Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Surat Tarawih 23 Rakaat dan Tata Cara Salatnya
15 Maret 2024 1:31 WIB
·
waktu baca 7 menitDiperbarui 25 Maret 2024 10:02 WIB
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Mari masuki bulan Ramadan dengan hati yang bersih, lapang, dan perbanyak amal ibadah. Caranya adalah dengan menunaikan ibadah puasa, melaksanakan salat, dan membaca surat tarawih 23 rakaat selama bulan Ramadan ini.
ADVERTISEMENT
Apabila ibadah puasa merupakan sebuah keharusan, maka lain halnya dengan salat tarawih yang dapat dilakukan secara sunnah, sehingga tidak semua orang diwajibkan untuk menjalaninya.
Akan tetapi, siapa saja yang menjalankan salat tarawih akan mendapatkan pahala berkali lipat selama bulan Ramadan. Selain itu, untuk salat tarawih ini bisa dilakukan dengan membaca surat tarawih 23 rakaat.
Salat Tarawih
Dikutip dari situs NU Online, nu.or.id, salat tarawih ini dapat dilakukan setelah salat isya dengan mengikuti anjuran dari hadis Nabi berikut:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ متفق عليه
Artinya: “Barangsiapa melakukan salat tarawih pada Ramadan dengan imam dan ikhlas (karena Allah taala) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘Alaih)
ADVERTISEMENT
Salat tarawih bisa dilakukan di masjid terdekat secara berjemaah dan bisa juga dilakukan sendirian di rumah. Untuk melakukannya sendiri di rumah, simak tata cara melaksanakan salat tarawih 23 rakaat dengan surat-surat yang bisa dilafalkan di bawah ini.
Niat untuk melakukan salat tarawih adalah sebagai berikut:
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى
“Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak'atayni mustaqbilal qiblati adā'an imāman lillāhi ta'ālā.”
Artinya: “Aku berniat sembahyang sunah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah Swt.”
Formasi pelaksanaan salat dan pembacaan surat tarawih 23 rakaat ini dilakukan dengan salam pada setiap 2 rakaat berjumlah 10 kali dan disambung dengan 3 rakaat untuk witir.
Tidak ada ketentuan khusus untuk surat yang dibacakan saat salat tarawih, tetapi disarankan untuk menamati Al-Qur'an 1 juz selama bulan Ramadan dan dapat dilakukan saat tarawih dan witir.
ADVERTISEMENT
Tata Cara Salat Tarawih
Mengutip situs NU Online, nu.or.id, surat yang dibaca setelah pembacaan surat Al-Fatihah bersifat sunnah. Setelah membaca surat Al-Fatihah, maka silakan pilih surat yang dianggap paling mudah. Berikut adalah tata cara salat sunah tarawih menurut madzhab Syafi’i:
ADVERTISEMENT
Saat melakukan salat tarawih, bisa membaca salah satu surat pendek dari Al-Qur’an maupun membaca salah satu ayat dari Al-Qur'an dengan surat panjang.
Akan tetapi, meskipun tidak dianjurkan, salat tarawih juga dapat dilakukan dengan tidak membaca surat pendek dan panjang dalam Al-Qur’an.
Namun, beberapa ulama menyarankan untuk membaca surat sesuai dengan kaidah Al-Qur'an pada salat tarawih dan witir secara berurutan.
Surat Tarawih 23 Rakaat
Inilah susunan bacaan surat tarawih 23 rakaat yang bisa dilakukan pada 15 hari pertama selama bulan Ramadan :
ADVERTISEMENT
Doa Kamilin
Setelah melakukan salat dan membaca surat tarawih, alangkah baiknya dilanjutkan dengan membaca doa kamilin, yang merupakan permohonan agar diangkat sebagai individu dengan keimanan yang sempurna.
Berikut adalah pelafalan dari doa kamilin, yang dikutip dari situs NU Online, nu.or.id:
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
ADVERTISEMENT
“Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa ‘alâ sariirl karâmati qâ’idîn. Wa bi hûrun ‘in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.”
ADVERTISEMENT
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara salat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadha-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”
ADVERTISEMENT
Demikian tata cara salat dan surat tarawih 23 rakaat yang dapat dilakukan dan dilafalkan. Apabila sudah melakukan salat tarawih, ingatlah untuk kembali membaca Al-Qur'an dan memberikan zakat kepada orang yang tak mampu. (Bren/Ken)
Baca juga: Tata Cara Sholat Tarawih pada Bulan Ramadan