengetahuan atau cerita tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lalu.
Kata sejarah sendiri berasal dari "syajarah" yang bersinonim dengan istilah babad dalam tradisi masyarakat Jawa. Syajarah memiliki arti riwayat kerajaan, riwayat bangsa, dan buku tahunan. Sejarah juga bisa disebut dengan riwayat.
ADVERTISEMENT
Untuk mempelajari masa lalu tersebut, diperlukan sumber sejarah. Merangkum Pengantar Ilmu Sejarah terbitan Universitas Muhammadiyah Palembang, sumber sejarah dapat diartikan sebagai bahan-bahan yang bisa digunakan mengumpulkan informasi subjek.
Sumber sejarah bisa berwujud atau tidak yang digunakan untuk penelitian dan membuktikan kebenaran sebuah sejarah. Memilih subjek dan mengumpulkan informasi tersebut umumnya dilakukan para sejarawan. Sementara aktivitas tersebut dalam ilmu sejarah disebut heuristik.
Berikut ini adalah beberapa contoh sumber sejarah:
ADVERTISEMENT

Jenis-Jenis Sumber Sejarah

Ilustrasi sumber sejarah. Foto: Pixabay
Masih mengutip Pengantar Ilmu Sejarah terbitan Universitas Muhammadiyah Palembang, sumber sejarah diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu berdasarkan waktu pembuatan dan bentuknya. Berikut ini penjelasannya:

1. Berdasarkan Waktu Pembuatan

Mengklasifikasikan sumber sejarah berdasarkan waktu pembuatan didasarkan pada konsep "yang pertama" dan "yang kedua", atau yang disebut dengan sumber sejarah primer dan sekunder. Berikut penjelasannya:
1. Sumber Sejarah Primer
Sumber sejarah primer atau "yang pertama" dibuat saat peristiwa tersebut terjadi. Apabila jejak sejarah berupa benda, sumber sejarah adalah peninggalan atau sesuatu yang ada saat peristiwa terjadi, misalnya tugu, alat perang, dan lainnya.
Sementara, jika jejak sejarah berwujud manusia, yang bersangkutan adalah saksi mata atau pelaku dalam peristiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
2. Sumber Sejarah Sekunder
Sumber sejarah sekunder atau "yang kedua" adalah sesuatu yang dirancang usai kejadian tersebut. Contoh sumber sejarah sekunder adalah biografi, surat kabar, laporan penelitian yang relevan, dan masih banyak lagi.
Penggunaan sumber sejarah primer dan sekunder sangat mempengaruhi kualitas dari karya ilmiah tentang sejarah yang sedang dibahas.
Beberapa ahli menyebutkan bahwa sumber sejarah primer harus diprioritaskan karena studi yang dilakukan untuk membuat sumber sejarah tersebut berdekatan dengan peristiwa yang sedang dibahas.
Sejarawan yang merancang sumber sejarah primer akan lebih dapat menempatkan dirinya serta lebih leluasa memberikan penafsiran tentang peristiwa tersebut. Meskipun begitu, sumber sejarah sekunder juga masih dapat digunakan.

2. Berdasarkan Bentuknya

Berikut ini jenis-jenis sumber sejarah yang dibedakan berdasarkan bentuknya:
ADVERTISEMENT
1. Sumber Immaterial
Sumber immaterial adalah sesuatu yang masih hidup dalam masyarakat, misalnya etika, tradisi, adat, norma, dan legenda. Kehadiran sumber sejarah ini berfungsi untuk menyampaikan pesan tanpa perlu proses konsultasi.
Sumber sejarah immaterial umumnya bersifat turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Beberapa sumber sejarah immaterial dianggap irasional dalam pandangan generasi modern, misalnya cerita legenda.
2. Sumber Material
Sumber material adalah objek atau bukti berupa benda purbakala yang menunjukkan adanya kegiatan manusia yang hidup di masa lalu. Apabila sumbernya berjenis material, sejarawan memerlukan ilmu lain untuk memahami sumber sejarah tersebut agar bisa menginterpretasikannya.
Beberapa contoh sumber sejarah material, yaitu alat-alat kerja (kapak dan pacul), alat-alat rumah tangga (periuk dan belanga), bangunan (istana, rumah, candi, dan masjid), arca dan patung, senjata, perhiasan atau manik-manik, mata uang, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
3. Sumber Sejarah Tertulis
Sumber sejarah tertulis adalah bukti sejarah dari setiap kegiatan manusia yang mengarah pada sumber berupa dokumen atau arsip. Sumber sejarah tertulis sendiri dibedakan menjadi sumber yang sengaja dan tak sengaja dibuat untuk kepentingan sejarah.
Sumber sejarah yang sengaja dibuat, contohnya otobiografi, biografi, buku peringatan, dan notulen. Sementara, sumber sejarah yang tak sengaja dibuat untuk kepentingan sejarah, contohnya surat kabar, berita pemerintah, dan majalah.

Penulisan Sejarah

Ilustrasi penulisan sejarah. Foto: Unsplash
Usai berhasil mengumpulkan sumber-sumber sejarah, peneliti sejarah melakukan penulisan sejarah atau disebut dengan historiografi. Pada tahap ini, sejarawan menyusun hasil interpretasi dari berbagai fakta sejarah.
Bentuk historiografi bisa berupa laporan penelitian sejarah dan publikasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Menyadur buku Sejarah oleh Sari Oktafiana pada 2021, terdapat tiga jenis penulisan sejarah, yaitu:
ADVERTISEMENT

1. Historiografi Tradisional

Historiografi tradisional adalah tulisan sejarah dari masa kerajaan Hindu-Buddha, masuknya Islam di Indonesia, dan kerajaan-kerajaan Islam. Berikut ini ciri-ciri historiografi tradisional:

2. Historiografi Kolonial

Historiografi kolonial adalah tulisan sejarah yang mengisahkan masa kolonial. Ciri khas dari historiografi kolonial adala Eropa-sentris yang memusatkan tulisannya tentang bangsa Eropa yang pernah singgah dan berkuasa di Nusantara.
Beberapa historiografi kolonial ditulis sejarawan dan ilmuwan Eropa sehingga pandangannya cenderung dari kacamata bangsa Eropa, misalnya buku The History of Java karya Thomas Stamford Raffles, De Atjeher karya Christiaan Snouck Hurgronje, dan Geschiedenis van Nederlandsch Indie karya F. W. Stapel.
ADVERTISEMENT

3. Historiografi Modern

Menurut Sartono Kartodirdjo, historiografi modern adalah penulisan sejarah yang menempatkan rakyat Indonesia sebagai pelaku sejarah dari sejarahnya sendiri. Penulisan historiografi modern dilakukan usai menerapkan studi kritis.
Ciri khas dari historiografi modern adalah Indonesia-sentris dan membangun nasionalisme pada pembaca, contohnya Pemberontakan Petani di Banten Tahun 1888 karya Sartono Kartodirdjo.

Manfaat Mempelajari Sejarah

Ilustrasi belajar sejarah. Foto: DimaBerlin/Shutterstock
Materi ilmu sejarah sudah diberikan sejak bangku SD. Ilmu sejarah sendiri mempelajari berbagai peristiwa pada masa lampau yang berguna untuk mengungkapkan dan menjelaskan berbagai peristiwa pada masa sekarang dan mendatang.
Ada beberapa manfaat kenapa harus mempelajari sejarah. Berikut penjabarannya yang dirangkum dari buku Sejarah oleh Sari Oktafiana pada 2021.

1. Menjelaskan Manusia dan Tindakannya yang Dipengaruhi Beberapa Hal

Manfaat pertama dari mempelajari ilmu sejarah adalah mengetahui bahwa manusia dan tindakan mereka kemungkinan dipengaruhi situasi politik, masalah ekonomi, dan kondisi geografi. Selain itu, juga bisa memahami perilaku manusia dan nilai-nilai suatu masyarakat.
ADVERTISEMENT

2. Pemahaman Tentang Masa Lalu

Manfaat selanjutnya adalah memberikan pemahaman bahwa orang-orang pada masa lalu mungkin tak memiliki nilai yang sama seperti orang-orang di masa sekarang. Pemahaman ini bisa membantu Anda menghindari kesalahan agar tak terulang di masa sekarang dan mendatang.

3. Mengenal Diri Sendiri secara Kolektif

Sejarah dapat membuat Anda mengenal diri sendiri secara kolektif, yaitu sebagai bagian dari sebuah kelompok masyarakat dan bangsa. Pemahaman ini dapat menumbuhkan ikatan sosial, misalnya mengetahui sejarah tentang keluarga dan lingkungan sekitar yang membuat munculnya jiwa saling membantu.

4. Memahami Tradisi

Mempelajari sejarah tentang tradisi yang telah diwariskan dapat membantu memahami nilai-nilai dari tradisi tersebut. Selain itu, Anda bisa mengetahui bagaimana sejarah tersebut membentuk Anda hingga saat ini.

5. Membantu Berpikir Kritis hingga Imajinatif

Mempelajari sejarah dapat membantu seseorang menumbuhkan kecakapan berpikir kritis, kreatif, reflektif, dan imajinatif.
ADVERTISEMENT

6. Menumbuhkan Kecakapan Ilmiah

Manfaat terakhir dari mempelajari sejarah adalah dapat menumbuhkan kecakapan ilmiah seseorang, misalnya saat mencari sumber (heuristik), memilah sumber (verifikasi), dan menganalisis sumber sejarah (interpretasi).
(NSF)