Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Teks Hikayat: Pengertian, Ciri-ciri, Unsur, Jenis, dan Contohnya
14 November 2023 14:30 WIB
·
waktu baca 10 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi teks hikayat. Foto: Pixabay](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hf637qt1ywga0zrbnwgf4jp8.jpg)
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki banyak karya sastra dari zaman dulu sampai sekarang yang memiliki ciri khasnya masing-masing, salah satunya yaitu teks hikayat. Teks hikayat adalah salah satu bentuk karya sastra lama berbentuk prosa.
ADVERTISEMENT
Kisah yang diceritakan dalam teks hikayat bersifat fiktif. Teks ini mulai berkembang pada masa Melayu klasik, sehingga bahasa yang digunakan berupa bahasa Melayu kuno yang sulit dimengerti.
Sama seperti jenis cerita fiksi lainnya, teks hikayat juga mengandung banyak nilai-nilai kehidupan, seperti nilai moral, agama, budaya, pendidikan, dan sosial. Agar lebih memahaminya, simak pengertian hingga contoh teks hikayat dalam artikel ini.
Pengertian Teks Hikayat
Mengutip buku Terampil Berwicara karangan J.S Kamdhi, teks hikayat adalah bentuk prosa sastra lama yang menggambarkan keagungan dan kepahlawanan. Umumnya, hikayat berkisah seputar keluarga istana, kaum bangsawan, atau orang-orang ternama dengan segala kehebatannya.
Pada dasarnya, hikayat mirip dengan cerita sejarah. Namun, di dalamnya memuat cerita yang tidak masuk akal dan mengandung unsur keajaiban.
ADVERTISEMENT
Hikayat bersifat fiktif atau rekaan. Tema cerita yang diangkat beragam, mulai dari keagamaan, kesejahteraan, atau riwayat hidup tokoh tertentu dengan tetap menonjolkan ciri khas istana sentrisnya.
Ciri-ciri Teks Hikayat
Hikayat dapat dibedakan dengan jenis teks atau cerita lainnya dengan ciri-ciri berikut:
1. Istana Sentris
Karena cerita yang diangkat dalam hikayat masih berpusat pada keluarga istana dan kaum bangsawan, dapat dikatakan bahwa teks ini bersifat istana sentris. Melalui latar, tokoh, dan tema cerita yang istana sentris, pembaca diajak bertualang ke negeri antah berantah dengan segala keindahannya.
2. Magis
Hikayat bersifat magis, karena cerita ini membawa pikiran pembaca ke negeri antah berantah yang tidak terjangkau alam pemikiran manusia. Cerita yang disajikan penuh dengan keindahan, kekuasaan, kebahagiaan dengan dunia khayal yang fokus pada kepahlawanan dan kegagahan keluarga istana.
ADVERTISEMENT
Lewat hikayat, pengarang ingin mengajak pembaca masuk ke alam khayal yang serba indah dan magis. Melalui cerita ini pula para pembaca dapat membayangkan peperangan dahsyat antara yang baik dan yang buruk.
3. Simbolis
Ciri simbolis ini berkaitan dengan gaya cerita hikayat yang penuh dengan tamsil serta sarat akan ajaran etika dan moral. Dengan membaca hikayat, seseorang diharapkan dapat menangkap pesan moral dan nilai-nilai karakter yang ingin disampaikan pengarang.
4. Menggunakan Kata Arkhais
Dijelaskan dalam buku CCM Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X, XI, XII oleh Tomi Rianto, hikayat menggunakan kata-kata arkhis, yaitu kata-kata yang saat ini sudah tidak lazim digunakan, misalnya syahdan dan sebermula.
5. Menggunakan Majas
Selain menggunakan kata arkhais, teks hikayat juga dapat dikenali karena memakai majas untuk memperindah kalimatnya. Beberapa majas yang sering digunakan yaitu majas simile, antonomasia, dan hiperbola.
ADVERTISEMENT
6. Anonim
Pengarang cerita hikayat biasanya anonim alias tidak diketahui karena kisah ini disampaikan secara lisan. Tak jarang masyarakat zaman dulu mempercayai bahwa hikayat yang disampaikan benar adanya meski sebenarnya cerita ini fiktif.
Baca juga: 5 Jenis Prosa Lama Lengkap Beserta Contohnya
Unsur Teks Hikayat
Secara keseluruhan, teks hikayat tersusun atas dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerita dari dalam, sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun cerita dari luar.
Berikut unsur-unsur intrinsik yang membangun teks hikayat:
1. Tema
Tema adalah ide atau gagasan pokok yang mendasari suatu cerita hikayat. Mengutip buku Cendekia Berbahasa Bahasa dan Sastra Indonesia tulisan Erwan Juhara, dkk., tema dalam hikayat sama seperti karya sastra modern, yaitu seputar masalah cinta, dendam, perjuangan, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
2. Latar
Meski temanya mirip, latar atau setting menjadi pembeda antara hikayat dan karya sastra lainnya. Bersifat istana sentris, teks hikayat cenderung menonjolkan latar kehidupan istana. Bahkan, tak jarang cerita ini berlatarkan dunia ghaib atau khayangan.
3. Alur
Alur didefinisikan sebagai rangkaian peristiwa yang membentuk satu rangkaian cerita secara utuh. Dalam teks hikayat, alur yang digunakan adalah alur maju dan/atau alur berbingkai.
Alur berbingkai maksudnya adalah di dalam cerita ada cerita lain. Dalam hikayat, alur ini biasanya bisa dilihat dari kehadiran tokoh lain yang bercerita tentang suatu kisah.
4. Amanat
Amanat atau pesan moral yang ingin disampaikan pengarang hikayat beragam. Ada yang berkenaan dengan nilai keagamaan, sosial, budaya, hingga pendidikan. Semua ini bergantung pada interpretasi pembaca setelah membaca keseluruhan cerita.
ADVERTISEMENT
5. Tokoh/Penokohan
Tokoh adalah pemeran di dalam cerita, sedangkan penokohan merupakan penggambaran wataknya. Karena bersifat istana sentris, tokoh dalam hikayat berasal dari kalangan istana. Beberapa hikayat juga menampilkan tokoh yang mempunyai kekuatan lebih dari manusia biasa.
Jenis-jenis Teks Hikayat
Teks hikayat dikategorikan menjadi beberapa jenis berdasarkan isi maupun asal daerahnya. Berikut jenis-jenis teks hikayat:
1. Berdasarkan Isinya
2. Berdasarkan asalnya
ADVERTISEMENT
Contoh Teks Hikayat
Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa contoh teks hikayat:
1. Hikayat Bayan Budiman
Sebermula ada saudagar di negara Ajam. Khojan Mubarok namanya, terlalu amat kaya, akan tetapi ia tiada beranak. Tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan, maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang diberi nama Khojan Maimun.
Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka diserahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun. la dipinangkan dengan anak saudagar yang kaya, amat elok parasnya, namanya Bibi Zainab. Hatta beberapa lamanya Khojan Maimun beristri itu, ia membeli seekor burung bayan jantan. Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina, lalu dibawanya ke rumah dan ditaruhnya hampir sangkaran bayan juga.
ADVERTISEMENT
Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu minta izinlah dia kepada istrinya. Sebelum dia pergi, berpesanlah dia pada istrinya itu, jika ada barang suatu pekerjaan, mufakatlah dengan dua ekor unggas itu, hubaya-hubaya jangan tiada, karena fitnah di dunia amat besar lagi tajam daripada senjata.
Hatta beberapa lama ditinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua. Maka pada suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja itu. Maka bernasihatlah ditentang perbuatannya yang melanggar aturan Allah Swt. Maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati.
ADVERTISEMENT
Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang berpura pura tidur. Maka bayan pun berpura-pura terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab pergi mendapatkan anak raja. Maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan binasa. Setelah ia sudah berpikir demikian itu, maka ujarnya, "Aduhai Siti yang baik paras, pergilah dengan segeranya mendapatkan anak raja itu. Apa pun hamba ini haraplah tuan, jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan, Insya Allah di atas kepala hambalah menanggungnya. Baiklah tuan sekarang pergi, karena sudah dinanti anak raja itu. Apatah dicari oleh segala manusia di dunia ini selain martabat, kesabaran, dan kekayaan?
Adapun akan hamba, tuan ini adalah seperti hikayat seekor ungga bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar."
ADVERTISEMENT
Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut, Maka Bayan pun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu. Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.
Burung Bayan tidak melarang malah dia menyuruh Bibi Zainab meneruskan rancangannya itu, tetapi dia berjaya menarik perhatian serta melalaikan Bibi Zainab dengan cerita-ceritanya. Bibi Zainab terpaksa menangguh dari satu malam ke satu malam pertemuannya dengan putera raja, Begitulah seterusnya schingga Khoja Maimun pulang dari pelayarannya.
ADVERTISEMENT
Burung Bayan tidak melarang malah dia menyuruh Bibi Zainab meneruskan rancangannya itu, tetapi dia berjaya menarik perhatian serta melalaikan Bibi Zainab dengan cerita-ceritanya. Bibi Zainab terpaksa menangguh dari satu malam ke satu malam pertemuannya dengan putera raja. Begitulah seterusnya sehingga Khoja Maimun pulang dari pelayarannya.
Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya, tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumah tangga tuannya. Antara cerita bayan itu ialah mengenai seekor bayan yang mempunyai tiga ekor anak yang masih kecil. Ibu bayan itu menasihatkan anak-anaknya supaya jangan berkawan dengan anak cerpelai yang tinggala berhampiran. Ibu bayan telah bercerita kepada anak-anaknya tentang seekor anak kera yang bersahabat dengan seorang anak saudagar. Pada suatu hari mereka berselisih faham. Anak saudagar mendapat luka di tangannya. Luka tersebut tidak sembuh melainkan diobati dengan hati kera. Maka saudagar itupun menangkap dan membunuh anak kera itu untuk mengobati anaknya.
ADVERTISEMENT
Sumber: Buku Pasti Bisa Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X susunan Tim Ganesha Operation
2. Hikayat Yong Dolah Yong Dikejar Harimau
Pada suatu hari, saat Yong istirahat sehabis berburu di hutan tiba-tiba ada seekor harimau jantan mendekati Yong dan siap untuk menerkam. Cepat-cepat Yong berlari. Dalam kejar-kejaran itu, jarak antara Yong dan harimau hanya tinggal satu meter. Di saat harimau lengah, cepat-cepat Yong memanjat pohon pinang." Yong diam sejenak.
"Setelah lama Yong tunggu di atas pohon pinang yang kebetulan berbuah lebat itu, harimau tak kunjung pergi. Naik darah Yong, Yong gego (guncang) pohon pinang itu sampai berguguran buahnya menimpa harimau. Eeeh harimau bergeming, tak kunjung pergi."
"Yong lihat harimau tak mau pergi, Yong guncang lagi pohon pinang itu sekuat-kuatnya, kali ini Yong heran, kenapa harimau berlari terbirit-birit, setelah Yong periksa, rupanya buah pinang Yong copot sebiji dan mengenai kepala harimau. Oleh karena itulah harimau lari tunggang langgang."
ADVERTISEMENT
Sumber: Buku CCM Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X, XI, XII oleh Tomi Rianto
3. Hikayat Hang Tuah
Alkisah, pasangan Hang Mahmud dan Dang Merdu mempunyai seorang anak laki-laki bernama Hang Tuah. Keluarga tersebut tinggal di sebuah desa bernama Sungai Duyung. Di daerah itu, semua orang tahu bahwa Raja Bintan yang memimpin wilayah tersebut terkenal baik dan disegani oleh rakyatnya.
Mahmud pun berkeluh kesah kepada istrinya untuk mengadu nasib ke Bintan, siapa tahu nasibnya akan lebih baik. Setelah berkata tersebut kepada sang istri, malamnya Hang Mahmud bermimpi ada bulan turun dari langit dan bersinar di atas kepala Hang Tuah. Laki-laki tua tersebut kemudian terbangun menemui anaknya dan mendapati pemuda itu memancarkan bau wangi. Pagi harinya, keluarga tersebut mengadakan acara selamatan.
ADVERTISEMENT
Hari berikutnya, Hang Tuah membantu sang ayah untuk membelah kayu sebagai persediaan. Di saat yang bersamaan, datanglah para pemberontak yang akan membunuh orang-orang desa. Banyak orang panik menyelamatkan diri, tapi si pemuda masih tetap sibuk membelah kayu. Dari jauh, sang ibu berteriak panik dan menyuruh Hang Tuah untuk pergi menyelamatkan diri. Namun, sudah terlambat karena para pemberontak sudah berada di depannya.
Para pemberontak kemudian mencoba untuk menusuk Hang Tuah menggunakan keris tapi dia berhasil menghindar. Lalu ketika ada kesempatan, dia mengayunkan kapak tepat ke kepala pemberontak dan akhirnya pemberontak tersebut mati.
Berita Hang Tuah berhasil mengalahkan pemberontak sudah tersebar ke seluruh penjuru negeri. Dia pun kemudian diundang ke istana oleh sang raja. Sebagai bentuk terima kasih, dia sering diundang untuk datang ke istana dan menjadi orang kepercayaan raja.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tentu saja membuat para Tumenggung dan pegawai-pegawai yang lain menjadi iri. Orang-orang iri tersebut kemudian bekerjasama untuk memfitnah Hang Tuah. Tumenggung kemudian berkata pada raja bahwa Hang Tuah merencanakan pengkhianatan terhadap kerajaan dan sedang mendekati perempuan di istana bernama Dang Setia.
Setelah mendengar hal tersebut, Raja Bintan menjadi murka lalu menyuruh para pengawal untuk membunuh Hang Tuah. Namun, Allah melindungi pemuda yang tidak bersalah tersebut sehingga para pengawal tidak bisa membunuhnya. Karena tidak mau menimbulkan masalah lagi, akhirnya Hang Tuah memilih untuk mengasingkan diri ke hutan.
Sumber: Buku Ajar Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Tingkat Dasar karangan Asyhari Dwi Rukmana, dkk.
(ADS)