Konten Media Partner

Sasar 91 negara, obat hewan jadi motor ekspor hasil produk peternakan

9 Januari 2019 15:28 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
JAKARTA, kabarbisnis.com: Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat ekspor obat hewan nasional menjadi motor produk hasil peternakan dan kesehatan hewan. Bahkan ekspor obat hewan sudah menyasar ke 91 negara negara.
ADVERTISEMENT
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) I Ketut Diarmita menuturkan merujuk data realisasi rekomendasi ekspor kelompok obat hewan sepanjang 3,5 tahun terakhir (2015-2018 semester I) berhasil meraup devisa sebesar Rp 21,58 triliun atau 66,9% dari total ekspor produk peternakan dan kesehatan hewan yang mencapai Rp 32,13 triliun.Perolehan devisa ekspor itu setara 8.971.850.866 dosis yakni jenis sediaan biologik.
Kemudian 561.925 ton berjenis sediaan farmasemik dan premix. Apabila di tahun 2015, baru 69 negara menjadi tujuan ekspor, namun 3,5 tahun berikutnya sudah bertambah hingga 91 negara. Mayoritas berasal negara Uni Eropa yakni 31 negara, kemudian disusul benua Amerika (11 ), Afrika (15) Asia (33) dan negara bagian Australia (2).
ADVERTISEMENT
”Ekspor kelompok obat hewan belum banyak diekspose. Diterimanya obat hewan di 91 negara menandakan produk kita sudah memiliki daya saing tinggi dan dipercaya pasar internasional,” ujar Ketut di acara Bincang Asyik Pertanian Indonesia (BAKPIA) di Jakarta, Selasa (8/1/2019).
Ditjen PKH, sambung Ketut selaku regulator berperan memberikan jaminan mutu obat hewan yang akan diekspor. Bukan hanya melakukan peningkatan jumlah dari segi kuantitas saja, akan tetapi juga kualitas mutu produk dengan melakukan pengawasan obat hewan dari hulu, yakni produsen obat hewan, distributor obat hewan sampai dengan ke hilir, yakni para peternak selaku pengguna produk obat hewan.
Beberapa produk perternakan lainnya seperti ,produk susu dan olahannya juga menghasilkan sebesar Rp 3,08 triliun menembus pasar di 31 negara. Kelompok pakan ternak asal tumbuhan menyumbang Rp 3,34 triliun masuk ke 14 negara.selain itu, ekspor babi ke Singapura sebesar Rp 3,05 triliun.
ADVERTISEMENT
Kementan juga telah melakukan terobosan peningkatan ekspor ke beberapa negara untuk unggas, di antaranya ke Myanmar, Papua Nugini, dan Jepang. Pada tahun 2018, pemerintah juga sudah melakukan ekspor daging ayam olahan, DOC, dan pakan ternak.
Selain itu, Kementan memanfaatkan potensi ekspor ke negara ASEAN dan Timur Tengah, terutama komoditas kambing dan domba. Indonesia pun sukses melakukan ekspor perdana ke Malaysia sebanyak 2.500 ekor kambing dan domba.
“Kita ingin ekspor terus meningkat, manfaat ekspor yang didapat bukan hanya meningkatkan pendapatan pelaku usaha, tetapi juga menambah devisa serta mengangkat martabat bangsa Indonesia di mata dunia," ujar Ketut.
Menurutnya peluang pasar untuk komoditas peternakan di pasar global masih sangat terbuka.Seperti domba dan kambing. “Adanya permintaan dari negara di daerah Timur Tengah dan negara lain di kawasan Asia sangat berpotensi untuk dilakukan penjajakan,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT