Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Tercekik tarif kargo udara, logistik pindah ke angkutan darat dan laut
28 Februari 2019 11:27 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
JAKARTA, kabarbisnis.com: Kenaikan tarif kargo pesawat udara hingga mencapai 350 persen membuat kalangan perusahaan jasa pengiriman logistik mengalihkan transportasi dari udara ke moda transportasi lainnya.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Express Indonesia (Asperindo) Budi Paryanto di Jakarta, Rabu (27/2/2019).
"Sebagian besar sudah beralih ke angkutan darat dan laut. Kalau presentasenya sekitar 50 persen beralih," ujarnya.
Namun, perpindahan pilihan moda transportasi oleh para pengusaha logistik ini menimbulkan friksi. Pihak maskapai menganggap perpindahan moda transportasi ini merupakan bentuk boikot dari para pengusaha logisitik.
"Kami dianggap memboikot, padahal kita sama sekali tidak memboikot. Ini pilihan bisnis. Ketika kita tidak bisa menggunakan transportasi udara akibat harganya tinggi, kami harus alihkan ke angkutan darat. Jadi ini pilihan bisnis," kata Budi.
Budi menjelaskan, setelah berpindah ke transportasi laut, para pengusaha logistik tetap mengalami kendala. Pasalnya, pengiriman barang melalui jalur laut membutuhkan waktu yang panjang.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang menghambatnya, yakni di proses bongkar muatnya. Atas dasar itu, para pengusaha tengah memikirkan jalan terbaiknya mengenai permasalahan ini.
"Jadi dari awal kami ingin ada frighter. Nah, harusnya pemain airlines harus memikirkan juga dari jauh-jauh hari bahwa ini nanti perkembangannya lebih bagus," ucap dia.