Teori Dentuman Besar dan Terbentuknya Alam Semesta

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
1 November 2021 14:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Teori Dentuman Besar. Foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teori Dentuman Besar. Foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Teori dentuman besar atau teori big bang mengasumsikan bahwa sekitar 15 miliar tahun lalu terjadi ledakan dahsyat. Kemudian dari ledakan tersebut terjadi pembentukan dan pengembangan alam semesta.
ADVERTISEMENT
Menurut jurnal Teori tentang Terbentuknya Alam Semesta oleh Sukma Perdana Prasetya, poin penting dari semua peristiwa ini adalah waktu, materi, energi, dan ruang yang merupakan satu keterpaduan.

Teori Dentuman Besar

Teori dentuman besar berkonsentrasi pada peristiwa awal alam semesta. Kejadian tersebut menampilkan evolusi progresif sejak saat itu hingga sekarang.
Ledakan hebat yang terjadi menyebabkan alam semesta mengembang lebih dari ukuran aslinya. Akibatnya terjadi gumpalan sangat padat dari materi dan energi. Terdapat banyak bagian yang semuanya berjalan dengan kecepatan berbeda-beda ke arah yang berbeda pula.
Hasil dari ledakan ini berkondensasi atau mengerut membentuk benda-benda langit seperti nebula. Penggabungan nebula di ruang angkasa membentuk galaksi yang merupakan kumpulan dari bintang di alam semesta.
ADVERTISEMENT
Menurut teori big bang berbagai bintang secara terus-menerus memancarkan sinar, panas, dan radiasi. Diperkirakan dalam suatu waktu akhirnya bintang tersebut menjadi dingin, mengalami keruntuhan, dan berakhir.
Pengembangan alam yang diamati ini merupakan kelanjutan dari proses teori dentuman besar. Ide utama dari teori ini adalah teori relativitas umum yang dikombinasikan dengan hasil pemantauan skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain.
Ilustrasi Teori Dentuman Besar. Foto: Pixabay.com
Para ilmuwan memastikan alam semesta berada dalam keadaan yang terus mengembang. Mereka menyimpulkan jika alam semesta dapat bergerak mundur dalam suatu waktu, alam semesta tentu memulai pengembangannya dari sebuah titik tunggal.
Dengan begitu, teori dentuman besar atau big bang ini diyakini menjadi awal dari titik tunggal atau proses awal pengembangan alam semesta di Bumi.
ADVERTISEMENT
Menurut jurnal Alam Semesta dan Benda-Benda Angkasa oleh Mohamad Soejani, berikut ini benda-benda di alam semesta yang membantu terjadinya pembentukan alam semesta.

Galaksi

Galaksi merupakan kumpulan bintang dalam jumlah besar yang terdiri dari berjuta atau bermiliar bintang. Melalui pengamatan teleskop dengan jarak jangkau 5 miliar tahun cahaya, diperkirakan terdapat 500 juta galaksi.
Salah satu galaksi saat Matahari dan kesembilan planet lain berinduk diberi nama Bimasakti (Milky Way).

Bintang

Apabila menatap bintang dengan bantuan teleskop, kamu akan melihat ratusan juta bintang di alam semesta. Bintang-bintang sebagian besar terdiri atas hidrogen yang merupakan sumber energi dan berasal dari reaksi kimia nuklir.
Di samping itu, juga terdapat unsur lain seperti helium, nitrogen, oksigen, besi, nikel, dan seng yang seluruhnya berada dalam bentuk gas. Energi ini dipancarkan sebagai panas, cahaya, dan energi lainnya.
ADVERTISEMENT

Matahari

Matahari disebut juga sebagai bintang yang berupa bola gas pijar sangat panas. Komponen pembentuknya terdiri atas 69,5 persen hidrogen (H), dan 28 persen helium (He), dan sisanya berupa karbon, nitrogen, serta oksigen.
Sumber energi panas ini memiliki massa ± 20 persen, magnesium, belerang, silikon, dan besi sebanyak 0,5. Sinar dan panas Matahari diterima oleh sembilan planet termasuk Bumi yang mengitarinya.
(FNS)