Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten dari Pengguna
Unsur Ekstrinsik Drama, Faktor Luar yang Pengaruhi Pembentukan Karya Teater
26 Februari 2025 20:01 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam proses penciptaannya, drama tidak hanya dibangun oleh elemen-elemen dari dalam cerita, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai aspek yang berkembang di luar teks.
Faktor-faktor ini dapat berasal dari latar belakang sosial, budaya, sejarah, hingga pengalaman pribadi sang penulis, yang semuanya berkontribusi dalam membentuk makna serta pesan yang ingin disampaikan.
Unsur Ekstrinsik Drama
Dikutip dari laman jurnal.um-tapsel.ac.id, unsur ekstrinsik drama merupakan faktor luar yang memengaruhi pembentukan karya teater.
Drama merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai refleksi kehidupan masyarakat.
Dalam menciptakan drama, terdapat dua unsur utama yang membentuknya, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik berkaitan dengan elemen-elemen yang berasal dari dalam karya itu sendiri, seperti alur, tokoh, tema, dan latar.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, unsur ekstrinsik adalah faktor luar yang memengaruhi proses penciptaan sebuah drama, baik dari segi sosial, budaya, politik, hingga latar belakang penulisnya
Unsur ekstrinsik ini berperan dalam memberikan makna dan kedalaman pada sebuah drama, menjadikannya lebih dekat dengan realitas kehidupan.
Dengan memahami unsur ekstrinsik dalam drama, kita dapat melihat bagaimana berbagai faktor luar memengaruhi isi dan pesan yang disampaikan oleh sebuah karya teater.
Artikel ini akan mengulas berbagai unsur ekstrinsik yang memengaruhi pembentukan drama, mulai dari aspek sejarah, budaya, kondisi sosial, politik, hingga pengaruh pribadi sang penulis.
Pengaruh Sejarah dalam Drama
Unsur Ekstrinsik Drama seperti sejarah merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi penciptaan drama.
Banyak drama yang terinspirasi dari peristiwa-peristiwa bersejarah, baik yang berskala besar seperti perang dan revolusi, maupun yang lebih kecil seperti kisah kehidupan tokoh tertentu.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, drama sering kali berfungsi sebagai medium untuk merefleksikan kondisi zaman tertentu atau untuk menyampaikan kritik terhadap suatu peristiwa sejarah.
Contoh nyata dari pengaruh sejarah dalam drama dapat ditemukan dalam karya-karya William Shakespeare, seperti Julius Caesar dan Henry V, yang menggambarkan peristiwa-peristiwa bersejarah di Inggris dan Roma.
Demikian pula, dalam konteks Indonesia, drama-drama karya W.S. Rendra sering kali menyoroti sejarah perjuangan bangsa dan kritik terhadap pemerintahan yang berkuasa.
Kondisi Sosial sebagai Sumber Inspirasi
Selain sejarah, unsur ekstrinsik drama juga mencakup kondisi sosial masyarakat yang menjadi sumber inspirasi dalam pembentukan drama.
Drama sering kali menjadi cerminan dari keadaan sosial suatu masa, baik dalam aspek ekonomi, pendidikan, maupun struktur masyarakat.
Dalam banyak kasus, drama digunakan untuk menggambarkan ketimpangan sosial, konflik kelas, atau perjuangan kaum tertindas.
ADVERTISEMENT
Misalnya, dalam drama Orang-Orang di Tikungan Jalan karya Umar Kayam, pengaruh kondisi sosial di Indonesia pada masa itu sangat terasa.
Drama ini menggambarkan kehidupan masyarakat kecil yang berjuang untuk bertahan hidup di tengah tekanan ekonomi dan sosial.
Begitu pula dengan drama A Streetcar Named Desire karya Tennessee Williams, yang mencerminkan ketimpangan sosial dan budaya di Amerika Serikat pasca-Perang Dunia II.
Pengaruh Budaya terhadap Drama
Setiap budaya memiliki nilai, norma, dan tradisi yang berbeda-beda, dan hal ini sangat memengaruhi bentuk serta isi sebuah drama.
Unsur ekstrinsik drama yang berkaitan dengan budaya sering kali digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan ajaran moral, memperkenalkan tradisi, atau bahkan sebagai bentuk ekspresi seni yang khas dari suatu masyarakat.
Di Indonesia, drama tradisional seperti Wayang Orang dan Ludruk sangat dipengaruhi oleh kebudayaan lokal.
ADVERTISEMENT
Misalnya, dalam pertunjukan wayang, cerita-cerita yang diangkat sering kali berasal dari epos Mahabharata atau Ramayana, yang telah berakulturasi dengan budaya Nusantara.
Sementara itu, di Jepang, terdapat drama Noh dan Kabuki yang mencerminkan nilai-nilai budaya serta estetika yang khas dari masyarakat Jepang.
Pengaruh Politik dalam Penciptaan Drama
Politik juga menjadi faktor eksternal yang kuat dalam membentuk sebuah drama.
Dalam banyak kasus, unsur ekstrinsik drama digunakan sebagai alat untuk menyampaikan kritik terhadap pemerintahan yang berkuasa atau untuk membangkitkan kesadaran politik masyarakat.
