Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Tingkat Keanekaragaman Hayati, Pengertian, dan Manfaatnya
22 Agustus 2024 0:28 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap makhluk hidup memiliki sifat, wujud, dan perilaku yang berbeda. Keberagaman sifat atau bentuk tersebut membentuk tingkat keanekaragaman hayati.
ADVERTISEMENT
Tingkatan perhimpunan makhluk hidup dibagi menjadi tiga, yakni tingkat genetika, spesies, dan ekosistem. Contoh keanekaragaman hayati tiap tingkatan berbeda-beda.
Pengertian Keanekaragaman Hayati
Dikutip dari buku Keanekaragaman Hayati, Amien S. Leksono, (2010:1), istilah keanekaragaman hayati (biodiversity) pertama kali digunakan dalam versi panjangnya (biological diversity) oleh Lovejoy (1980).
Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah atau kekayaan spesies . Karena terlalu sederhana maka istilah ini menimbulkan perdebatan di kalangan ahli.
Dibandingkan dengan istilah awal (biological diversity), biodiversity lebih banyak mendapatkan perhatian dan lebih diterima. Sebagian besar menyatakan keanekaragaman hayati tidak sama dengan jumlah spesies, karena istilah yang pertama bersifat lebih umum.
Jika yang dimaksud keanekaragam terbatas pada jumlah spesies, menurut kalangan ini lebih sesuai dipakai istilah kekayaan spesies (species richness).
ADVERTISEMENT
Keanekaragaman hayati juga tidak sama dengan keanekaragaman spesies yang didefinisikan oleh Pielou sebagai jumlah spesies di suatu area dan jumlah kelimpahannya.
DeLong (1996) mengajukan definisi yang lebih komprehensif. Keanekaragaman hayati menurut definisi ini adalah atribut (ciri) suatu area yang menyangkut keragaman di dalam dan di antara organisme hidup, kumpulan organisme, komunitas biotik dan proses biotik, yang masih bersifat alamiah maupun yang sudah diubah oleh manusia.
Keanekaragaman hayati dapat diukur dari level genetik beserta identitasnya, jumlah spesies, kumpulan spesies, komunitas biotik, proses biotik dan jumlah (seperti kelimpahan, biomasa, penutupan, dan laju) serta struktur dari level-level tersebut.
Istilah keanekaragaman hayati yang meliputi tiga tingkatan disampaikan oleh Gaston dan Spicer (1998). Istilah inilah yang banyak diacu hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Tiga tingkatan tersebut menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies, ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya.
Istilah ini juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu.
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi, wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman juga bervariasi seiring tingkat ketinggian (altitude) suatu area dan klasifikasi musim. Pada ketinggian di atas 2000 m, keanekaragaman hayati semakin menurun.
Demikian juga pada klasifikasi musim, hutan hujan tropis umumnya berada pada klasifikasi musim A dan B, ditandai dengan curah hujan tinggi dan suhu relatif konstan.
ADVERTISEMENT
Adanya keanekaragaman hayati dan pola distibusinya merupakan hasil dari proses evolusi selama miliaran tahun. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains.
Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaca, bakteri, protozoa, dan organisme uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, tetapi secara periodik pada waktu tertentu juga terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.
Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis. Semakin tinggi tingkat keanekaragaman hayati suatu area semakin tinggi tingkat kesehatan area tersebut.
Hal ini disebabkan semakin tinggi keanekaragaman hayati semakin kompleks proses ekologis yang terjadi sehingga semakin tinggi tingkat stabilitasnya.
ADVERTISEMENT
Tingkat Keanekaragaman Hayati
Berikut adalah tingkat keanekaragaman hayati:
1. Tingkat Gen
Keanekaragaman tingkatan ini disebabkan variasi gen atau struktur gen dalam suatu spesies makhluk hidup. Gen sendiri merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang dapat dijumpai di dalam kromosom.
Setiap susunan gen akan memberi penampakan, baik anatomi ataupun fisiologi, pada setiap organisme. Bila susunannya berbeda, maka penampakannya pun akan berbeda pada satu sifat atau bahkan secara keseluruhan.
Keanekaragaman ini cukup mudah dikenali dengan ciri-ciri yang memiliki variasi, nama ilmiah yang sama, serta perbedaan morfologi yang tidak terlalu mencolok.
Biasanya, keanekaragaman hayati tingkat gen disebut sebagai varietas. Gen adalah substansi kimia sebagai factor penentu sifat keturunan. Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu jenis atau spesies makhluk hidup.
ADVERTISEMENT
Keanekaragaman gen menyebabkan bervariasinya susunan genetik sehingga berpengaruh pada genotip (sifat) dan fenotip (penampakan luar) suatu makhluk hidup. Keanekaragaman gen menunjukkan adanya variasi susunan gen pada individu-individu sejenis.
2. Tingkat Jenis (Spesies)
Jenis (spesies) diartikan sebagai individu yang mempunyai persamaan morfologis, anatomis, fisiologis dan memiliki kemampuan untuk melakukan perkawinan dengan sesamanya sehingga menghasilkan keturunan yang subur (fertile) untuk melanjutkan generasinya.
Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada mahluk hidup antar jenis.
Perbedaan antar jenis pada mahluk hidup yang termasuk pada satu keluarga (family) lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan individu dalam satu Jenis (spesies) (Pujianto, 2008).
Contoh keanekaragaman jenis dapat dilihat dari keluarga kacang-kacangan. Ada kacang kapri, kacang tanah, kacang hijau, kacang merah, kacang kedelai, dan kacang panjang.
ADVERTISEMENT
3. Tingkat Ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya dan juga antara makhluk hidup dengan lingkungannya (Irningtyas, 2018).
Dalam aktivitas kehidupannya makhluk hidup selalu berinteraksi dan bergantung pada lingkungan sekitarnya. Ketergantungan ini berkaitan dengan kebutuhan akan oksigen, cahaya matahari, air, tanah, cuaca, dan faktor abiotik lainnya.
Komponen abiotik yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan cara adaptasi berbagai jenis makhluk hidup (komponen biotik). Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik.
Selain faktor fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral. Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik pun bervariasi pula.
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungannya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam suatu ekosistem.
Penyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem adalah perbedaan letak geografis. Hal ini menunjukkan adanya keanekaragaman ekosistem.
Keanekaragaman ini terjadi akibat perbedaan letak geografis yang menyebabkan perbedaan iklim dan berpengaruh pada perbedaan suhu, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran matahari.
Dengan sekian banyak perbedaan tersebut, flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan bervariasi pula.
ADVERTISEMENT
Manfaat Keanekaragaman Hayati
Biodiversitas (keanekaragaman hayati) memiliki peranan penting bagi kehidupan terutama manusia. Manfaat atau kegunaan atau peranan dari adanya keanekaragaman hayati yaitu:
1. Bahan Pangan
Sebagai sumber pangan. Makanan yang dikonsumsi oleh manusia bisa berasal dari hewan dan tumbuhan. Makanan pokok berasal dari tumbuhan seperti beras, gandum, jagung, ubi kayu/singkong, sagu.
Bahan sayuran seperti bayam, kangkung, wortel, kentang, lobak, kacang panjang, terong dan lainnya. Bahan lauk pauk utama berasal dari hewan seperti ikan, ayam, sapi, kambing dan sebagainya.
2. Bahan Sandang
Pakaian yang digunakan manusia juga bisa berasal dari hewan contohnya kain sutera yang terbuat dari pintalan benang yang berasal dari ulat sutra. Ada juga songket dan kain tenun yang terbuat dari berbagai serat tumbuhan.
ADVERTISEMENT
Sumber sandang yang lainnya yaitu bahan kapas, kenafa, rami, sisal dan jute.
Jenis sumber daya alam nabati yang berfungsi sebagai bahan sandang antara lain kapas sebagai bahan kain katun, serat rami sebagai bahan sebagai bahan dasar rayon, dan serat sisal sebagai bahan linen.
3. Bahan Papan
Menjadi sumber papan. Rumah atau tempat tinggal manusia juga memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan bangunan atau aksesorisnya.
Misalnya kayu jati, kayu sengon, kayu mahoni dan lainnya yang dimanfaatkan sebagai atap, pintu, kusen jendela maupun dinding rumah.
4. Sumber Pendapatan
Bisa sebagai sumber pendapatan, karena manusia memiliki mata pencaharian yang bergantung pada kelangsungan hidup hewan dan tumbuhan, misalnya petani.
5. Bahan Obat dan Kosmetik
Selain bahan obat-obatan modern, banyak spesies tumbuhan juga yang digunakan sebagai obat-obatan tradisional. Sehingga, dapat dikatakan bahwa keanekaragaman hayati bermanfaat untuk menyediakan bahan baku pembuatan obat- obatan.
ADVERTISEMENT
6. Sumber Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Keanekaragaman hayati adalah sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. Di mana keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem dapat diteliti.
Hasil penelitian tersebut melahirkan banyak ilmu pengetahuan yang dapat diaplikasikan menjadi berbagai jenis teknologi yang membantu kehidupan manusia.
Menjadi sumber ilmu pengetahuan untuk, misalnya anatomi untuk mengembangkan potensi dari tumbuhan dan tanaman.
7. Menjadi Penyeimbang Ekosistem
Manfaat keanekaragaman hayati yang paling penting adalah menyeimbangkan ekosistem. Setiap spesies memainkan peran penting dalam ekosistem.
Hilangnya spesies kunci dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem yang berdampak buruk bagi semua makhluk hidup dan berujung pada musnahnya ekosistem tersebut.
Para ilmuwan telah lama berhipotesis bahwa keanekaragaman hayati sangat penting bagi stabilitas ekosistem alami dan kemampuannya dalam memberikan manfaat positif seperti produksi oksigen, pembentukan tanah, dan detoksifikasi air bagi komunitas tumbuhan dan hewan serta masyarakat manusia.
ADVERTISEMENT
Keanekaragaman hayati berperan sebagai indikator dari sistem ekologi dan sarana untuk mengetahui adanya perubahan spesies.
Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup. Maka dari itu, penting untuk selalu menjaga keseimbangan keanekaragaman hayati yang ada di bumi dengan baik.
8. Menjadi Aspek Budaya
Hal ini sangat mempengaruhi sistem nilai budaya dan mendasari banyak praktik budaya dan tradisi budaya.
Sistem nilai budaya merupakan faktor penting yang mendorong interaksi masyarakat dengan keanekaragaman hayati termasuk strategi konservasi serta praktik pemanfaatan dan pengelolaannya yang berkelanjutan.
Manfaat keanekaragaman hayati bagi kehidupan adalah sebagai sumber aspek budaya. Misalnya di Indonesia masih menggunakan tanaman dan hewan tertentu untuk melestarikan budaya di beberapa daerah.
Salah satunya adalah upacara adat di Sulawesi yang mengharuskan memotong hewan kerbau. Contohnya pada upacara pernikahan adat di Jawa masih banyak yang menggunakan daun kelapa muda untuk membuat kembar mayang.
ADVERTISEMENT
Demikianlah penjelasan tentang tingkat keanekaragaman hayati, pengertian, dan manfaatnya. Semoga bermanfaat. (Adm)