news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Harga Avtur mahal, AirAsia rugi Rp998 miliar

Konten Media Partner
28 Februari 2019 11:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harga Avtur mahal, AirAsia rugi Rp998 miliar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
JAKARTA, kabarbisnis.com: PT AirAsia Indonesia Tbk (AAID) mencatatkan kenaikan pendapatan 54 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) di 2018 menjadi Rp 1,32 triliun dibanding Rp 1,02 triliun pada periode yang sama di tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Namun begitu, perseroan mengalami kerugian sebesar Rp 998 miliar. Beban usaha ini disebabkan pelemahan nilai mata uang rupiah dan juga tingginya harga avtur.
Adapun total avtur di tahun 2018 naik 53 persen dengan harga avtur rata-rata sebesar USD 85 per barel dibandingkan harga rata-rata 2017 sebesar USD 64 per barel.
Beban usaha lainnya seperti biaya sewa, pemeliharaan, dan perbaikan pesawat juga meningkat disebabkan oleh pelemahan rupiah dan tambahan pesawat pada kuartal IV-2018.
"2018 Merupakan tahun yang sangat penuh tantangan bagi operasional kami. Profitabilitas kamu juga sangat terdampak oleh meningkatnya biaya operasional yang didorong oleh peningkatan harga minyak dunia dan pelemahan rupiah sepanjang tahun," ujar Direktur Utama PT AirAsia Tbk Dendy Kurniawan di Jakarta, Rabu (27/2/2019).
ADVERTISEMENT
Namun demikian, pada tahun ini, dia optimistis dapat memperbaiki kinerja perseroan dan memperbesar pangsa pasar yang tanda-tanda perbaikanya telah terlihat di awal tahun 2019.
"Dengan kondusifnya lingkungan usaha, serta penurunan harga bahan bakar dan penguatan nilai mata uang rupiah, kami berencana untuk membuka hub baru di Lombok dan menambah 3 unit pesawat ke dalam armada kami sejalan dengan perluasan operasi ke bagian Timur Indonesia," jelas dia.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga jual Bahan Bakar Minyak ( BBM) jenis avtur yang berlaku pada 16 Februari 2019 mulai jam 00.00 waktu setempat.
Media Communication Manager Pertamina Arya Dwi Paramita mengatakan, Pertamina secara rutin melakukan evaluasi dan penyesuaian harga avtur secara periodik, yaitu sebanyak dua kali dalam sebulan.
ADVERTISEMENT