Drama yang memiliki muatan politik sering kali menyoroti isu-isu seperti penindasan, korupsi, dan perjuangan hak asasi manusia.
Sebagai contoh, drama Les Misérables karya Victor Hugo menggambarkan ketidakadilan sosial yang terjadi di Prancis pada abad ke-19, sementara The Crucible karya Arthur Miller merupakan alegori terhadap perburuan penyihir yang terjadi di Amerika Serikat pada masa McCarthyisme.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, banyak drama yang ditulis oleh W.S. Rendra yang mengandung kritik sosial dan politik, seperti Mastodon dan Burung Kondor, yang mengkritik rezim pemerintahan saat itu.
Latar Belakang dan Pengalaman Pribadi Penulis
Setiap penulis drama memiliki latar belakang dan pengalaman hidup yang berbeda, dan hal ini sering kali tercermin dalam karyanya.
Unsur ekstrinsik drama ini sangat berpengaruh terhadap tema, gaya penulisan, serta pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah drama.
Misalnya, Anton Chekhov, seorang penulis Rusia, banyak menulis drama yang menggambarkan kehidupan kaum bangsawan Rusia pada akhir abad ke-19, yang merupakan latar belakang kehidupannya sendiri.
Begitu pula dengan Henrik Ibsen, yang dalam dramanya seperti A Doll’s House, menyoroti isu-isu feminisme dan kebebasan individu, yang sangat berkaitan dengan pemikirannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, Putu Wijaya adalah salah satu dramawan yang banyak mengangkat pengalaman pribadinya dalam dunia teater.
Dalam karya-karyanya, ia sering kali menggambarkan dilema eksistensial manusia, yang mencerminkan pergulatannya dalam memahami kehidupan dan seni.
Pengaruh Agama dan Kepercayaan
Unsur ekstrinsik drama juga mencakup pengaruh agama dan kepercayaan dalam penciptaan drama. Banyak drama yang mengandung unsur spiritual atau nilai-nilai keagamaan, yang mencerminkan keyakinan masyarakat pada masanya.
Dalam sejarah teater dunia, drama-drama Yunani kuno seperti Oedipus Rex karya Sophocles sering kali mengangkat tema hubungan antara manusia dan dewa.
Sementara itu, dalam teater abad pertengahan di Eropa, banyak drama yang dibuat sebagai bentuk dakwah atau penyebaran ajaran agama Kristen.
Di Indonesia, teater Islami seperti Ketoprak Tobong juga sering mengangkat kisah-kisah yang bersumber dari ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
Unsur ekstrinsik drama merupakan berbagai faktor dari luar yang berkontribusi terhadap proses pembentukan karya teater.
Faktor-faktor ini mencakup berbagai aspek, seperti latar belakang sejarah yang melingkupi periode ketika drama tersebut ditulis, kondisi sosial yang mencerminkan keadaan masyarakat pada masa itu, serta budaya yang memengaruhi nilai-nilai dan tradisi yang tercermin dalam pementasan drama.
Selain itu, faktor politik juga memiliki peranan penting dalam memberikan nuansa pada isi cerita dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
Latar belakang penulis sendiri, termasuk pengalaman hidup, pendidikan, dan pandangan pribadinya, juga turut memengaruhi cara sebuah drama dikembangkan.
Bahkan, aspek agama dan kepercayaan yang dianut oleh penulis atau masyarakat pada masa tertentu juga dapat membentuk tema dan pesan moral yang terkandung dalam sebuah pertunjukan teater.
ADVERTISEMENT
Dengan memahami unsur ekstrinsik dalam drama secara lebih mendalam, kita tidak hanya dapat menghargai setiap aspek dari sebuah pertunjukan teater, tetapi juga mampu melihat bagaimana drama tidak hanya berfungsi sebagai hiburan semata.
Sebaliknya, drama juga menjadi cerminan dari kehidupan nyata yang merefleksikan berbagai fenomena sosial, konflik, serta nilai-nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat.
Drama yang berkualitas adalah drama yang mampu menggabungkan unsur intrinsic seperti alur, tokoh, latar, dan tema dengan unsur ekstrinsik secara seimbang, sehingga menghasilkan karya yang tidak hanya menarik secara artistik, tetapi juga memiliki kedalaman makna yang mampu menggugah emosi serta memberikan inspirasi kepada para penontonnya.
Oleh sebab itu, eksplorasi terhadap berbagai faktor luar yang memengaruhi penciptaan drama akan selalu menjadi aspek yang sangat penting dalam perkembangan dunia teater.
ADVERTISEMENT
Dalam setiap pementasan, baik dalam bentuk tradisional maupun modern, elemen-elemen ekstrinsik selalu berperan dalam memberikan konteks serta relevansi yang lebih kuat terhadap cerita yang disajikan.
Dunia teater yang selalu berkembang secara dinamis dan penuh kreativitas menjadikan unsur ekstrinsik drama sebagai bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari penciptaan karya-karya yang bermakna dan berdaya tarik tinggi bagi penonton dari berbagai latar belakang. (KIKI)
Baca juga: Syarat Buat Surat Bebas Narkoba dan Biayanya