Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Zaman Praaksara: Sejarah dan Periodisasinya di Indonesia
1 November 2021 16:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan perahu yang sangat sederhana, kelompok-kelompok manusia melakukan perjalanan mengikuti arah musim.
Pada zaman praaksara, orang Indonesia dengan perahu yang sederhana mengarungi samudra luas untuk mencari permukiman baru. Zaman praaksara sendiri ditandai dengan masa saat manusia purba sebagai masyarakat menetap di suatu wilayah.
Zaman Praaksara
Menurut jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah Kalpataru oleh Muhamad Idris, praaksara berasal dari gabungan kata pra dan aksara. Pra artinya sebelum, sedangkan aksara berarti tulisan.
Dengan demikian, pengertian zaman praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal bentuk tulisan. Asal usul nenek moyang bangsa Indonesia juga berhubungan dengan perubahan alam.
Zaman itu bermula pada sekitar 2000 SM, saat terjadi gelombang perpindahan rumpun bangsa yang berbahasa Melayu-Austronesia (Melayu Kepulauan Selatan).
ADVERTISEMENT
Melayu-Austrononesia ialah suatu ras Mongoloid yang berasal dari daerah Yunan di China Selatan. Dari tempat itu mereka menyebar ke daerah-daerah hilir sungai besar di Teluk Tonkin.
Kelompok migrasi dari Yunan ke Indonesia ini dianggap sebagai asal mula nenek moyang bangsa Indonesia.
Merujuk pada buku Sejarah Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, zaman praaksara dikenal dengan periodisasinya pada zaman batu. Periode itu terbagi menjadi zaman batu tua, zaman batu madya, dan zaman batu muda. Berikut penjelasan selengkapnya.
Zaman Batu Tua ( Paleolitikum)
Zaman Paleolitikum berarti zaman batu tua. Periode ini ditandai dengan adanya perkakas yang terbuat dari batu kasar, sederhana, dan sangat primitif.
Hasil kebudayaan Paleolitikum banyak ditemukan di daerah Pacitan (Jawa Timur) dan Ngandong (Jawa Timur). Untuk itu, para arkeolog sepakat untuk membedakan temuan benda-benda prasejarah di kedua tempat tersebut menjadi kebudayaan Pacitan dan Ngandong.
ADVERTISEMENT
Zaman Batu Madya ( Mesolitikum)
Zaman Mesolitikum diperkirakan berlangsung pada masa Holosen awal setelah jaman es berakhir. Pendukung kebudayaan ini ialah Homo Sapiens yang merupakan manusia cerdas.
Penemuan berupa fosil manusia purba banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Flores.
Ciri kebudayaan Mesolitikum tidak jauh berbeda dengan kebudayaan Palaeolitikum. Namun, pada masa Mesolitikum manusia yang hidup pada zaman tersebut sudah ada yang menetap.
Adapun kebudayaan Mesolitikum yang sangat menonjol dan menjadi ciri dari zaman ini, yaitu kebudayaan Kjokkenmoddinger, kebudayaan Abris sous Roche, kebudayaan Sampung Bine, dan kebudayaan Toala.
Zaman Batu Muda (Neolitikum)
Zaman Neolitikum merupakan perkembangan zaman dari kebudayaan batu madya. Alat-alat dari batu yang mereka hasilkan lebih sempurna dan lebih halus disesuaikan dengan fungsinya. Hasil kebudayaan yang terkenal di zaman ini adalah kapak persegi dan kapak lonjong.
ADVERTISEMENT
Fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah memiliki ciri berupa unsur-unsur kebudayaan. Contohnya, peralatan yang berasal dari batu yang sudah diasah.
Ciri lainnya adalah pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar. Hasil kebudayaan utama dari zaman Neolitikum antara lain, kapak persegi, kapak batu Chalcedon, dan kapak lonjong
(FNS)