Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Tata Cara Penulisan Nama Spesies yang Benar Menurut Aturan Ilmiah
20 Februari 2025 12:33 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut laman bpmbkm.uma.ac.id, sistem penamaan ilmiah pertama kali dikembangkan oleh Carl Linnaeus pada abad ke-18. Metode ini dikenal dengan nama binomial nomenklatur, yang menggunakan dua kata Latin sebagai identitas setiap spesies.
Hingga saat ini, metode tersebut masih terus diterapkan dan diatur oleh kode internasional yang ketat. Oleh karena itu, penting bagi penggunanya untuk memahami tata cara penulisan yang benar, sehingga dapat mengikuti aturan ilmiah yang berlaku.
Pengertian Binomial Nomenklatur
Menurut laman bpmbkm.uma.ac.id dan jurnal “Pengetahuan Mahasiswa Biologi mengenai Binomial Nomenclature Makhluk Hidup di Universitas Tidar” (h. 13-14) karya Tsalatsatunnisa et.al., berikut adalah pengertian binomial nomenklatur:
1. Definisi Binomial Nomenklatur dalam Biologi
Binomial nomenklatur adalah sistem penamaan ilmiah yang menggunakan dua kata dalam bahasa Latin atau yang dilatinkan. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Swedia, Carolus Linnaeus, melalui karyanya "Systema Naturae".
ADVERTISEMENT
Dalam sistem ini, setiap spesies diberikan nama yang terdiri dari dua bagian: nama genus dan nama spesies. Sebagai contoh, nama ilmiah untuk manusia adalah Homo sapiens, di mana Homo menunjukkan genus dan sapiens menunjukkan spesies.
2. Tujuan dan Manfaat Penggunaan Binomial Nomenklatur
Tujuan utama binomial nomenklatur adalah menyediakan sistem penamaan yang konsisten dan universal bagi semua makhluk hidup. Dengan ini, ilmuwan di seluruh dunia dapat berkomunikasi tanpa terhambat perbedaan bahasa atau istilah lokal.
Selain itu, binomial nomenklatur juga membantu mengidentifikasi dan mengklasifikasikan organisme berdasarkan kekerabatan dan karakteristik morfologisnya. Hal ini memudahkan studi lebih lanjut mengenai keanekaragaman hayati dan evolusi.
Manfaat lain dari penerapan ‘sistem tata nama ganda’ ini adalah menghindari duplikasi nama dan menyederhanakan proses identifikasi spesies baru. Sistem ini juga akan menyeragamkan penamaan makhluk hidup di berbagai disiplin ilmu.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, binomial nomenklatur menjadi fondasi penting dalam taksonomi dan studi biologi secara keseluruhan. Konsistensi dalam penamaan membantu ilmuwan memahami dan mengomunikasikan informasi dengan lebih akurat.
Sejarah Perkembangan Penamaan Spesies
Pada ulasan sebelumnya, telah diketahui bahwa penamaan ilmiah umumnya menggunakan sistem binomial nomenklatur, yang diprakarsai oleh Carolus Linnaeus. Untuk alasan yang mendasari hal tersebut, berikut adalah sejarah singkatnya:
1. Peran Carl Linnaeus dalam Sistem Binomial Nomenklatur
Ragam bahasa atau perspektif membuat nama makhluk hidup sering kali berbeda di setiap daerah, meskipun individu yang dimaksud adalah sama. Perbedaan ini dapat menimbulkan kebingungan dalam komunikasi ilmiah dan pengidentifikasian spesies.
Untuk mengatasi hal tersebut, Carl Linnaeus, yang merupakan ahli biologi berkebangsaan Swedia, mengemukakan aturan penamaan yang dikenal sebagai binomial nomenklatur. Sistem ini memberikan tata nama ganda yang konsisten dan universal.
ADVERTISEMENT
Binomial nomenklatur menggunakan dua kata dalam bahasa Latin, yang sifat bahasanya tidak mengalami perubahan. Kata pertama menunjukkan genus dan diawali huruf besar, sedangkan kata kedua menunjukkan spesies dan diawali huruf kecil.
Sedangkan, jika nama memang terdiri dari tiga kata, maka kata kedua dan ketiga akan disatukan atau diberi tanda hubung (-). Kasus ini dapat dilihat pada contoh nama ilmiah kembang sepatu, yaitu Hibiscus rosa-sinensis atau Hibiscus rosasinensis.
Sistem nama ganda ini pertama kali diperkenalkan dalam karyanya, “Systema Naturae,” pada abad ke-18. Karena bersifat lebih spesifik dan dapat menyederhanakan proses klasifikasi serta identifikasi, metode ini diterima secara luas dalam biologi.
