Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Bergairah, Puslitkoka Jember produksi 40 juta benih kopi dan kakao
5 April 2019 11:19 WIB
ADVERTISEMENT

JAKARTA, kbarbisnis.com: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember, Jawa Timur mematok target produksi benih kopi dan kakao tahun 2019 sebesar 40 juta batang atau naik 6 juta batang dibandingkan produksi tahun 2018 sebesar 34 juta batang.
ADVERTISEMENT
Gairah petani untuk menanam kopi dan kakao serta meningkatnya konsumsi domestik menjadi alasan dari lembaga riset naungan PT Riset Perkebunan Nusantara (PRN).
Demikian dipaparkan Direktur Utama Puslitkoka Agung Wahyu Susilo kepada kabarbisnis.com di sela seminar Pupuk dan Mekanisasi Perkebunan di Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Agung mengatakan lembaganya mendukung upaya penyediaan tanaman benih kopi dan kakao bersertifikat baik vegetatif dan generatif. Peningkatan produksi didorong dari pengembangan tanaman disejumlah sentra perkebunan kakao dan kopi di seluruh Tanah Air. Apalagi ke depannya, Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen untuk memajukan produksi tanaman perkebunan.
“Kita sebagai produsen harus antisipatif seandainya ada permintaan jadi siap. Meski begitu, target produksi sudah berdasarkan pemetaan dan dan kita terus membaca peluang pasar di depan karena sifat benih tidak dapat disimpan terlampau lama,” kata Agung.
ADVERTISEMENT
Agung menambahkan produksi benih 40 juta batang ini terbagi atas dua komoditas perkebunan yakni benih kakao 20 juta batang dan benih bkopi 20 juta batang.Adapun di tahun 2018 lalu serapan pasar kakao dan kopi berbentuk benih sebesar 15 juta biji dan 2 juta klona tanaman kakao.Untuk kopi berkisar 17 juta butir.
Agung menambahkan Puslitkoka memiliki kebun benih di sejumlah kabupaten di Jawa Timur. Diantaranya 160 hektare (ha) di Jember, Malang 100 ha dan Bondowoso 100 ha baik benih tanaman benih maupun tanaman produksi .
“Puslitkoka selalu bersinergi dengan Kementerian Pertanian khususnya Ditjen Perkebunan. Kita sesuaikan program pemerintah kalau permintaan dengan skala besar kita siap,” kata Agung.
Puslitkoka terus merilis berbagai varietas benih kakao dan ditanam petani yaitu ICCRI 6, ICCRI 8 dan ICCRI 9. Puslitkoka juga mengembangkan varietas benih kakao MCC1 dan MCC2. Potensi produktivitas benih kakao Puslitkoka antara 2-3 ton per ha, cukup jauh dari rerata produksi nasional yang berkisar 800 kilogram per ha.
ADVERTISEMENT
Agus menjelaskan varietas benih kakao Puslitkoka ini memiliki keunggulan ketahanan terhadap penyakit vascular streak dieback (VSD) atau pembuluh kayu. Tanaman yang terserang penyakit ini menyebabkan daun kakao menjadi menguning dan berguguran. Gilirannya akan mematikan ranting.
“Dengan teknologi perbanyakan tanaman , memungkinkan petani memilik potensi keuntungan lebih besar karena hasilnya lebih banyak dan hemat biaya pupuk. Citra rasanya juga khas berbau harum bunga,” terang Agung.
Sementara untuk benih kopi bernama kopi super tetap menjadi primadona. Potensi produktivitas dapat mencapai 3 ton per ha, namun sangat bergantung perawatan termasuk pemupukan.Sama halnya dengan kakao, Puslitkoka mengembangkan benih kopi melalui teknologi perbanyakan.
Keunggulan benih kopi super tahan terhadap hama hematoda parasit.Segmen pasar Puslitkoka adalah petani dan PT Riset Perkebunan Nusantara (PRN). ”Mayoritas diserap perkebunan rakyat , melalui program bantuan baik Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT