Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
BI sebut neraca pembayaran RI tekor karena banyak masyarakat unduh gim
28 Maret 2019 15:39 WIB
ADVERTISEMENT
JAKARTA, kabarbisnis.com: Bank Indonesia (BI) menyebut aktivitas masyarakat di Tanah AIr yang demam mengunduh alias download game berbayar buatan asing bisa membahayakan neraca pembayaran Indonesia (NPI). Pasalnya tiap transaksi pembelian game tersebut akan membawa aliran uang dari Indonesia keluar.
ADVERTISEMENT
"Kalau main game itu keliatan nggak di neraca pembayaran Indonesia? Mudah-mudahan kelihatan. Yang pasti itu uang Indonesia yang keluar," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara pada diskusi di acara Peluncuran Buku Laporan Perekonomian Indonesia 2018 di Gedung BI, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019).
Dia menyebut, harga game yang dijual secara online mungkin memang tidak terlalu mahal. Mirza mencontohkan harga game di kisaran US$ 0,5 alias setengah dolar.
Namun yang perlu diingat, menurut Mirza, adalah berapa banyak orang yang melakukan pembelian game yang diproduksi oleh negara lain itu. Jika yang mengunduh game berbayar itu mencapai jutaan orang, tentu secara total jumlahnya tidak sedikit uang yang mengalir ke luar negeri.
"Untuk gamenya setengah dolar, tapi kalau yang main 2 juta orang, ya itu uang keluar untuk games itu," paparnya.
ADVERTISEMENT
Terkait hal tersebut, diharapkan game-game buatan anak bangsa bisa diproduksi sehingga Indonesia tak bergantung pada game buatan asing.
"Bisa nggak kita bikin game Indonesia, teman-teman di ITB, ITS, UGM buat game yang diproduksi anak-anak Indonesia. Jadi kalau itu bisa maka perlu skill, kalau mau lompat ke situ perlu skill," tambah Mirza.
Sebagai informasi saja, neraca pembayaran Indonesia sepanjang 2018 tercatat mengalami defisit US$ 7,1 miliar. Padahal dari data Bank Indonesia (BI) periode 2017 NPI mencatatkan surplus US$ 11,6 miliar.
Sejak 2015, NPI sudah defisit sebanyak 2 kali. Yakni pada 2015 NPI defisit sebesar US$ 1,1 miliar. Penyebab defisitnya NPI terjadi karena defisit transaksi berjalan yang lebih tinggi dibanding surplus transaksi modal dan finansial.
ADVERTISEMENT