Konten Media Partner

PLTGU 450 MW dibangun di Sumenep, Madura tak lagi byar-pet

29 November 2017 14:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SUMENEP, kabarbisnis.com: Belum stabilnya aliran listrik di pulau Madura tampaknya bakal teratasi. Ini menyusul rencana PT PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Timur dan Bali (UIP JBTB) II yang akan membangun pembangkit listrik tenaga Gas dan Uap (PLTGU) di Sumenep dengan kapasitas 400 hingga 450 Mega Watt (MW).
ADVERTISEMENT
Dengan kapasitas itu, Pulau Madura bakal mandiri dalam kebutuhan listrik. Bahkan dari pembangkit ini Madura masih memiliki kelebihan kapasitas sekitar 150 MW.
Deputy Manager Perencanaan PLN UIP JBTB II, Kasirun mengatakan, selama ini kawasan Madura mengandalkan pasokan listrik melalui transmisi 150 Kilo Volt (KV) dan kabel UGC Suramadu 150 Kilo Volt (KV) yang maksimal hanya mampu mengaliri sebesar 285 MW.
"Kondisi tegangan ujung transmisi di GI Pamekasan saja saat inii sudah sekitar 130 KV. Artinya, kawasan Madura tidak bisa teraliri secara menyeluruh, utamanya di Kabupaten Sumenep. Sehingga kondisi aliran listrik kawasan ini sering tidak stabil," katanya saat media gathering di Sumenep, Selasa (28/11/2017) malam.
Dikatakan Kasirun, dengan beban puncak yang saat ini sebesar 183 MW dan dengan pertumbuhan sebesar 7,2% per tahun, diproyeksikan pada tahun 2022 sudah menjadi 278 MW atau mendekati kapasitas maksimum UGC yang sebesar 285 MW.
ADVERTISEMENT
"Artinya pada 2022 jika kondisi ini dibiarkan dan tidak ada upaya memperkuat pasokan listrik di Madura, tentu tidak bisa lagi ada penambahan," ujarnya.
Dengan kenyataan itu, Kasirun bilang, PLN melalui PLN UIP JBTB II memastikan untuk membangun PLTGU di Sumenep, tepatnya di Kecamatan Saronggi. Alasannya, daerah ini memiliki kandungan gas yang besar. Proyek yang akan mulai dibangun pada 2019 tersebut akan menempati lahan seluas 43 hektare. Ditargetkan, PLTGU di Sumenep akan bisa beroperasi pada tahun 2021.
"Saat ini tahapannya sudah proses perizinan. Kami bersyukur seluruh stakeholder seperti Pemkab Sumenep sangat mendukung rencana proyek ini. Demikian juga dengan masyarakat, karena ke depan proyek PLTGU ini akan banyak memberikan manfaat," jelasnya.
Kasirun menambahkan, dengan adanya pembangkit inj diharapkan Madura sudah tidak butuh suplai listrik dari Jawa. Namun, PLN masih tetap mempertahankan jaringan kabel bawah jembatan Suramadu untuk dikombinasikan dengan PLTGU Sumenep. Sehingga sisa listrik yang ada bisa ‘diekspor’ ke daerah lain.
ADVERTISEMENT
PLN UIP JBTB II memprediksi akan menelan biaya Rp 4 5 triliun termasuk pembebasan lahan. Untuk mendapatkan dana sebanyak itu PLN UIP JBTB II kata Kasirun, ada beberapa skema yaitu pinjaman luar negeri dan pinjaman dari bank-bank BUMN. “Kita akan ajukan proposal dulu ke beberapa pihak,” tuturnya.
Ketua CSR PLN UIP JBTB II, M Guritno Prakosa menambahkan, dengan surplusnya pasokan listrik di Madura, selain akan mampu mendongkrak rasio elektrifikasi juga diharapkan bisa menarik investor masuk. Saat ini, rasio elektrifikasi di Madura sebesar 70%, sementara khusus Sumenep baru sebesar 55%.
"Jadi ini yang perlu dipahami semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah daerah. Selain pasokan listrik di Madura akan stabil, juga menarik minat investor masuk," ujarnya.
ADVERTISEMENT