Berkat kontribusinya, Carl Linnaeus lantas dikenal sebagai "Bapak Taksonomi Modern." Metode yang ia perkenalkan tetap digunakan hingga saat ini dalam ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan bidang taksonomi makhluk hidup.
ADVERTISEMENT
2. Evolusi Aturan Penamaan dari Masa ke Masa
Seiring waktu, aturan dalam binomial nomenklatur mengalami perkembangan untuk menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Pada awalnya, Linnaeus hanya menggunakan deskripsi fisik sebagai dasar klasifikasi.
Namun, dengan berkembangnya pengetahuan tentang genetika dan evolusi, pendekatan ini diperbarui untuk mempertimbangkan hubungan kekerabatan dan filogeni. Dari sana, dibentuklah kode internasional yang mengatur penamaan spesies.
Kode tersebut meliputi International Code of Zoological Nomenclature (ICZN), International Code of Nomenclature for algae, fungi, and plants (ICNafp), dan International Code of Nomenclature of Prokaryotes (ICNP), yang terus diperbarui sesuai kebutuhan.
Kode Internasional yang Mengatur Penamaan Spesies
Mengutip jurnal “Setting Scientific Names at All Taxonomic Ranks in Italics Facilitates Their Quick Recognition in Scientific Papers” (p. 2-3) karya Marco Thines et.al., berikut adalah penjelasan beberapa kode internasional yang mengatur penamaan spesies :
ADVERTISEMENT
1. International Code of Zoological Nomenclature (ICZN)
ICZN adalah kode yang mengatur penamaan ilmiah bagi hewan. Kode ini menetapkan prinsip seperti prioritas, stabilitas, dan universalitas dalam pemberian nama spesies zoologi. Nama ilmiah hewan ditulis dalam format binomial, misalnya Panthera leo (singa).
ICZN juga menetapkan aturan revisi nama dan prosedur validasi untuk memastikan stabilitas dalam sistem klasifikasi hewan. Hal ini dilakukan agar setiap perubahan nama setiap spesies hewan tetap terstandarisasi dan bisa dipakai secara global.
2. International Code of Nomenclature for Algae, Fungi, and Plants (ICNafp)
ICNafp, yang sebelumnya dikenal sebagai International Code of Botanical Nomenclature (ICBN), mengatur penamaan ilmiah untuk tumbuhan, alga, dan fungi. Aturan dalam kode ini mencakup prioritas nama, validasi publikasi, dan penunjukan tipe spesimen.
Nama ilmiah tumbuhan juga menggunakan sistem binomial, misalnya Oryza sativa untuk padi. Kode ini diperbarui secara berkala oleh Kongres Botani Internasional untuk menyesuaikan dengan perkembangan ilmu botani modern.
ADVERTISEMENT
3. International Code of Nomenclature of Prokaryotes (ICNP)
ICNP, sebelumnya disebut International Code of Nomenclature of Bacteria (ICNB), mengatur sistem penamaan ilmiah bagi bakteri dan Archaea. Kode ini memastikan bahwa setiap spesies bakteri memiliki deskripsi yang valid, strain tipe, dan publikasi resmi.
Nama bakteri biasanya mengikuti format Escherichia coli, dengan genus diawali huruf besar dan spesies huruf kecil. ICNP berperan penting dalam pengelompokan mikroorganisme yang sering mengalami revisi akibat perkembangan penelitian genomik.
Tata Cara Penulisan Nama Spesies
Informasi-informasi di atas pada dasarnya telah memuat tata cara penulisan nama spesies makhluk hidup secara menyeluruh. Namun, bagi yang masih bingung dengan poinnya, simaklah rincian cara menulis nama spesies yang benar, berikut ini:
1. Format Penulisan Nama Spesies
ADVERTISEMENT
2. Penulisan dengan Huruf Miring atau Garis Bawah
3. Penggunaan Singkatan Saat Menyebut Nama Spesies
4. Penulisan Nama Subspesies atau Varietas
5. Penulisan Nama yang Diubah atau Dikoreksi
ADVERTISEMENT
Contoh Penulisan Nama Spesies yang Benar dan Salah
Kesalahan dalam penulisan dapat menyebabkan ambiguitas dan ketidaksesuaian dengan standar ilmiah. Karena itu, untuk mencegah hal tersebut terjadi, simaklah contoh penulisan yang benar dan salah berdasarkan aturan yang berlaku, berikut ini:
1. Contoh Penulisan Nama Spesies Hewan
2. Contoh Penulisan Nama Spesies Tumbuhan
ADVERTISEMENT
3. Contoh Penulisan Nama Spesies Bakteri
Demikian ulasan mengenai tata cara penulisan nama spesies yang benar menurut aturan ilmiah. Semoga ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan menginspirasi para pembaca untuk senantiasa teliti dalam menulis nama ilmiah. (NF)